"Kalau jujur-jujuran saya selalu jadi korban dari isu agama dan isu SARA. Semoga di tahun ini semua pihak menyadari bahwa isu itu memecah belah dan tidak lagi digunakan untuk melakukan serangan terhadap orang lain," ujar Dedi Mulyadi saat menghadiri deklarasi kampanye damai yang digelar KPU Jabar, Selasa siang (24/9).
Paslon nomor urut 4 itu berharap tak ada lagi penggunaan robot atau buzzer untuk memainkan isu SARA. Sebab hal tersebut akan merusak iklim demokrasi di masyarakat.
"Kalau kita ingin berdemokrasi baik ya, daripada beternak akun lebih baik beternak ayam atau sapi agar masyarakat memiliki ketahanan pangan yang cukup," ucapnya, dikutip
RMOLJabar, Selasa (24/9).
Menurut mantan Bupati Purwakarta ini, di momen kampanye dipastikan isu musiman seperti soal patung akan terus muncul. Padahal ia sejak dulu berkomitmen untuk memberantas 'patung' di Jawa Barat.
Patung yang dimaksud adalah pemimpin dan masyarakat yang di dalam dirinya 'mematung' mental malas dan menjadi beban. Sehingga hal tersebut bagian dari sampah masyarakat yang harus diberantas.
Saat disinggung soal rencana kampanye selama 2 bulan ke depan, pria yang identik dengan iket putih itu masih akan menjalankan rutinitas biasanya dengan bertemu langsung masyarakat.
"Kampanye itu sebenarnya bukan pekerjaan yang kita lakukan ke depan, kampanye itu sesungguhnya adalah perbuatan yang pernah kita lakukan," pungkas Dedi Mulyadi.
BERITA TERKAIT: