Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kebanjiran Order, Pinjam Mobil ke Showroom

Melihat Bisnis Rental Mobil Jelang Mudik Lebaran

Jumat, 19 Agustus 2011, 08:53 WIB
Kebanjiran Order, Pinjam Mobil ke Showroom
ilustrasi, Bisnis Rental Mobil
RMOL. Spanduk berukuran 1x1 meter diikatkan seadanya di bagian belakang sebuah mobil yang diparkir di bahu Jalan Dewi Sartika, Cililitan, Jakarta Timur. “Paket Lebaran Dengan Harga Murah,” demikian isi spanduknya.

Lewat spanduk itu pemilik pe­nyewaan (rental) mobil pribadi mencoba menarik orang agar menggunakan jasanya. Tipe mo­bil dan nomor yang bisa dihu­bungi tak lupa dicantumkan di spanduk.

Spanduk ini tampaknya cukup efektif menarik perhatian para pengendara yang melintas di ja­lan itu. Ada yang sekadar me­lihat. Ada juga berhenti dan mencatat nomor kontak yang tertera.

Jika diperhatikan, peman­da­ngan yang sama  terlihat di kedua sisi Jalan Dewi Sartika. Puluhan mobil pribadi dari berbagai tipe parkir di sepanjang jalan. Mobil-mobil ter­sebut beralih fungsi jadi tempat pemasangan spanduk rental mobil.

Para pemilik usaha rental mo­bil di situ tampaknya bersaing un­tuk menarik perhatian kon­su­men. Itu dapat dilihat dari isi spanduk yang dipasang. Semuanya meng­klaim sebagai rental mobil paling murah. Ada puluhan orang yang membuka jasa rental mobil di sepanjang jalan ini.

Di salah satu rental mobil tam­pak dua pria asyik berbincang. Pria di balik meja menyodorkan bro­sur. Sembari menjelaskan se­suatu, pria berkopiah itu memen­cet-pencet tombol kalkulator dengan telunjuk.

Lawan bicaranya adalah calon konsumen yang hendak menye­wa mobil untuk mudik Lebaran. Setelah bernegosiasi, uang pun diserahkan sebagai panjar.

Mudik telah jadi tradisi seba­gian masyarakat ibu kota men­jelang Lebaran. Berburu ang­ku­tan pun dilakoni demi berkumpul de­ngan keluarga besar di kam­pung halaman saat hari raya Idul Fitri.

Sebagian memilih meng­gu­na­kan angkutan umum seperti ke­reta, bus, dan pesawat. Lainnya me­milih menyewa mobil untuk pulang kampung. Para pengelola rental mobil pun berlomba me­manfaatkan peluang itu untuk me­raih untung. Mereka pun mem­buat paket mudik Lebaran.

PT Cililitan Utama Jaya ter­ma­suk yang menawarkan paket ini. Perusahaan rental mobil ini ber­alamat di Jalan Dewi Sartika No­mor 25 Jakarta Timur, persis di belakang Pusat Grosir Cililitan.

Kepala Bagian Administrasi dan Customer Servis PT Cililitan Utama Jaya, Yati Giyati menu­tur­kan, pihaknya mengalami lon­jakan penyewaan mobil men­jelang Lebaran. “Naiknya bisa 100 persen kalau lebaran. Terka­dang kita kewalahan melayani orang yang ingin mudik. Mo­bil­nya sampai kurang,” ujarnya ke­pada Rakyat Merdeka.

Rental mobil ini menawarkan tiga paket mudik Lebaran. Yaitu, paket lima hari seharga Rp 3,5 juta, paket tujuh hari Rp 4,45 juta dan paket 10 hari Rp 6 juta. “Ba­han bakar, tol, dan parkir ditang­gung penyewa,” ujar Yati.

Namun, harga paket itu masih bisa berubah disesuaikan dengan tipe mobil yang dipakai. Kijang In­nova keluaran terbaru misal­nya, untuk paket lima hari dikenai tarif Rp 3,75 juta dan paket se­puluh hari Rp 6,5 juta.

Sementara, untuk jenis mobil Avanza, Xenia, APV, dan Luxio dike­nai tarif Rp 2,75 ––3,5–juta untuk paket lima hari. Untuk paket sepuluh hari Rp 5-5,5 juta.  “Lebaran biasanya kita bikin pa­ket, minimal 5 hari. Kebayakan sih kalau Lebaran, nyewa 7- sam­pai 10 hari ke luar kota,” ujarnya.

Yati mengungkapkan, sepuluh hari menjelang Lebaran mobil-mobil PT Cililitan Utama Jaya te­lah 50 persen di-booking. Peme­san dimulai sejak awal Rama­dhan. “Kita mempunyai 45 unit mo­bil dari berbagai tipe dan merk. Sekitar 50 persen sudah di­kasih panjar. Dari penglaman tahun-tahun yang lalu pasti habis dipesan,” katanya.

Menurut Yati, sebagian besar kon­sumen sudah mengambil mo­bil pada H-5. “Minimal H-1 bia­sanya sudah pada jalan semua.” Ia memastikan mobil yang di­sewakan untuk mudik Lebaran dalam kondisi baik.

“Sudah ready pakai, karena sudah kita servis semua. Untuk mesin, dijamin nggak bermasalah selama perjalanan. Tapi kalau terjadi masalah di jalanan, sudah menjadi risiko penyewa,” ucapnya.

Bagi konsumen yang kelelahan mengemudi saat mu­dik, PT Cililitan Utama Jaya juga menyediakan jasa supir. Pada hari biasa tarif jasa sopir Rp 100 ribu sehari, pada musim Lebaran ta­rifnya naik dua kali lipat.

“Kalau pakai jasa supir 200 ribu perhari ketika musim leba­ran. Belum termasuk makan sama uang rokok. Itu jadi tanggungan penyewa,” kata Yati.

Yati menambahkan, pemudik yang memakai mobil rental milik PT Cililitan Utama Jaya keba­nya­kan untuk tujuan Jawa. Tapi, pi­hak­nya mempersilahkan jika hen­dak dibawa mudik ke Sumatera.

“Sebenarnya kita nggak mau tahu mereka ke mana, selama mereka bayar. Kebanyakan sih ke daerah Jawa. Ada juga satu dua ke luar Jawa seperti Lampung, paling jauh Palembang,” katanya.

Hal senada juga diutarakan pe­ru­sahaan rental mobil lainnya. Ma­na­ger Pemasaran CV Putra Cil­i­litan Utama Jaya, Iksan Rianti me­ngatakan omsetnya naik dua kali lipat pada musim mudik Lebaran.

Untuk melayani pemesanan yang meningkat, pihaknya me­ngajukan peminjaman mobil ke showroom. “Kita punya 11 mo­bil. Kita mau minta bantuan ke show­room, sifatnya pinjam sela­ma lebaran saja. Kita minta seki­tar 7-15 unit, belum tahu apakah dipenuhi atau tidak,” ujarnya.

Biasanya saat musim mudik pihaknya menaikkan tarif rental menjadi dua kali lipat dari hari biasa. Untuk mobil Kijang In­no­va dikenai tarif Rp 700-800 ribu per hari. Pada hari biasanya ha­nya Rp 400 ribu.

“Kalau Avanza, Luxio, APV, Xenia hari biasa cuma 300 ribu, kalau lebaran naik jadi 600-700 ribu. Untuk Swift, Yarris, Splash, Jazz hari biasa kena 350-400, kalau Lebaran naik jadi 700-800 Yang paling murah Karimun, dari 250 ribu naik jadi 450-500 ribu,” jelas Iksan. Pihaknya juga me­na­warkan paket mudik kepada kon­sumen. Paket ini memberikan po­tongan tarif Rp 50-100 ribu.

Iksan mengungkapkan, CV Putra Cililitan Utama Jaya bisa meraup keuntungan bersih Rp 20 juta pada musim mudik tahun lalu. Dia berharap, Lebaran tahun ini bisa menembus angka yang sama bahkan lebih tinggi.

“Kalau tahun ini mudah-mu­dahan kecapai. Soalnya per­ge­ra­kan konsumen agak sedikit lebih lambat tahun ini,” ucapnya.

Dari 11 mobil yang dimiliki CV Putra Cililitan Utama Jaya, lima di antaranya sudah di-booking. Iksan memperkirakan, semua mobil habis dipesan pada pada 27 Agustus 2011.

“Kalau tahun lalu, tiga minggu sebelum Lebaran mobil sudah habis di-booking. Kalau sekarang belum. Konsumen datang cuma nanya-nanya. Kalau booking kita minta 50 persen, kalau nggak jadi hangus,” ujarnya sembari ter­senyum.

Bodi Lecet, Tanggung Jawab Penyewa

Memiliki usaha rental mobil bukan tanpa risiko. Tergores hing­ga rusak parah biasa dite­mui pada mobil-mobil yang disewa untuk mudik.

Kepala Bagian Administrasi dan Customer Servis PT Cilili­tan Utama Jaya, Yati Giyati mengatakan, tak jarang mobil rental kembali seusai Lebaran dalam keadaan rusak parah karena kecelakaan.

“Kalau balik lecet-lecet sudah menjadi hal biasa. Bahkan, pernah beberapa tahun yang lalu terjadi kecelakaan karena so­pir­nya ngantuk,” ujarnya.

Namun, kata Yati, perusahaan rental tidak terlalu khawatir akan hal itu. Sesuai perjanjian, segala kerusakan yang terjadi selama mobil disewa menjadi tanggung jawab penyewa atau konsumen.

“Kalau pergi bagus, kita tahunya kembali juga harus ba­gus. Kalau ada kerusakan men­jadi tanggung jawab penyewa. Kalau dia pakai supir dari peru­sa­haan, penyewa nggak ada risi­ko. Itu menjadi tanggung jawab perusahaan dan supir,” ujarnya.

Bagi penyewa yang tak ingin repot memperbaiki mobil bisa menyerahkan uang servis kepa­da perusahaan rental. “Biasanya ditaksir estimasi,” kata Yati.

Hal senada juga diungkapkan oleh Manager Pemasaran CV Putra Cililitan Utama Jaya,  Ik­san Rianti. Pria berdarah Bugis ini menuturkan, problem ter­besar mobil rental sek­e­m­bali­nya dari mudik Lebaran adalah tergores dan lecet di bodi. “Le­cet-lecet itu sudah biasa, kalau tabrakan itu biasanya lagi sial banget,” katanya.

Menurutnya, ganti rugi yang harus dibayarkan penyewa di­se­suaikan dengan kerusakan yang terjadi selama mobil di­pakai. “Ka­lau lecet kita minta ganti rugi, tergantung seberapa parah. Biasanya ada negosiasi mau ngasih berapa. Kita ambil enak­nya aja, biar konsumen juga mau datang lagi,” ucapnya.

Mudik Bawa Mobil, Gengsi jadi Naik

Para pemudik yang keha­bisan tiket angkutan atau yang tidak mau dipusingkan urusan pe­me­sanan tiket bisa memilih alter­natif angkutan untuk mudik. Ja­sa rental bisa menjadi pilihannya.

“Saya kehabisan tiket kereta api tujuan Yogyakarta, jadi saya putuskan untuk menyewa mobil daripada membeli tiket pesa­wat,” kata Susanto (39), peng­guna jasa penyewaan mobil.

Meski harus mengeluarkan uang lebih besar, menurutnya, menggunakan mobil rental banyak keuntungan. Mobil itu, katanya, bisa dipakai mengun­jungi rumah-rumah sanak sau­daranya di kampung halaman.

“Bisa dipakai juga jalan-jalan setelah lebaran sama saudara-saudara di kampung. Pulangnya mau bawa barang banyak juga nggak masalah,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Fatu­rah­man (52), calon pemudik tu­juan Purwokerto, Jawa Te­ngah. Menurut dia, mudik Lebaran dengan menyewa mobil lebih nyaman karena tidak perlu antre berdesakan membeli tiket. Per­jalanan pun jadi lebih me­nye­nangkan bersama keluarga.

“Mau cari tiket juga susah se­karang, sebab dari awal puasa di mana-mana tiket udah habis. Mo­bil rental alternatif yang pa­ling bagus. Anak-anak juga nggak terlalu kecapean, karena padet-padetan di kereta,” katanya.

Dia mengaku, dua tahun ter­akhir menggunakan jasa mobil rental untuk mudik Lebaran ke kampung halaman. Untuk me­n­ga­kali tarif sewa yang mahal, Faturahman menabung sejak jauh-jauh hari.

Kebanyakan penyewa eng­gan menggunakan jasa sopir dari rental. Mereka lebih memi­lih menunjuk kerabatnya untuk mengendarai mobil sewaan itu. “Kalau pakai sopir dari rental jadi lebih mahal karena ongkos bayar sopirnya dihitung per hari juga,” ujar Budiman (35), penyewa mobil lainnya.

Selain itu, pilihan tidak meng­gunakan jasa sopir juga didasari faktor kepercayaan akan keselamatan. “Kalau kera­bat yang bawa kan kami sudah tahu kalau dia bakal hati-hati bawa mobilnya, jadi kami juga lebih tenang,” kata Asep.

Ditanya soal kerugian meng­gunakan jasa sewa mobil leba­ran, Asep menjawab tarifnya ma­hal dan waktu sampai ke kota tujuan lebih lambat diban­ding menggunakan pesawat maupun kereta api.

“Masalahnya tarif dan waktu, selebihnya nyaman-nyaman saja kok. Pulang pakai mobil pribadi kan gengsi dikit, orang di kampung ngirain udah suk­ses padahal kan ngerental,” ka­ta­nya sembari tertawa.   [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA