Perdana Menteri Ulf Kristersson menyampaikan pernyataannya pada Selasa (16/5), di tengah persiapan putaran kedua pemilihan presiden Turkiye 28 Mei mendatang.
"Saat ini, kita tidak bisa mengharapkan apa-apa dengan proses ini. Saat ini Turkiye sibuk dengan politik dalam negeri," kata Kristersson, seperti dikutip dari
Daily Sabah.
"Sementara sudah jelas bahwa waktunya hampir habis," kata Kristersson mengacu pada ambisi negaranya untuk menjadi anggota KTT NATO di Vilnius pada Juli.
Meski begitu, dia mengatakan belum putus asa bahwa Ankara akan memberikan lampu hijau untuk aplikasi Swedia.
Swedia dan Finlandia meninggalkan kebijakan non-aliansi militer mereka yang telah berlangsung lama dan mendaftar untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Juni lalu, Turkiye dan kedua negara Nordik menandatangani sebuah memorandum untuk mengatasi masalah keamanan yang sah dari Ankara, yang akan membuka jalan bagi keanggotaan mereka di aliansi tersebut.
Tetapi demonstrasi provokatif oleh simpatisan teroris dan tokoh Islamofobia di Stockholm telah membuat para pemimpin Turkiye mempertanyakan komitmen Swedia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk keanggotaan NATO.
Swedia memperkenalkan undang-undang anti-teror baru sebagai tanggapan atas tuntutan Ankara, tetapi pejabat Turki mengatakan itu tidak akan secara otomatis mengarah pada ratifikasi tawaran keanggotaan NATO oleh Turkiye, yang menunjukkan bahwa upaya konkret lebih lanjut diperlukan.
Ankara sendiri sudah meratifikasi keanggotaan Finlandia, memungkinkannya menjadi anggota penuh aliansi militer pimpinan Amerika Serikat.
BERITA TERKAIT: