Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AKSI BAKAR DIRI

Pria Misterius Itu Mahasiswa UBK?

Insiden Bakar Diri Di Depan Istana

Jumat, 09 Desember 2011, 10:20 WIB
Pria Misterius Itu Mahasiswa UBK?
ilustrasi, Bakar Diri Di Depan Istana

RMOL. Enam muda-mudi mendatangi gedung berlantai tiga di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, kemarin siang. Usia mereka rata-rata masih kepala dua. Mereka hendak menuju Unit Luka Bakar (ULB) di lantai dua.

Namun sebelum sampai di lantai yang dituju, mereka dicegat petugas keamanan. “Mau ke mana?” tanya petugas itu.

“Kami mahasiswa UBK. Yang dirawat di Unit Luka Bakar itu te­man kami. Ia anak Fakultas Hu­kum,” kata salah satu pemuda. UBK adalah kependekan dari Uni­versitas Bung Karno. Rom­bo­ngan kemudian naik ke atas.

Seorang perempuan yang ikut dalam rombongan itu terlihat menangis di depan lift lantai dua ruang ULB. Usianya sekitar 20 ta­hunan. Mengenakan kemeja panjang motif kotak-kotak, ia ter­duduk lemas. Kepalanya disen­derkan ke tembok.

“Dia satu kampus dengan saya. Dia itu pacar saya. Sudah lama kami menjalin hubungan,” kata perempuan itu di sela-sela tangisnya.

Sepuluh menit kemudian, ia turun ke lantai dan mendatangi meja sekuriti. “Saya yakin sekali ka­lau pria yang bakar diri itu te­man saya pak. Tolong saya di­be­ri­kan izin untuk melihat lang­sung,” pintanya sambil men­un­juk­kan foto pria terbakar di sebuah surat kabar terbitan Kamis (8/12).

Ia lalu mencoba mem­ban­ding­kan pria yang tubuhnya meng­hitam karena terbakar dengan dengan foto pria yang ada di tele­pon genggamnya.

Dari berbagai kemiripan antara foto di koran dengan foto di hand­phone, ia meyakini pria yang se­dang dirawat di ULB itu adalah kekasihnya.

“Tadi saya sudah menghubungi pihak kepolisian. Saya disuruh cek ke rumah sakit. Kalau sudah, saya disuruh hubungi kepolisian lagi,” tegasnya.

“Seluruh identitasnya ada sama saya di rumah, tapi tidak dibawa. Saya panik begitu mendengar be­rita orang bakar diri,” kata pe­rempuan itu kepada dua petugas keamanan rumah sakit.

Belum sempat menjelaskan identitasnya, perempuan itu sudah digiring petugas keamanan ke bagian Hubungan Masyarakat (Humas). Rombongan tak kem­bali ke ULB untuk memastikan bahwa pria yang menderita luka bakar itu adalah rekan mereka.

Rabu sore, sekitar pukul 17.30 WIB terjadi insiden di depan Istana Merdeka, Jakarta. Seorang pria berumur 30 tahun bakar diri di lokasi yang biasa digunakan aksi unjuk rasa.

Dengan tubuh menghitam, pria itu dilarikan ke RSCM dengan mobil polisi bak terbuka. Iden­titas dan motif pria itu melakukan bakar diri belum diketahui.

Kemarin siang, Rakyat Mer­deka mencoba menjenguk pria tersebut di ULB RSCM. Sayang­nya karena lukanya parah, dia tak diperkenankan dijenguk.

“Pasien itu memang ada di ruangan ini. Tapi tidak bisa dite­mui. Pasien ditaruh di ruang iso­lasi khusus dan masih dalam pan­tauan tim dokter,” kata se­orang petugas keamanan di lantai dua ULB.

Ada dua ruangan di lantai itu. Kedua ruangan dipisahkan oleh dinding dari kayu. Pintu kedua ruangan tertutup. Mengintip dari kaca di pintu, terlihat di dalam ruangan ruang itu terdapat kamar-kamar. Pintu kamar-kamar itu ter­tutup. Beberapa perawat mondar-mandir di lorong ruangan.

Informasi yang diperoleh, pria yang nekat bakar diri itu dirawat di ruangan sebelah kanan. Tak sembarang orang bisa masuk ke ruang perawatan pasien penderita luka bakar, apalagi ruang isolasi.

Pasien luka bakar rawan terkena infeksi. Untuk itu ruang perawatannya harus steril. Orang yang masuk ke ruang perawatan harus mengenakan pakaian khu­sus, masker, penutup kepala dan kaca mata. Tujuannya agar orang dari luar tak membawa kuman ke dalam ruang perawatan.

Dirut RSCM Akmal Taher me­ngatakan pihaknya belum menge­tahui identitas pria yang me­la­ku­kan aksi bakar diri itu. Saat tiba di RSCM, kondisi pria misterius itu buruk. Seluruh tubuhnya meng­hitam karena terbakar.

Tim dokter mendiagnosa pria me­ngalami luka bakar 97-98 per­sen. “Untuk peluang hidupnya sa­ngat kecil, karena lukanya yang cu­kup parah. Saat ini, pasien sen­diri masih dalam keadaan tidak sadar. Untuk pernafasan, pasien diberikan alat bantu dan terus di­berikan cairan agar bisa ber­ta­han,” jelas Akmal.

Dimulai Dari Tunisia, Mesir Lalu...

Identitas pria yang bakar di de­pan Istana Negara, Rabu sore ma­sih misterius. Bisa saja aksi ne­kat ini merupakan bentuk protes.

Aksi bakar diri sebagai bentuk protes pernah dilakukan beberapa pria di Mesir awal tahun ini. Salah satunya melakukan di luar gedung parlemen di Kairo.

 Seorang pria mengguyur tu­buhnya bensin lalu menyulut de­ngan api. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kondisi hidup yang buruk di Mesir.

Revolusi pun pecah di Mesir. Masyarakat anti Presien Hosni Mubarak menggelar aksi unjuk rasa di jalan-jalan Kairo. Kelom­pok ini sempat bentrok dengan ke­lompok yang pro Hosni Muba­rak maupun aparat keamanan.

Diterpa gelombang protes terus menerus, Hosni Mubarak yang sudah berkuasa 30 tahun akhirnya terjungkal dari kursi kekuasaan.

Gelombang protes lebih dulu melanda Tunisia. Pemicunya aksi bakar diri seorang mahasiswa bernama Mohammed Bouazizi.

Ia melakukan aksi nekat itu ka­rena dilarang polisi menjual sa­yur-sayuran tanpa izin pada De­sem­ber 2010. Bouazizi akhirnya meninggal awal Januari 2011.

Sebagian besar warga Tunisia me­mang mengalami kesulitan hidup akibat tingginya pengang­gu­ran, korupsi dan harga pangan yang melambung.

Masyarakat lalu turun ke jalan menggelar aksi protes terhadap pemerintah. Gelombang protes terus menerus memaksa Presiden Zine al-Abidine Ben Ali mundur dari jabatannya.

Apakah aksi bakar diri di In­donesia bakal memicu perubahan seperti di Tunisia dan Mesir? Kita lihat saja nanti.


Mata Melotot, Batuk-batuk

Bekas kain terbakar terlihat berserakan. Warnanya hitam karena hangus dimakan api. Lelehan plastik menempel di trotoar. Hingga kemarin sore (8/12), lokasi bakar diri yang dilakukan pria misterius, belum dibersihkan.

Setiap orang bisa mendekati lokasi ini. Sebab, tak garis dipa­sang garis polisi.  Bekas-bekas kain dan plastik terbakar terlihat di dua titik. Jarak kedua lokasi tak berjauhan. Kira-kira 1,5 meter.

Rabu sore, seorang pria tak dikenal melakukan aksi bakar di depan Istana Merdeka. Aksi nekat dilakukan di lokasi yang biasa dipakai unjukrasa.

Api sempat membakar diri­nya selama tiga menit, sebelum dipadamkan dengan siraman air. Pria misterius itu lalu di­la­rikan ke RSCM untuk men­da­patkan pertolongan.

“Memang di sini tempat pria itu melakukan aksi bakar diri. Dia terbaring di dua titik ini se­telah seluruh tubuhnya dikobari oleh api,” ujar Banuri, tukang sapu di kawasan Monas.

Pria misterius terlihat berja­lan di trotoar dari arah Jalan Tham­rin menuju ke Istana. Tepat di lokasi unjuk rasa tanpa ada peringatan terlebih dulu pria itu langsung membakar dirinya dengan bensin.

Lantaran tak melihat keane­han, orang-orang yang di situ tak tahu bagaimana awal pria itu membakar diri. Banuri yang se­dang menyapu baru memper­hatikan setelah kobaran api memperbesar.

“Saya langsung menghampiri dengan air secukupnya. Ada orang yang pakai air aqua. Ada juga yang pakai air dari ember milik tukang penjual mi­numan,” jelas Banuri.

Setelah api padam, pria asal Nganjuk ini bersama dua polisi membawa korban yang tubuh­nya hangus itu ke RSCM. Kor­ban diangkut dengan mobil bak terbuka milik polisi.

“Selama di dalam mobil, korban masih dalam keadaan sa­dar tapi tidak bisa bersuara. Ha­nya matanya saja yang ter­kadang melotot dan kadang ter­tutup. Sesekali dia juga batuk-batuk,” jelasnya.


Bakar Diri, Bentuk Protes Paling Keras

Mahasiswa yang bakar diri di depan Istana diduga maha­siswa. Meski identitas dan mo­tiv­asinya belum jelas, ma­ha­sis­wa dari sejumlah kampus meng­gelar aksi solidaritas.

Aksi dilakukan di depan RSCM sejak Rabu malam di­lan­jutkan Kamis. Kemarin siang, para menggelar aksi so­lidaritas dengan menyampaikan orasi.

Mereka yakin aksi bakar diri itu sebagai bentuk protes terha­dap kepemimpinan SBY.  “Ak­si bakar diri itu menunjukkan ka­lau masyarakat sangat ke­ce­wa dengan kepemimpinan Pre­si­den SBY. Tidak henti-henti­nya negeri ini dirundung masa­lah, dan puncaknya ma­sya­ra­kat rela membakar diri di de­pan Istana Negara sebagai ke­­ke­cewaaan kepada peme­rin­tah,” ujar salah seorang de­mons­tran dalam orasinya.

Tak hanya kalangan aktivis mahasiswa, para elite politik pun turut mengomentari aksi ba­kar diri. Ketua DPP Partai Ha­nura Yuddy Chrisnandi me­minta pemerintah tidak me­mandang remeh aksi ini. “Itu cara rakyat melontarkan kritik yang keras,” ujar Yuddy.

“Aksi itu juga menunjukkan kekesalan orang kecil kepada apa­rat negara yang dianggap ti­dak berpihak pada penderitaan rak­yat. Kepala Negara di­anggap men­jadi representasi itu,” katanya.

Staf Presiden Bidang Ko­mu­nikasi Politik Daniel Sparringga meminta masyarakat tak me­nganggap aksi bakar diri itu se­bagai tindakan heroik.

“Kami secara mendalam me­nya­takan rasa simpati dan seka­ligus keprihatinan atas aksi itu. Pusat perhatian Presiden SBY saat ini adalah memastikan bah­wa semua usaha me­nye­la­mat­kan nyawa yang bersang­kutan dila­ku­kan secara mak­si­mal,”ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Pre­­siden Julian Aldrin Pasha me­­ngatakan Presiden telah men­dengar ada aksi bakar diri di depan Istana Merdeka.

Beberapa saat setelah peris­tiwa itu, kata Julian, Presiden me­minta kepolisian berkoor­dinasi dengan pihak rumah sakit agar segera memberikan per­to­longan maksimal kepada kor­ban. “Presiden berharap agar pi­hak rumah sakit bisa optimal me­lakukan penyelamatan terha­dap korban,” ujar Julian.   [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA