Lokasi tersebut terletak di Kiara Payung, Kecamatan Jatinangor, dan Sakur Jaya, Kecamatan Ujung Jaya.
Usulan tersebut, mendapat sambutan baik dari Anggota Komisi I DPR Farah Putri Nahlia. Dia mendorong adanya akselerasi pembangunan Sekolah Rakyat di Sumedang.
"Pembangunan sebagai respons progresif terhadap tingginya angka putus sekolah dan kesenjangan pendidikan di Jawa Barat," ujar Farah kepada wartawan, Kamis 24 April 2025.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar 2024 mencatat 15 persen anak usia 7-15 tahun di Sumedang tidak menempuh pendidikan formal, didominasi oleh keluarga pra-sejahtera dan penyandang disabilitas.
Bagi Farah, rencana pembangunan Sekolah Rakyat bukan sekadar membangun gedung, tetapi memutus mata rantai kemiskinan.
"Setiap anak yang terlantar adalah kegagalan kolektif bangsa. Sekolah Rakyat harus menjadi mercusuar harapan, tempat anak-anak petani, buruh, dan penyandang disabilitas bisa belajar tanpa stigma," tuturnya.
"Kita akan pastikan mereka tidak hanya bisa baca-tulis, tetapi juga menguasai coding, kewirausahaan, dan nilai kebhinekaan," imbuh legislator PAN ini.
Pemilihan Kiara Payung sebagai lokasi pertama dinilai tepat secara geografis dan sosiologis. Kawasan ini dikenal sebagai kota pelajar dengan puluhan kampus. Sehingga memungkinkan kolaborasi dengan akademisi dan industri.
Sementara Sakur Jaya dipilih untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil yang selama ini terkendala akses transportasi.
BERITA TERKAIT: