Jam menunjukkan pukul 18.30 WIB. Irwan duduk gelisah di ruang tunggu Bandara Adi Soemarmo, Solo, Selasa (12/7). Sorot matanya memandangi jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. "Dari tadi belum ada pengumuman berangkat nih," keluh Irwan.
Padahal, kata Irwan, maskapai Garuda yang akan ditumpanginÂya itu dijadwalkan berangkat puÂkul 18.50 WIB dari Solo menuju Jakarta. "Biasaya tidak telat. Tapi kok hari ini telat?" tanya dia dengan wajah kecewa.
Walhasil, pekerja swasta di bilangan Sudirman, Jakarta ini terpaksa membatalkan beberapa acara yang sudah direncanakan saat tiba di ibukota. "Ya, mau bagaimana lagi kalau delay seperti ini. Padahal saya sudah menunggu di bandara sejak jam 5 sore," ucapnya.
Pria yang mengenakan jaÂket hitam ini, sebetulnya telah membeli tiket sejak jauh-jauh hari agar mendapat harga murah. "Awalnya, hanya bayar Rp 700 ribu untuk keberangkatan 15 juli," sebut dia.
Namun karena ada panggilan dari atasannya, dia terpaksa mempercepat liburannya dan membeli tiket tanggal 12 Juli 2016. "Saya juga kena charge Rp 600 ribu untuk perubahan harga tiket," kata dia.
Kendati demikian, dia tidak mempermasalahkan harga tiket yang mahal, namun yang ia keÂluhkan hanya delay pesawat lebih dari 2 jam. "Tadi dapat info jam 9 malam baru berangkat. Ya sudah, batal semua agenda," keluhnya.
Biasanya, dirinya mengaku seÂlalu menumpang maskapai pelat merah karena ketepatan waktuÂnya, termasuk untuk keperluan libur Lebaran. "Tapi malam ini maskapai yang biasa delay, malah on time," ucap Irwan.
Tak lama kemudian, petugasmemberitahukan bahwa Garuda Indonesia dengan Nomor Penerbangan GA229 rute Solo-Jakarta dijadwalkan terbang pukul 21.00 WIB. Atas kompensasi keterÂlambatan tersebut, seluruh penumpang mendapat makan dan minuman.
Tak pelak, keterlambatan maskapai milik pemerintah itu menÂgakibatkan ratusan penumpang berjubel di ruang tunggu. Namun tidak sampai terjadi keributan. Kendati padat, seluruh penÂumpang masih bisa duduk di kursi yang tersedia. Ribuan penumpang juga tetap tertib di tempat duduknya masing-masing. Terlebih, penumpang anak-anak juga tidak rewel karena tersedian tempat area bermain di tengah-tengah ruang tunggu.
Tak hanya di Solo, kepadatan penumpang juga terlihat di Bandara Soekarno-Hatta. Ribuan penumpang memandati areal pengambilan bagasi di Terminal 3. Saking padatnya penumpang, banyak dari mereka yang tidak kebagian duduk saat menunggu bus yang akan mengantarkan ke sejumlah tempat di Jakarta maupun luar kota.
Sementara, Ridowati mengaku was-was saat akan menumpang maskapai Lion Air jurusan Solo-Jakarta. Pasalnya, maskapai berlambang Singa itu sering deÂlay. "Tapi mau bagaimana lagi, semua tiket pesawat sudah habis. Ya terpaksa beli ini," ujar wanita yang mengenakan jilbab itu.
Rencananya, wanita bertubuh kurus ini akan mengikuti perÂtemuan dengan rekan kerjanya di Jakarta pukul 10 malam ini. "Pesawat berangkat jam 8, samÂpai Jakarta jam setengah 10 malam. Semoga tepat waktu," harap dia dengan cemas.
Namun, Wati mengaku sangat senang setelah mendapat info bahwa pesawat akan berangkat tepat waktu. Alasan balik mengÂgunakan pesawat, Wati mengaku demi efektifitas waktu. Apalagi, pada Rabu (13/7) dia sudah harusmasuk kerja. "Kalau lewat darat pasti macet dan belum tentu samÂpai Jakartapagi hari," kata dia.
Apalagi, dia sudah mendapat izin cuti tambahan selama dua hari dari tempat dia bekerjadi bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. "Kalau besok tak masuk, gaji saya bisa dipotong," ujarnya.
Staf Humas PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, Solo, Dian Ratih mengatakan, meÂmasuki hari kelima pasca Lebaran, jumlah penumpang tetap padat dibanding hari biasanya.
"Ada 11 pesawat tiba yang membawa 1.344 penumpang dan 13 pesawat berangkat membawa 2.080 penumpang," ujar Dian di Bandara Adi Soemarmo, Solo.
Menurut Dian, puncak arus balik di bandara ini sudah terjadi sejak hari Sabtu dan Minggu lalu. "Atau H+3 dan H+4 Lebaran," sebut dia.
Saat puncak arus balik hari Sabtu (H+3), dia menyebut jumlah penumpang mencapai 4.551 orang dengan total 26 penerbangan, sedangkan kedatangan 4.102 orang. "Jumlah penumpang arus balik tahun ini, naik 32 persen dibanding Lebaran tahun lalu yang hanya 3.452 orang," sebut dia.
Sementara hari Minggu (H+4), lanjut dia, penumpang yang beÂrangkat berjumlah 3.025 orang dari 17 penerbangan, sedanÂgkan kedatangan penumpang sebanyak 1.955 orang dari 14 penerbangan.
Sedangkan untuk pesawat kargo selama Lebaran, lanjut dia, tiba membawa 5.189 kilogram, dan kargo berangkat membawa 4.447 kilogram. "Jumlah bagasi datang sebanyak 8.955, dan baÂgasi berangkat 18.408 buah," ucapnya.
Sedangkan untuk maskapai yang terlambat, dia mencatat, ada Nam Air rute Jakarta-Solo-Jakarta yang semula pukul 10.30 WIB tertunda menjadi 14.17 WIB karena alasan operasional.
Terpisah, Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Suriawan Wakan mengatakan, selama libur Lebaran mulai H-12 hingga saat ini, jumlah penumpang di bandara terbesar di Indonesia ini terjadi kenaikan sebesar 7 persen.
"Tahun ini jumlah penumpang mencapai 181.226 penumpang," ujar Wakan.
Namun, menurut Wakan, ada tren penurunan jumlah pesaÂwat jika dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 2 persen. Alasannya, kata dia, ada perubaÂhan penggunaan bentuk pesawat dari maskapai.
"Sebelumnya narrow body (sedang) menjadi wide body, sehingga ada penurunan secara kumulatif jumlah pesawat sekiÂtar 2 persen," sebut dia.
Wakan mengakui, jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta juga masih banyak hingga kini. Bahkan nyaris menyamai denÂgan penumpang yang datang usai Lebaran.
Penyebab penumpang yang berangkat masih ramai, kata Wakan, karena libur anak sekoÂlah yang berlangsung hingga saat ini. "Mereka umumnya tuÂjuannya ke daerah tempat wisata, seperti Denpasar, Yogyakarta, Makassar, Medan dan Padang," tutupnya.
Latar Belakang
Kenaikan Penumpang Pesawat 14 Persen
Musim libur Lebaran 2016, menjadi berkah tersendiri bagi perusahaan transportasi udara. Pasalnya, transportasi bebas macet itu, menjadi pilihan utama bagi para pemudik. Bahkan, keÂnaikannya mencapai 14 persen dibanding tahun 2015.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Sekjen Kemenhub) Sugihardjo mengataÂkan, lonjakan jumlah penumpang pesawat pada Lebaran tahun ini di luar dugaan.
Pasalnya, hingga hari ketiga setelah Lebaran (H+3), kenaikan jumlah penumpang angkutan udara ini mencapai 14,52 persen. Jumlah tersebut di luar prediksi Kemenhub sebesar 7,62 persen atau 4,6 juta orang.
Kenaikan jumlah penumpang itu, kata Sugihardjo, membuat transportasi udara menjadi yang paling diminati pada Lebaran taÂhun ini. Kondisi tersebut sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumÂnya. "Sebelumnya, orang naik pesawat kalau hanya ingin ke luar negeri," ucapnya.
Menurut dia, dengan tingginya jumlah penumpang pesawat menunjukkan daya beli masyarakat meningkat. Selain itu, biaya angÂkutan udara lebih terjangkau dan murah. "Berarti kompetisi berjalan dengan baik." ujarnya.
Sugihardjo menambahkan, jumlah penumpang terbanyak kedua dipegang bus antarkota antarprovinsi. Selanjutnya, kereÂta api, angkutan penyeberangan, kemudian angkutan laut.
Sementara, Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Publik Kemenhub, Hemi Pamuraharjo mencatat, secara komulatif jumÂlah penumpang udara nasional atau domestik sampai H+5 Lebaran, Selasa (12/7), menÂcapai 4.699.503 orang. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar 11,30 persen dibandingkan realÂisasi tahun 2015 yang berjumlah 4.222.335.
Hemi mengatakan, beberapa bandara utama di Tanah Air mengalami lonjakan arus peÂmumpang udara, seperti Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Djuanda Surabaya, Ngurah Rai Bali, Kuala Namu, Deli Serdang, Hassanudin Makassar serta Ahmad Yani Semarang dan Adi Sutjipto Yogyakarta.
Menurut Hemi, sebanyak 35 bandara di Tanah Air juga telah mengirimkan laporan secara ruÂtin ke Posko Angkutan Lebaran Terpadu 2016 di Jakata. "Jumlah penumpang udara nasional ini masih berpotensi untuk bertamÂbah, terutama menjelang hari masuk sekolah Senin pekan depan (18/7)," jelasnya.
Hemi menambahkan, jumlahkeberangkatan penumpang Internasional dari H-12 sampai dengan H+5 mengalami kenaikan sebesar 13,40 persen, dengan jumlah penumpang sebanyak 721.356 dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 636.137 penumpang.
Jumlah tersebut, kata dia, berasal dari 7 bandara, yaitu Soekarno�"Hatta Jakarta (CGK), Kuala Namu Internasional Medan, I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Makassar, Adisutjipto Yogyakarta, Husein Sastranegara Bandung yang dipantau. "Sebanyak 6 bandara telah mengirimkan laporan final dan 1 bandara (CGK) masih data sementara," tutup Hemi
Sebelumnya, berdasarkan data Angkutan Lebaran Kementerian Perhubungan 2016, jumlah penumpang transportasi udara diprediksi naik 7,62 persen menÂjadi 4,6 juta orang pada Lebaran 2016 dibanding 4,3 juta penumpÂang pada Lebaran 2015.
Jumlah penumpang penyeÂberangan diprediksi naik 3,54 persen menjadi 3,7 juta orang pada Lebaran 2016 dibanding 3,5 juta penumpang pada Lebaran 2015. Moda kereta api juga diperkirakan mengalami kenaikan jumlah penumpang sebesar 4,63 persen menjadi 4,1 juta orang pada 2016 dari 3,9 juta pada Lebaran 2015.
Selanjutnya, jumlah penumpangmoda laut diprediksi naik 2,9 persen menjadi 910.191 orang pada Lebaran 2016 dari 883.681 penumpang pada Lebaran 2015. Hanya jalur darat yang mengalami penurunan jumÂlah penumpang untuk Lebaran 2016, yakni sekitar 2,7 persen menjadi 4,57 juta orang pada Lebaran 2016 dari realisasi 4,7 juta penumpang pada Lebaran 2015. ***
BERITA TERKAIT: