Mengutip
TASS pada Senin (17/7), Ukraina dikabarkan mulai memperlambat pasukan, setelah kehilangan 20 persen persenjataan sejak serangan dilancarkan.
Laporan itu merujuk pada kesaksian pejabat Eropa dan Amerika Serikat yang dirilis New York Times.
"Dalam dua minggu pertama serangan balik Ukraina, tentaranya kehilangan hampir 20 persen persenjataan," bunyi laporan tersebut.
Disebutkan bahwa senjata yang rusak dan hancur di antaranya beberapa mesin tempur Barat yang dipasok ke Ukraina, seperti tank dan pengangkut personel lapis baja.
Dengan strategi perlambatan itu, Ukraina diklaim berhasil mengurangi tingkat kerugian menjadi 10 persen pada serangan di minggu-minggu berikutnya.
"Ukraina memperlambat pertempuran untuk mempertahankan orang dan persenjataan yang dibutuhkan untuk dorongan ofensif besar nanti," tambah laporan itu.
Saat ini, Kyiv lebih berfokus memperlemah tentara Rusia dengan artileri dan rudal jarak jauh.
Setelah satu bulan melancarkan serangan balik, pasukan Ukraina sejauh ini hanya merebut kembali lima mil dari 60 mil wilayah yang mereka butuhkan untuk mencapai Laut Hitam di selatan.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa tentara Ukraina telah mulai maju lagi, belajar menavigasi ladang ranjau dan dengan hati-hati menghitung risiko korban.
BERITA TERKAIT: