Meski dikonfirmasi sebagai senjata mainan, terdapat beberapa tulisan menggunakan cat putih seperti tipe-X atau penghapus pulpen pada senjata mainan mirip senapan serbu berwarna hitam tersebut.
Beberapa tulisan tersebut terkait dengan peristiwa terorisme di dunia. Seperti halnya tulisan "Alexandre Bissonnette" yang ada di bagian magasin.
Alexandre Bissonnette merupakan pemuda pelaku penembakan massal di Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec, Kanada, 29 Januari 2017 silam. Bissonnette menembaki jemaah dalam masjid hingga mengakibatkan 6 orang tewas dan 19 orang terluka.
Masih di bagian magasin, tertulis "Luca Traini", yakni pelaku penembakan massal di kota Macerata, Italia pada 3 Februari 2018 silam. Motif penembakan ini dilakukan karena masalah rasis.
Para korban Traini adalah imigran berkulit hitam dari Ghana, Mali, dan Nigeria.
Di bagian handguard, terdapat tulisan "for Agartha" dan "14 words". Kedua kalimat ini sarat dengan teori konspirasi, dan "14 Words" identik dengan slogan ideologi supremasi kulit putih dan terorisme.
Kemudian di antara magasin dan tuas kokang, terdapat tulisan "Brenton Tarrant welcome to hell".
Penelusuran redaksi, Brenton Tarrant adalah pelaku penembakan di dua masjid Selandia Baru pada 15 Maret 2019 silam, tepatnya di Masjid Al Noor di Christchurch dan di sebuah masjid pinggiran Kota Linwood.
Akibat tindakan brutalnya, puluhan orang dinyatakan tewas dan Tarrant telah dijatuhi hukuman seumur hidup pada Agustus 2020 silam.
Di bagian grip depan, tertulis angka 1189. Angka ini juga tertulis pada senjata yang digunakan Brenton Tarrant.
Hingga saat ini, Polri masih melakukan pendalaman terhadap motif terduga pelaku dalam ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading. Termasuk soal dugaan pelaku adalah siswa SMA tersebut yang mengalami perundungan.
“Senjatanya mainan, ada tulisan-tulisan tertentu. Ini menjadi bagian yang kami dalami untuk motifnya bagaimana yang bersangkutan melaksanakan aksinya,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit di Istana Kepresidenan, Jakarta.
BERITA TERKAIT: