Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Internet Di Stasiun Gambir Lemot, Lumayan Usir Kejenuhan

Banyak Diakses Penumpang Liburan Tahun Baru

Kamis, 29 Desember 2016, 09:29 WIB
Internet Di Stasiun Gambir Lemot, Lumayan Usir Kejenuhan
Foto/Net
rmol news logo Musim libur Tahun Baru 2017 telah tiba. Kereta api masih menjadi transportasi favorit warga yang ingin kembali ke kampung halaman.

Malam semakin larut, ribuan warga terus memadati Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (25/12). Puluhan kursi tempat menunggu kereta yang tersedia di peron selatan, telah penuh.

Akibatnya, sebagian besar penumpang harus berdiri sembari menunggu panggilan petugas. "Mau ke Yogya, menunggu kereta Argo Dwipangga," ujar Sukma Wijaya sambil memegangkoper yang dibawanya.

Hampir satu jam menunggu, akhirnya terdengar sayup-sayup suara petugas memanggil se­luruh penumpang kereta Argo Dwipangga jurusan Jakarta-Yogya-Solo untuk segera naik ke lantai 3 tempat pemberangkatan kereta jarak jauh.

Pasalnya, kereta kelas ekse­kutif itu akan diberangkatkan te­pat pukul 20.00 WIB. "Satu jam sebelum kereta berangkat, baru diperbolehkan naik ke atas," ujar Sukma sambil bersiap-siap mengemasi barang-barangnya.

Sebagai stasiun yang dikhusus­kan untuk pemberangkatan kere­ta kelas eksekutif jarak jauh, Gambir memang memanjakan penumpang. Berbagai gerai makanan tersedia di sudut-sudut stasiun yang berdampingan dengan kawasan Monas itu. Tak cukup sampai di situ, fasilitas internet juga tersedia, sehingga tidak mem­buat penumpang bosan menung­gu kereta. "Ada internet gratis, jadi tidak bosan kalau menunggu lama," ujar Sukma lagi.

Karena mayoritas penumpangtelah membeli tiket secara on­line, maka loket penjualan tiket terlihat sepi pembeli. Yang ramai justru tempat untuk pencetakan tiket secara mandiri. Ada tujuhmesin cetak yang tersedia. Beberapa petugas kereta membimbing dengan ramah calon penumpang yang terlihat kebingungan mencetak tiket secara mandiri.

"Seluruh tiket yang dibeli se­cara online, harus dicetak di sini agar dapat boardingpas," ujar Wibowo, staf Posko Natal dan Tahun baru di Stasiun Gambir.

Wibowo mengatakan, untuk mencetak tiket bisa dilakukan dengan mudah karena tinggal memasukkan kode booking, kemudian klik "cari" langsung keluar tiket yang berfungsi se­bagai boardingpas sebelum naik kereta. "Kalau belum mencetak tiket di sini, tidak diperbolehkan masuk ke peron," kata dia.

Sementara di pintu masuk peron utara, puluhan orang mengantri dengan rapi sambil menunjukkan boardingpas leng­kap dengan tanda pengenal diri. Petugas kereta api lantas menempelkan boardingpas ke alat pemindai. Setelah keluar data, baru diperbolehkan masuk.

Warga Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sukma menambahkan, saat ini kondisi Stasiun Gambir lumayan bagus karena sudah dilengkapi berbagai macam fasilitas, seperti gerai makanan hingga fasilitas internet gratis. "Tapi, internetnya agak lemot. Mungkin terlalu banyak orang yang mengakses," keluhnya.

Kendati demikian, kata dia, secara keseluruhan persiapan menghadapi liburan Natal dan Tahun baru cukup baik. "Mungkin kursi ruang tunggu saja dita­mbah agar tidak ada penumpang yang menunggu sambil berdiri," saran dia sambil terburu-buru ke lantai 3.

Begitu juga dengan Mustofa yang memanfaatkan libur akhir tahun untuk mengunjungi keluarganya di Kuningan, Jawa Barat. "Baru bisa berangkat hari Minggu, karena Sabtu kemarin sudah kehabisan tiket," ujar Mustofa.

Menurut pria berumur 30 tahunini, sekarang pelayanan kereta api sudah lebih baik dibanding sebelumnya. Apalagi, kata dia, saat ini pembelian tiket bisa dilakukan secara online. "Kursi tunggu juga telah terse­dia. Cuma ada beberapa lantai yang kurang bersih," kritiknya.

Mustofa akan menumpang KA Cirebon Express jurusan Cirebon yang diberangkatkan pukul 21.45 WIB. "Saya datang sejak habis maghrib agar tidak ketinggalan," ujar pria asal Bintaro, Jakarta Selatan ini.

Sementara di peron utara, kondisinya lumayan sepi. Penyebabnya, tempat ini memang dikhususkan untuk kedatangan penumpang. Tak jauh dari pintu masuk, terdapat puluhan kursi bagi penumpang yang ingin membatalkan perjalanan tapi su­dah terlanjur membeli tiket. Dua loket disediakan untuk melayani masyarakat. "Mau cancel tiket ke Surabaya besok pagi," ujar Anisa yang membatalkan tiket Kereta Argo Angrek Pagi ini.

Alasan pembatalan itu, kata wanita berjilbab ini, karena ada tugas mendadak dari atasannya yang tidak bisa diganti orang lain. Padahal, dia sudah membeli tiket melalui call center sejak sebulan lalu sebesar Rp 500 ribu.

"Dari pada hangus semua, yang mending dibatalkan. Syukur-syukurdapat ganti walaupun tak penuh," kata pekerja swasta di bilangan Kalideres, Jakarta Barat ini.

Sementara, Wibowo menam­bahkan, bagi penumpang kereta api yang membatalkan perjalanan diperkenankan sepanjang paling telat setengah jam sebe­lum keberangkatan. "Kalau kurang dari itu tidak bisa," kata pria yang mengenakan kemeja warna putih ini.

Namun, uang pengembalian tidak dikembalikan secara utuh dan dipotong sebesar 25 persen dari harga tiket. "Nanti uangnya langsung ditransfer ke rekeningpenumpang, paling telat sebulan sejak hari pembatalan," kata dia.

Sementara, Staf Tata Usaha Stasiun Gambir, Adi mengata­kan kepadatan penumpang libur Natal dan Tahun Baru terjadi hari Sabtu dan Minggu. Hari Sabtu (24/12), penumpang di Stasiun gambir berjumlah 14.084 dengan 34 perjalanan kereta. "28 reguler dan 6 tambahan," sebut dia.

Sementara hari Minggu (25/12), jumlah total penumpang12.738 dengan 35 perjalanan kereta. "28 reguler sisanya tam­bahan," kata dia.

Terpisah, Senior Manager Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) I Jakarta, Sapto Hartoyo memprediksi jumlah penumpang libur Natal dan Tahun Baru akan meningkat sebesar 4 persen dibanding tahun lalu. "Tahun ini ada 11 kereta tambahan," ujar Sapto.

Sapto mengatakan, selama libur Natal dan Tahun Baru, pihaknya mengoperasikan 328 perjalanan KAreguler dan 28 perjalanan KAtambahan, dengan total kursi sebanyak 212.564 kursi per hari.

Selain itu, lanjut dia, sebanyak 34.144 tiket setiap harinya dise­diakan selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru. "Tahun ini naik sekitar 21 persen dari tahun sebelumnya yang ada 28 ribu tiket, dulu kereta api tambahan hanya tujuh, sekarang 11," jelasnya.

Adapun tujuan tiket favorit penumpang, lanjut Sapto, yaitu Solo, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. "Tahun baru kita siapkan 1.083 petugas internal, bantuan TNI 20 orang, Polri 244 petugas dan ditambah enam anjing pelacak," jelasnya.

Sedangkan puncak arus balik ke Jakarta, ia memprediksi, akan dimulai tanggal 2 hingga 4 Januari 2017.

Latar Belakang
Musim Libur Penumpang Membludak, Dari 7 Ribu Jadi 10 Ribu Orang Per Hari

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menetapkan masa angkutan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2017 mulai 23 Desember 2016 hingga 8 Januari 2017.

Selama itu, jumlah penumpang kereta api diprediksi mengalami kenaikan 5 persen dibandingkan masa angkutan Nataru 2015, dari 179.097 penumpang menjadi 188.858 penumpang pada 2016.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menga­takan, jumlah penumpang kereta api selama libur Natal dan Tahun Baru meningkat dibanding hari biasa. "Di Stasiun Gambir biasanya 7 ribu menjadi 10 ribu setiap hari. Juga di Stasiun Senen, biasanya 15 ribu per hari, naik menjadi 50 ribu," ujar Budi.

Budi menambahkan, pening­katan jumlah penumpang juga terjadi di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma. Jumlah penump­ang pesawat terbang naik hingga 9 persen,” tandasnya.

Sementara, jumlah penumpangkapal laut menurun dari tahun lalu. "Kapal menurun banyak sekali, kalau kereta api naik 35 persen," sebut bekas Dirut PT Angkasa Pura (AP) II ini.

Dia menekankan, semua arma­da transportasi harus menguta­makan keselamatan penumpang. "Lebih baik tidak berangkat daripada tidak pernah sampai," tegasnya.

Selain itu, Budi menjelaskan, alokasi anggaran di Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tahun 2017 mencapai Rp 16,023 triliun, dari total anggaran Rp 45,983 triliun.

Anggaran tersebut, kata Budi, akan dialokasikan untuk reak­tivasi rel di beberapa wilayah seperti Jawa bagian selatan, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. "Nanti juga akan difokus­kan kepada pengembangan jalur double track," urainya.

Kemenhub menargetkan, pembangunan jalur kereta api baru sepanjang 175 kilometer tahun 2017. Selama 2015-2019, Kemenhub menargetkan pemban­gunan jalur kereta api sepanjang 3.258 kilometer. Hingga tahun ini, panjang yang telah terealisasi mencapai 199,59 kilometer. Penambahan panjang selama 2015, yaitu 85 kilometer dan 2016 sepanjang 114,59 kilometer.

Sementara peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api ditar­getkan sepanjang 7,3 kilometer dari target 2015-2019 yang ditetapkan sepanjang 1.225,8 kilometer. Sepanjang tahun 2016, realisasi target tercapai 28,4 kilometer.

Budi menambahkan, angga­ran juga akan digunakan untuk memenuhi target pembangunan stasiun atau bangunan opera­sional kereta api sebanyak 4 unit. Dari target selama 2015-2019 sebanyak 38 unit. Hingga saat ini, terdapat 15 unit dengan realisasi 2015 sebanyak 6 unit dan 2016 sebanyak 9 unit.

Selain itu, penumpang KRL Jabodetabek ditargetkan seban­yak 292,3 juta orang, naik 2,4 persen dari 2016. Sementara untuk penumpang kereta non KRL ditargetkan sebanyak 73,3 juta orang atau naik 1,5 persen. Untuk barang, kenaikan ditarget­kan sebanyak 5,5 persen menjadi 24,7 juta ton. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA