Pasalnya, staf NATO itu menyarankan agar Ukraina menyerahkan wilayah yang diduduki Rusia untuk mengakhiri perang.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleh Nikolenko jelas-jelas menolak usulan Jensses dan menilainya sebagai pro-Rusia.
"Ukraina tidak akan pernah memperdagangkan wilayahnya. Usulan semacam itu memperlihatkan bahwa NATO seperti berpihak pada Rusia," tegasnya dalam postingan di Facebook, seperti dimuat
Radio Free Europe pada Rabu (16/8).
Sejalan dengan Nikolenko, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina Oleksiy Danilov juga melontarkan kritikan yang sama.
Danilov menyebut komentar staf NATO sebagai langkah yang aneh, terlebih selama ini organisasi pertahanan itu menyatakan dukungannya secara terus menerus untuk Ukraina.
"Sama sekali tidak jelas mengapa ini dilakukan," ujarnya.
Selama diskusi panel di Arendal, Norwegia pada Selasa (15/8), Jenssen berkomentar bahwa penyerahan wilayah bisa menjadi solusi yang memungkinkan untuk menyelesaikan konflik.
Menurut Jenssen, Rusia nampak meningkatkan serangan militernya, sehingga sangat tidak realistis jika Ukraina berusaha memperluas pembebasan wilayahnya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di KTT Vilnius pada Juli lalu menegaskan komitmen negaranya untuk membebaskan seluruh wilayahnya dari Rusia.
Pejabat NATO belum berkomentar secara terbuka atas pernyataan Jenssen, tetapi beberapa pejabat NATO yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku akan mendukung penuh kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
BERITA TERKAIT: