Dalam data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (19/6), neraca dagang itu kembali melanjutkan tren surplusnya selama lebih dari empat tahun terakhir ini.
"Dengan demikian maka neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah dalam konferensi pers.
Meski demikian, nilai tersebut sedikit menurun jika dibandingkan surplus pada April 2024 kemarin sebesar 3,56 miliar dolar AS.
Menurut Habibullah, surplus tersebut ditopang oleh sektor nonmigas sebesar 4,26 miliar dolar AS (Rp69 triliun), namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,33 miliar dolar AS (Rp21 triliun).
Adapun ekspor Indonesia sepanjang Mei 2024 sendiri tercatat mencapai 22,33 miliar dolar AS (Rp365 triliun) atau naik 13,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara untuk nilai impor RI mencapai 19,40 miliar dolar AS (Rp317 triliun). Angka itu juga tercatat naik 14,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya, namun menurun 9,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BERITA TERKAIT: