Para pengunjuk rasa menuduh bahwa Presiden Saakashvili tengah berusaha memperpanjang masa jabatannya sampai Oktober 2013, dengan mengusulkan perubahan UU negara itu yang disahkan oleh parlemen lama yang didominasi oleh Partai Gerakan Nasional Bersatu (UNM) pimpinan Saakashvili.
Sebagaimana dilansir
RIA Novosti (Sabtu, 5/1), para pengunjuk rasa memberikan ultimatum kepada Saakashvili dan memperingatkannya bahwa aksi protes akan menjadi lebih besar dan tersebar di seluruh negeri jika ia menolak untuk mengundurkan diri sebelum 20 Januari. Mereka bahkan mengancam akan memblokir akses ke istana presiden di Tbilisi.
Aksi ini berkaitan dengan pemilihan parlemen pada 1 Oktober lalu. Saat itu Saakashvili dari Partai UNM dikalahkan oleh koalisi oposisi Georgian Dream yang dipimpin oleh miliarder pengusaha Bidzina Ivanishvili.
Setelah Ivanishvili diangkat sebagai perdana menteri dan kabinet barunya disusun, mereka segera meluncurkan tindakan keras terhadap mantan pejabat pemerintah. Kabinet ini bahkan menuduh bahwa Saakashvili dan partainya telah merusak negara ini selama sembilan tahun pemerintahan mereka.
Serangan-serangan inilah yang kemudian membuat rakyat Georgia meminta Presiden Saakashvili untuk segera mundur dari jabatannya.
[ian]
BERITA TERKAIT: