Drone itu sebelum dijatuhkan terlihat berputar-putar di antara lapangan dan proyek pembangunan Gedung Bundar Kejagung.
Menyikapi hal ini, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana mengaku telah menganalisis keberadaan drone untuk mencari tahu asal usul.
"Kan dilihat apa muatan drone-nya, seperti apa, nanti saya coba konfirmasi," ujar Ketut kepada wartawan di Jakarta.
Apalagi lanjut Ketut, drone tersebut bisa dikendalikan dari jarak jauh, termasuk dari luar kompleks Kejagung. Ketut pun mengatakan bahwa keberadaan drone tersebut bukan sekali saja namun sering.
"Bahwa drone yang di Kejaksaan Agung itu paling sering," kata Ketut.
Itu sebabnya, Ketut mengaku tak segan menembak drone tersebut apabila dianggap membahayakan.
"Kita punya kok pengamanan kantor terhadap drone. Kalau membahayakan, kita tembak," tandasnya.
Besar dugaan di benak publik, insiden ini terkait dengan kasus penguntitan Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah oleh oknum Densus 88.
Kendati demikian, Ketut tidak menjelaskan insiden drone tersebut dengan kasus penguntitan. Hingga kini, diduga ada 10 oknum Densus 88 yang terbukti melakukan penguntitan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: