Manisem mengaku, berada di Masjid Istiqlal sejak Senin subuh unÂtuk mengambil kupon daging kurÂban. Tapi tak kebagian. “Saya telat datang, baru hari ini ke IsÂtiqlal. Jadi tidak kebagian kupon. Coba kalau datang Minggu maÂlam, pasti dapat,†keluh Manisem.
Manisem tinggal di Bojong GeÂde, Bogor. Pagi-pagi buta, ibu ruÂmah tangga ini ke Istiqlal deÂngan menumpang kereta. Turun di Stasiun Gambir, dia berjalan kaki ke masjib termegah dan terbesar di Asia Tenggara ini. Tapi perjuangannya memperoleh seÂkilo daging kurÂban tak berhasil.
Gagal dapat daging, Manisem tak langsung pulang. Ia memilih ngaso di Istiqlal mengumpulkan tenaga untuk perjalanan pulang.
“Saya tinggal sementara disini (masjid) sampai Ashar sambil melepas lelah. Setelah itu baru pulang ke rumah,†katanya.
Nasib baik menghampirinya. Usai shalat Dzuhur, seorang paÂnitia kurban menawari satu bungÂkus plastik. Begitu dibuka isinya jeroan.
“Mereka (panitia-red) menaÂwari dan akhirnya saya ambil. LuÂmaÂyan dari pada nggak dapat sama sekali,†kata Mani.
Setelah mendapat jeroan, MaÂnisem bergegas pulang tak meÂnunggu hingga Ashar. Saat bungkusan plastik putih yang diperoleh dibuka, bau menyengat meÂnyeruak. “Harus segera diÂolah. Kalau kelamaan bisa busuk jeroannya,†kata dia.
Suasana Masjid Istiqlal menÂjeÂlang siang sudah tak ramai. BerÂbeda dengan dini hari. Saat itu, ribuan orang berdesak-desakan dan berebutan mengambil daging.
Bekas pembagian daging kurÂban masih terlihat. Dua tenda beÂsar di atas jembatan yang ke pintu yang mengarah ke Gereja KaÂtedral masih berdiri.
Beberapa orang terlihat sudah mencopoti tenda besar di dekat pintu Al-Fattah. Besi-besi peÂnyangÂga tenda dipreteli lalu diÂangkut ke truk.
Pembagian hewan kurban diÂpusatkan di Taman Wijaya KuÂsuma, Masjid Istiqlal Jakarta. Di deÂpan taman masih terpasang spanÂduk besar warna hijau yang berÂtuliskan “Dengan semangat idul kurban dan tahun baru hijÂriyah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dalam membangun kehidupan bangsa yang sejahtera lahir dan batinâ€.
Masuk lebih dalam terdapat plang tembok besar yang bertuÂlisÂkan “Masjid Istiqlalâ€. Tak jauh dari plang terdapat tenda berÂukuran 4x25 meter. Di sinilah tempat orang-orang mengantre mendapatkan daging kurban.
Pembagian daging kurban berÂlangsung pukul 05.00-07.00 WIB. Sebelum mengambil daÂging, ribuan orang datang berÂbonÂdong-bondong memadati pelaÂtaran masjid untuk menÂdaÂpatÂkan kupon. Kupon ini bisa ditukar dengan satu kilo daging.
Sejak pukul 03.00 WIB, peÂlataran masjid sudah penuh diÂpaÂdati orang. Mereka mengantre dan menunggu loket kupon yang dibuka pukul 04.30 WIB.
Beberapa unit satuan pengaÂmanan dari unsur Kepolisian dan Satpol PP disiagakan untuk menÂjaga ketertiban. Begitu loket diÂbuka terjadi desak-deÂsakan di antara pengantre.
Di saat yang sama, orang-orang terus berdatangan memasuki masÂjid lewat pintu masuk gerÂbang utama.
Selepas shalat Subuh atau puÂkul 05.00 WIB, begitu loket pembagian daging dibuka, terjadi akÂsi dorong-mendorong. Meski telah disediakan kursi untuk meÂngantre, banyaknya orang memÂbuat aksi saling dorong tak dapat dielakkan
Sekretaris Panitia Kurban MasÂjid Istiqlal, Wahyono mengaÂtaÂkan, jumlah hewan kurban yang diÂsembelih melonjak tajam diÂbanÂding tahun lalu. “Tahun lalu hanya ada 17 sapi dan 328 kamÂbing. Sementara tahun ini sebaÂnyak 60 ekor sapi dan 27 ekor kambing,†katanya.
Jumlah hewan kurban tahun ini melonjak karena ada sumbangan dari masyarakat muslim Turki yang tinggal di Indonesia. MeÂreka menyumbang 45 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Karena jumlah hewan kurban bertambah, waktu pemotongan diÂpercepat.
“Yang tadinya pukul 20.00 WIB, sekarang kita mulai pukul 16.00 WIB, sampai menÂjelang subuh,†kata Mubarok, Ketua Panitia.
Hewan-hewan kurban disemÂbeÂlih 60 orang yang berprofesi seÂbagai tukang potong hewan. “Mereka terdiri dari dua tim, maÂsing-masing ada 30 orang. DiÂambil dari Rumah Potong HeÂwan (RPH) di Jakarta, khususnya di Pulo Gadung,†katanya.
Wahyono menjelaskan daging kurban yang diperoleh seberat 8,5 ton. Daging ini dibagi-bagikan keÂpada 10 ribu orang. “Kami teÂlah membuat 10 ribu kupon yang masing-masing bungkusnya seÂberat 1 kilogram,†katanya.
Panitia tak menerapkan kriteria orang yang berhak mendapatkan daging kurban. Setiap orang yang datang dan memiliki kupon akan mendapat daging. “Bila ada orang yang datang ke masjid langÂsung kami beri kupon,†katanya.
Kupon ini bisa ditukar dengan satu kilogram daging kurban. Kupon hanya diberikan kepada orang dewasa. “Kalau ada ibu-ibu yang membawa anak-anak, kami hanya memberi satu kupon,†katanya.
Meski sempat diwarnai desak-deÂsakan, Wahyono bersyukur pembagian daging kurban di MasÂjid Istiqlal berlangsung lancar dan tertib.
Untuk pengamanan, pihaknya menurunkan 40 petugas keaÂmanÂan internal, 90 anggota SaÂtuan Polisi Pamongpraja dan 90 angÂgota Kepolisian.
Rambo 2 Dipotong Pertama
SBY Kurban Sapi 1,2 Ton
Ketua Badan Pelaksana PeÂngelola Masjid Istiqlal Mubarok mengatakan, Presiden SB meÂnyerahkan sapi kurban seberat 1,2 ton. Sementara Wapres BoeÂdiono sapi 1,1 ton.
Tahun ini, Masjid Istiqlal meÂnerima hewan kurban terdiri dari 60 ekor sapi dan 27 ekor kamÂbing.
Selain dari Presiden dan WapÂres, Menteri Agama SurÂyaÂdharma Ali dan Wakil Gubernur Prijanto juga berkurban satu ekor sapi. Sebanyak 45 ekor sapi lainÂnya berasal dari masyarakat Turki yang tinggal di Indonesia.
Mubarok mengucapkan teriÂma kaÂsih kepada Presiden SBY dan Wakil Presiden, Boediono yang menyerahkan hewan kurÂban ke Masjid Istiqlal. Hewan kurban ini dipotong bersama dengan hewan lainnya.
Sapi kurban sumbangan PreÂsiden SBY yang berjuluk Rambo 2 mendapat giliran pertama daÂlam sesi pemotongan hewan kurban di Masjid Istiqlal.
Tak ada masalah berarti dalam proses penyembelihannya. SeÂteÂlah melalui proses peÂmoÂtongan, organ-organ penting sapi terseÂbut keÂmudian diperiksa kadar higieÂnitas dan kelayakannya.
“Sapi dari Presiden tidak ada masalah. Semua organnya layak konsumsi,†ujar Kepala Seksi PeÂternakan Suku Dinas Peternakan Eko HenÂdri Wicaksono.
Mirip Pemilu, Abis Ngambil Celupkan Jari ke Tinta
Untuk mencegah pengamÂbilÂan berulang kali, panitia meÂnanÂdai setiap orang yang sudah mendapatkan daging kurban.
Pemegang kupon diminta mencelupkan jari tangan ke tinÂta setelah mendapatkan daÂging. Mereka yang sudah dapat juga diÂarahkan ke luar komÂpleks Masjid Istiqlal.
“Setelah mendapat daging lalu mencelupkan jarinya ke tinÂta seperti pemilu. Kemudian keluar dari kawasan Istiqlal. Jangan sampai karena suatu pemÂbungkus daging tapi kuÂrang tertib,†kata Ketua Panitia Kurban di Istiqlal Mubarok.
Mubarok mengatakan, pemÂbaÂgian daging kurban dilaÂkuÂkan Senin dini hari pukul 05.00 WIB. Karena jamaah yang henÂdak shalat Subuh masuk meÂlalui pintu kolam air, mereka yang hendak mengambil daÂging maÂsuk lewat pintu Adipura.
Antrean orang yang hendak mendapatkan daging pun diÂpisah. Pria dan wanita tak diÂgabung. Tapi diatur dalam baÂrisan tersendiri.
Pemisahan ini untuk menÂceÂgah pria yang bertenaga lebih kuat mendominasi pengamÂbilÂan daging.
“Setiap gelombang antrean berjumlah 500 orang, 250 orang untuk laki-laki dan 250 untuk perempuan,†ujarnya.
Sebelum mengambil daging, mereka terlebih dulu mengamÂbil kupon. Kupon ini lalu dituÂkarkan dengan daging. LoÂkasi pengamÂbilan daging berÂbeda dengan peÂngambilan kuÂpon.
Panitia menyediakan makanÂan dan minuman ala kadarnya kepada pengantre.
Walaupun sudah diatur seÂdeÂmikian rupa, pembagian daging sempat diwarnai aksi desak-deÂsakan dan rebutan. Tapi, MuÂbarok membantah terjadi kericuhÂan.
Menurut dia, pembagian daÂging kurban untuk tahun ini justru berjalan lebih tertib. DaÂging kurban yang dibagi-bagiÂkan pun lebih banyak.
Tahun ini, Panitia membagi-bagian 10 ribu kupon. Setiap kuÂpon bisa ditukar dengan satu kiloÂgram daging. Sebelumnya, panitia hanya membuat 5 ribu kupon.
“Mungkin mereka berebut karena ingin cepat-cepat duduk di kursi yang ada di tenda itu seÂbelum menuju loket pemÂbaÂgian daging kurban. Jadi tidak ada kericuhan,†katanya.
Hiyyy... Ada Cacing di Hati Sapi Kurban
Suku Dinas Peternakan dan Pertanian Jakarta Pusat meneÂmuÂkan sapi kurban di Masjid IstiqÂlal yang terinspeksi cacing hati.
Kepala Seksi Peternakan SuÂku Dinas Peternakan dan PerÂtaÂnian Jakarta Pusat Eko HenÂdri Wicaksono menjelaskan, ciri-ciri hewan terinfeksi cacing.
“Kalau ada putih-putih gitu, itu jaringan parut. Itu adalah jaÂringan bekas luka karena diÂgeÂrogoti oleh cacing hati,†kata Eko.
Eko menegaskan, hati sapi yang rusak ini tidak layak diÂkonÂsumsi manusia. “KetiÂdakÂlayakannya masih bersifat lokal, bukan sistemik. Pada kaÂsus seperti ini, hanya bagian yang rusak saja yang perlu diÂbuang, sementara bagian lain mÂasih sehat untuk dikonsumsi,†katanya.
Eko mengungkapkan, tim dokter menemukan sapi yang hatiÂnya sudah penuh cacing. CaÂcing-cacing itu sudah memÂbentuk jaringan ikat.
“Jaringan ikat ini sebenarnya tidak berbahaya bagi kesehatan selama bisa dipastikan cacing di daÂlamnya sudah disterilkan. NaÂmun, secara umum hati yang sudah berjaringan ikat tidak layak konsumsi,†ujarnya.
Cacing hati kerap ditemukan pada sapi-sapi yang dipotong. JumÂlah yang terinfeksi berkisar 1-5 persen dari 100 sapi yang dipotong.
Eko menjelaskan, kerusakan organ akibat terinfeksi cacing itu hanya bersifat lokal. Bagian yang tidak terinfeksi masih bisa dikonsumsi.
Tapi, kalau terinfeksi virus Anthrax atau Tubercolosis (TBC), seluruh bagian sapi haÂrus dibuang. Sebab, berbahaya bila dikonsumsi manusia. “ViÂrus ini biasanya dideteksi pada ingus,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.