Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gadaikan Gelang Pernikahan Untuk Biaya Mudik Lebaran

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Kantor Pegadaian Ramai

Sabtu, 18 Agustus 2012, 09:14 WIB
Gadaikan Gelang Pernikahan Untuk Biaya Mudik Lebaran
ilustrasi

rmol news logo Jelang hari raya Idul Fitri, Kantor Pegadaian lebih ramai dari biasanya.  Ada orang demi bisa pulang kampung menggadaikan mas perkawinannya.

Warno warga Kramat Raya, Jakarta Pusat terlihat sedang du­duk santai di ruang tunggu kantor Pegadaian Cabang Senen, di Ja­lan Atrium No­mor 50, Jakarta Pusat. Dia me­me­gang tas kecil di tangan kanannya. Beberapa me­nit kemudian, lelaki berusia 40 ta­hun ini bergegas men­datangi lo­ket pe­layanan karena no­mor urut­nya di­panggil petugas.

“Saya ingin  menggadaikan ge­­lang emas se­berat 10 gram,” kata Warno ke­pada petugas. Usai ber­transaksi, Wajah Warno terlihat sumringah.

Kepada Rakyat Merdeka, War­no menceritakan alasannya meng­gadaikan emas kesayangannya. Lelaki yang mengenakan kemeja putih bergaris-garis hitam sedang butuh uang tambahan untuk ke­per­luan Lebaran.  Karena peng­ha­silan sebagai pegawai swasta tidak mencukupi untuk meme­nuhi semua kebutuhan Lebaran. Dia memerlukan uang lebih un­tuk ongkos mudik ke  Wonogiri, Jawa Tengah bersama istri dan kedua anaknya.

Warno mendapatkan pinjaman dana sebesar Rp 3 juta. Me­nurut­nya, uang sebesar tersebut sudah cukup untuk tambahan biaya mu­dik dan membantu sanak sau­da­ra­nya di kampung.

Warno hampir setiap tahun memakai jasa Pegadaian untuk mendapatkan uang tunai untuk keperluan Lebaran. Dia memilih menggunakan jasa Pegadaian karena caranya mudah. Dalam waktu singkat bisa langsung mendapatkan dana cash.

Dia mengatakan, kalau sudah dapat pinjaman perasaan agak tenang. “Paling pusing nanti saat mengembalikannya,” katanya terkekeh.

Dia sudah menyiapkan rencana untuk menebus gelang emas yang digadaikannya tersebut. Warno akan menyisihkan pen­g­ha­si­lan­nya setiap bulan nanti setelah kem­bali mudik.  Tetapi bila sam­pai empat bulan belum terkumpul maka dia berencana akan me­minjam ke sanak saudaranya.

Kenapa menunggu empat bu­lan? Warno menjawab itu batas waktu yang diberikan Pegadaian. Jika tidak nanti akan dilelang. “Saya harus menebusnya. Gelang itu kenang-kenangan pernika­han,” katanya.

Tidak melulu orang yang da­tang ke kantor Pegadaian untuk mencari dana untuk kepentingan Lebaran. Berbeda dengan Warno, Sumarni datang ke kantor Pe­ga­daian untuk menebus per­hia­san­nya agar bisa dipakai di saat hari raya Idul Fitri. “Kalau nggak me­­ma­kai per­hiasan saat Le­baran saya me­rasa seperti ada yang ku­rang,”  ka­ta Sumarni.

Perhiasan yang ditebus warga Men­teng Jakarta Pusat ini berupa cincin dan kalung emas seberat 30 gram. Barang-ba­rang itu su­dah menginap di Pe­gadaian se­lama tiga bulan.

Dia berencana akan meng­ga­dai­kannya kembali setelah hari raya Idul Fitri. Karena, dia sedang membutuhkan untuk keperluan hidup lain.

Manager Operasional Pega­daian cabang Senen, Herry Su­bagio mengungkapkan, men­je­lang hari raya Idul Fitri kan­tor­nya mengalami peningkatan pe­ngunjung. Yang datang setiap hari mencapai 90 orang. Padahal hari biasa paling banyak yang datang 60 orang.

Dia mengatakan, fenomena mem­bludaknya masyarakat da­tang ke Pegadaian jelang Lebaran terjadi setiap tahun. Di tempatnya bertugas ini, masyarakat yang da­tang lebih banyak yang menebus perhiasan daripada gadai. Ke­mung­kinan masyarakat ingin memakai perhiasannya di hari Lebaran.

Pasca Lebaran biasanya ma­syarakat yang datang ke Pe­ga­daian juga ramai. Tetapi biasanya mereka ingin menggadaikan kembali barangnya.

Selain pasca  Lebaran, ma­syarakat banyak menggadaikan barang biasanya terjadi saat tahun ajaran baru sekolah. Karena ma­syarakat memerlukan dana untuk membiayai anak sekolah. Barang yang paling banyak digadaikan yaitu perhiasan emas, dan sisanya barang elektronik seperti laptop dan handphone. “Kendaraan ber­motor tahun ini kita sudah tidak melayani lagi karena sudah tidak punya gudang lagi,” katanya.

Pegadaian cabang Senen tidak membatasi transaksi setiap nasa­bah dalam menggadaikan barang. Berapapun yang dibutuhkan akan dilayani, meskipun jumlah pin­ja­man mencapai Rp 1 miliar. Na­mun untuk jumlah minimal ba­rang yang digadaikan, pihaknya membatasi. Barang yang digadai minimal Rp 50 ribu. Di bawah itu tidak dilayani.

Selama ini transaksi yang pa­ling banyak diminati masyarakat yaitu gadai emas. Karena nasabah mungkin menganggap tran­sak­si­nya mudah, cepat, dan bunga yang relatif rendah. Proses hanya 15 menit, dana bisa segera cair.  Masyarakat cukup membawa emasnya langsung diproses.

“Saya kira alasan lainnya, menggadaikan barang dengan meng­gunakan emas juga me­nguntungkan, karena melihat harga emas yang cenderung naik,” katanya.

Saat ditanya tentang maraknya kasus perampokan belakangan ini, Herry menjawab, masyarakat tidak perlu resah karena ke­ama­nan di kantor Pegadaian Cabang Senen terjamin. Ada tiga satpam akan terus berjaga siang dan ma­lam. Selain itu pengamanan juga ditambah anggota TNI. Untuk anggota TNI menggunakan pa­kaian sipil agar tidak terlalu mencolok.

Kantor Pegadaian Cabang Pa­sar Senen selama bulan Ra­ma­dhan buka dari Senin hingga Ka­mis mulai pukul 08.00 pagi 14.45 WIB tanpa istirahat. Se­mentara pada hari Jumat buka pukul 08.00 pagi-11.30 WIB. Istirahat pukul 11.30-13.00 WIB untuk mem­be­ri­kan pegawai menunai­kan shalat Jumat. Ke­mudian buka lagi pukul 13.00 pagi sampai 14.45 WIB. Hari Sabtu buka pukul 08.00 pagi sampai 12.30 siang.

Untuk masyarakat yang mau ber­kunjung namun belum me­ngetahui cara mengakses jasa Pe­ngadaian bisa bertanya ke ruang penjaga yang stand by di bela­kang pintu sebelah kanan.

Pegadaian IPO Tahun 2013

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mema­sukkan rencana penawaran sa­ham perdana (IPO) PT Pegadaian Persero dalam Program Pri­vatisasi Tahunan (PTP) tahun 2013. Sebelumnya, BUMN jasa penyaluran kredit kepada ma­syarakat ini dijadwalkan me­lak­sanakan IPO pada 2012. “Pe­gadaian masuk PTP 2013. Na­mun, kapan jadinya IPO belum tentu tahun itu juga,” kata Deputi Menteri BUMN Bidang Res­trukturisasi dan Perencanaan Strategis Pandu Djayanto.

Pandu menjelaskan, IPO da­pat direalisasikan bila men­dapatkan persetujuan dari Ko­mite Pri­vatisasi. Saat ini, Pe­gadaian difokuskan untuk mem­perkuat struktur perusahaan menyusul pergantian status dari  perusahaan umum jadi pe­ru­sa­haan terbatas.

Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Parikesit Suprapto meng­ungkapkan,  Pegadaian kini sedang mempersiapkan diri untuk dapat melakukan IPO.

“Kalau semakin cepat IPO semakin baik. Namun belum tahu be­rapa yang akan dilepas,” ka­tanya. IPO merupakan salah satu opsi dari pendanaan per­seroan. Opsi lainnya dengan menerbitkan obligasi yang di­rencanakan pada kuartal IV-2012, atau selambat-lambatnya awal 2013 mendatang. Surat utang ini diperkirakan sebesar Rp 2,5 triliun.

Dalam masterplan BUMN 2012-2014, Pegadaian dijad­walkan masuk dalam PTP 2014. Pegadaian direncanakan me­nawarkan saham perdana sebesar 35 persen.


Layani Pengiriman Uang Dari Luar Negeri

PT Pegadaian siap menghadapi transaksi pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia (re­mitansi) jelang Idul Fitri 2012 dengan menambah modal guna membayar kepada nasabah.

“Pada Lebaran ini, kami per­siapkan untuk penambahan mo­dal, agar bisa membayar nasabah yang ingin mengambil pengi­riman uang dan jumlahnya tidak kami batasi,” kata Staf Fung­sional Usaha Lain Pegadaian Cabang Senen, Jakarta, Tyas Ari Hidayat.

Menurutnya, pengiriman uang dari luar negeri biasanya me­ningkat 40 persen hingga 50 per­sen di musim Lebaran. Dana itu biasanya dikirimkan oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Warga Negara Asing (WNA) yang ke­luarganya berada di Indonesia. Jika dibandingkan dengan tahun 2011, penerimaan remitansi Pegadaian hingga Desember 2011 mencapai Rp 140 juta.

Sementara, penerimaan re­mitansi tahun ini hingga awal Agustus 2012 di Pegadaian Se­nen mencapai Rp 546 juta. Jum­lah itu meningkat hampir tiga kali lipat jika dibandingkan dengan penerimaan tahun lalu.

Walaupun demikian, Tyas me­ngaku pihaknya akan tetap me­matuhi peraturan yang ditetapkan Western Union sebagai jasa pengiriman uang di Pegadaian. “Kami dibatasi untuk pengiriman dari luar negeri per orang mak­simal Rp100 juta. Jadi dari situ kami bisa memperkirakan modal yang akan kami persiapkan,” katanya. Tyas. [HARIAN RAKYAT MERDEKA]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA