Dikatakan Ketua Umum BKM Pusat, Profesor Kamaruddin, program ini disusun untuk pengembangan kemasjidan secara umum, baik kegiatan programatik maupun penataan ruh perjuangan organisasi.
Pesan itu disampaikan Kamaruddin yang juga Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, dalam acara Pengukuhan Kepengurusan BKM Pusat periode 2022-2026 di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (3/5).
Kamaruddin menyatakan, masjid memiliki posisi sentral dalam memberi informasi keagamaan, sekaligus membentuk paham keagamaan masyarakat, dan menyatukan umat. Hal itu, harus diwujudkan bersama semua lapisan masyarakat Indonesia.
"Masjid berfungsi sosial, edukatif dan bahkan ekonomis, di samping tentu saja fungsi dasarnya sebagai rumah ibadah, tempat muslimin mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa," ujar Kamaruddin.
Menurutnya, posisi masjid menjadi semakin sentral karena Indonesia merupakan negara dengan muslim terbesar di dunia. dan jumlah rumah ibadah yang juga terbesar, dengan beragam tipologinya.
"Menurut Data SIMAS (Sistem Informasi Masjid), saat ini ada hampir 800.000 masjid/musala di Indonesia," ujarnya.
Kamaruddin juga memaparkan kondisi sejumlah masjid di Indonesia yang belum dikelola dengan baik, cara pandang ekosistem masjidnya juga ada yang bermasalah, dan belum cukup berdaya.
"Kondisi fisiknya perlu bantuan renovasi dan pembangunan. Kondisi imam, muadzin, khatib, penceramah, hingga marbotnya masih perlu bantuan pemikiran kita semua," ujarnya.
"Dalam kondisi itulah penguatan organisasi kemasjidan diperlukan. Revitalisasi Organisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) menjadi pilihan kebijakan Bapak Menteri Agama dalam hal ini," pungkasnya.
Turut hadir pada acara bertemakan "Dari Masjid Kita Makmurkan Indonesia" itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
BERITA TERKAIT: