"Diketahui bahwa dalam kuartal 1 2024 telah terjadi pergeseran bulan puasa yang mempengaruhi penurunan pendapatan segmen tersebut," kata Sekretaris Perusahaan PJAA Agung Praptono dalam keterangannya, Minggu (5/5).
Agung menyatakan pendapatan tersebut turun 1,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yakni sebesar Rp 260,3 miliar.
Sebagai perusahaan properti yang juga mengelola kawasan wisata, karakter bisnis PJAA sangat dipengaruhi oleh musim libur.
Agung menyampaikan kalender Maret tahun ini hampir 70 persen merupakan bulan puasa Ramadan sehingga dinilai akan terjadi tren penurunan kunjungan wisatawan.
Hal ini tentu membawa konsekuensi peningkatan biaya yang mempengaruhi pencapaian laba perusahaan di Kuartal I 2024.
Kendati demikian, Agung optimistis kinerja perusahaan akan membaik pada semester satu tahun ini.
“Dengan didukung komitmen manajemen untuk mengendalikan Beban Operasional Pendapatan Operasional PJAA optimis kinerja perusahaan akan tergambar lebih baik pada Semester I 2024,” kata Ancol.
Sejumlah strategi yang dilakukan yakni belanja operasi lebih besar untuk persiapan menyambut musim puncak (peak season) libur Lebaran guna memberikan konten kawasan, pengalaman liburan, serta pelayanan yang semakin baik dan berbeda dari sebelumnya.
BERITA TERKAIT: