Saat ini, kondisi trotoar di Jalan Kemang I, Jakarta Selatan kotor dan kumuh. Gundukan tanah menumpuk tinggi di tengah trotoar. Bau tak sedap menyeruak dari tanah yang mulai menghitam. Tak banyak pejalan kaki yang lewat di temÂpat itu. Apalagi, sebagian jalan berlobang.
Tak lama kemudian, sejumlah pekerja sibuk membersihkan tanah yang menumpuk tingÂgi. Dengan bekal cangkul dan timba, tanah tersebut kemudian dipindahkan ke atas truk. Tiga jam kemudian, trotoar bersih dari gundukan tanah. "Kami ditugaskan mengangkut tanah. Soalnya, dua minggu lagi Dinas Bina Marga akan membangun trotoar baru," ujar Odon, salah seorang pekerja kepada
Rakyat Merdeka.
Berdasarkan pengamatan, di sepanjang Jalan Kemang I hingÂga Kemang Raya belum terlihat satupun kegiatan revitalisasi trotoar. Yang ada hanya sejumÂlah pekerja yang sibuk meminÂdahkan tanah yang menumpuk di atas trotoar. Tanah tersebut berasal dari galian kabel PLN. Bahkan, di sebagian trotoar berlobang sangat dalam. Alat berat bekhoe terus mengeruk tanah di sekitar trotoar. Setelah lobang cukup dalam, kabel PLN beruÂkuran besar itu langsung ditanam di dalamnya.
"Penataan trotoar dilakukan setelah pengerjaan kabel milik PLN tuntas," ujar Odon kembali.
Saat ini kondisi trotoar di Jalan Kemang Raya tidak ramah peÂjalan kaki. Lebarnya tak kurang dari satu meter. Permukaan tidak rata, bahkan di beberapa titik berlobang. Sebab, penutup saluÂran air itu hancur di makan usia. Sehingga, para pejalan kaki harus waspada dan ekstra hati-hati saat melintas. Hal itu ditambah denÂgan banyaknya pedagang kaki lima yang mangkal di atas trotoar. "Saya setuju rencana pemerintah yang akan melebarkan trotoar. Soalnya kondisinya sempit dan banyak lobang," keluh Satrio, warga Kemang, saat berbincang dengan
Rakyat Merdeka.
Namun, Satrio menginginkan adanya sosialisasi terlebih daÂhulu kepada masyarakat agar warga tidak kaget. Apalagi, saat pembangunan berlangsung pasti akan menimbulkan kemacetan parah. "Saat ini saja sudah macet. Apalagi saat pembangunan berlangsung," harap dia.
Terkait pembatasan kendaraan, pria berusia 35 tahun ini mengaku setuju dengan program tersebut. Sebab, akan menyulap Kemang menjadi kawasan nyaman dan bebas macet. "Jadi pejalan kaki bisa nyaman bila melewati kaÂwasan ini," ucapnya.
Kepala Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kelurahan Bangka, Mampang, Jakarta Selatan Amalia Primarini mengatakan, rencana revitalisasi troÂtoar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan telah disosialisasikan kepada masyarakat. Dinas Bina Marga, kata dia telah menggelar sosialisasi kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan juga perwakilan lima rukun warga (RW) di kawasan Kemang. "Harapannya (informasi) itu diturunkan ke masyarakat," ujar Amalia, kemarin.
Amalia bersama Dinas Bina Marga telah menggelar sosialÂisasi dengan 30-50 pengusaha yang terdampak revitalisasi beÂberapa minggu lalu. Sebagian kecil lahan mereka akan diguÂnakan untuk pembangunan peÂdestrian. "Apakah ada keberatan atau tidak. Sejauh ini setuju karena membantu usaha mereka juga," klaim dia.
Namun untuk pembatasan kendaraan pribadi dan pengÂgunaan shuttle bus, Amalia mengakui belum melakukan sosialiasi soal itu. Alasannya, menimbang kondisi masyarakat yang terdampak revitalisasi. "Jadi sementara programnya baru pedestarian dan pengaturan parkir," ucapnya.
Ke depan, Amalia juga akan kembali melakukan sosialisasi kepada masyarakat terdampak revitalasasi agar makin tahu program Pemprov DKI Jakarta. "Mungkin akhir pekan ini kami sosialisasi lagi," kata dia.
Sementara, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugara mengatakan, trotoar di kawasan Kemang akan diperÂlembar hingga 3 meter (kiri dan kanan) dengan Panjang 7,5 km. "Sebelumnya kecil, hanya 1-1,5 meter," ujar Hari.
Menurut Hari, revitalisasi akan dilakukan secara menyeluruh terÂmasuk lampu jalan, penghijauan, dan ubin pemandu. Lokasinya meliputi Jalan Kemang Raya dan Jalan Kemang I. "Penataan di kawasan Kemang akan mewuÂjudkan complete street, elemen yang ditata meliputi jalan, troÂtoar, beserta seluruh kelengkaÂpannya," jelasnya.
Hari mengungkapkan, revitalisasi di kawasan Kemang akan mencontoh keberhasilan trotoar di Jalan Thamrin dan Sudirman. Yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Saat ini kondisi infrastruktur bagi pejalan kaki di Kemang memprihatinkan. Padahal, Kemang merupakan salah satu pusat bisnis warga Jakarta.
Latar Belakang
Manjakan Pejalan Kaki Seperti di Jalan Thamrin
Revitalisasi trotoar Kemang sepanjang 7,5 km merupakan salah satu rencana Pemprov DKI Jakarta menata trotoar kawasan strategis di lima wilayah Jakarta pada tahun 2019. Sebelumnya, pemerintah hampir rampung mengerjakan penataan trotoar di kawasan Sudirman-Thamrin.
Rencananya, trotoar dibangun dengan lebar 3 meter di Jalan Kemang Raya dan Jalan Kemang I. Penataan dimulai pada Mei dan selesai pada Desember 2019. Saat ini, trotoar di Kemang tak lebih dari 1 meter. Setelah penataan trotoar tuntas, dilanÂjutkan dengan pembatasan kenÂdaraan pribadi. Para pengunjung akan diarahkan menggunakan shuttle bus yang telah disiapkan Pemprov DKI Jakarta.
Revitalisasi trotoar di Kemang akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 100 miliar, yaitu untuk membangun trotoar sepanjang 7 kilometer di kawasan Kemang dan 2,2 kilometer di kawasan Satrio-Casablanca.
Selain di Kemang, Pemprov DKI Jakarta juga akan melakukan penataan trotoar di Jakarta Pusat. Meliputi, Jalan Kramat Raya hingga Jalan Senen Raya, serta di kawasan Cikini terdiri dari Jalan Cikini Raya, Jalan Pegangsaan Timur, Jalan Pegangsaan Barat, Jalan Pangeran Diponegoro dan Jalan Raden Saleh Raya.
Di Jakarta Selatan penataan akan fokus di kawasan Kemang, yakni di Jalan Kemang Raya dan kawasan Kuningan sampai Tebet meliputi Jalan Prof Dr Satrio dan Jalan Casablanca. Di dua wilayah ini, rencananya penaÂtaan akan menggunakan konsep seperti di Sudirman-Thamrin.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan dalam waktu dekat akan melakukan revitalisasi kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Kawasan Kemang, kata dia, akan ditata seperti di Jalan MH Thamrin agar menjadi surganya bagi pejalan kaki. "Saat ini Kemang justru dikenal sebagai kawasan yang rawan macet dan tak ramah pejalan kaki. Terlebih lagi saat Sabtu dan Minggu. Padahal tempat ini berpotensi menjadi kawasan jalan-jalan dan kuliner," ujar Anies.
Anies mengungkapkan, panÂjang trotoar yang akan ditata kurang lebih 7 kilometer dengan lebar rata-rata 4 meter. Selain rekayasa lalu lintas, akan diseÂdiakan park and ride dan shuttle bus yang mengelilingi Kemang. Sehingga pelancong bisa bebas berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa repot menÂcari tempat parkir.
"Rencana revitalisasi trotoar di kawasan Kemang sudah disoÂsialisasikan ke warga saat mengÂgelar audiensi pada bulan Februari lalu. Mereka antusias mendukung penataan ini dan kami mendaÂpat banyak masukan dari warga Kemang," kata dia.
Walikota Jakarta Selatan Marullah menambahkan, revitalisasi trotoar di kawasan Kemang akan dimulai pada Mei 2019 dan ditarÂgetkan selesai pada November 2019. "Gambarnya sudah siap. Desember paling telat," ujarnya.
Marullah menambahkan, peÂnataan wilayah Kemang dengan menambah beberapa ruas trotoar di lingkup tertentu. "Yang ditata itu panjangnya ada sekitar 3,5-4 kilometer," ujarnya.