Sekretaris Tetap Pendidikan Dasar dan Menengah, Tumisang Thabela menyampaikan keluhan tersebut ketika melakukan dialog bersama UNICEF di Harare pada Selasa (24/1).
Ia mengatakan, populasi di Zimbabwe terus meningkat dan membutuhkan lebih banyak sekolah. Sayangnya, saat ini Zimbabwe hanya memiliki 10 ribu sekolah dari permintaan 13 ribu sekolah.
"Perkiraan permintaan sekolah adalah 13.100 untuk melayani populasi secara memadai, tetapi sensus terakhir kami (EMIS 2021) mencatat (membutuhkan) 10.147 sekolah, sehingga kami defisit hampir 3.000 sekolah," ujarnya, seperti dimuat
All Africa pada Kamis (26/1).
Thabela juga menyoroti tantangan dalam sektor pendidikan lainnya yang juga mengganggu Zimbabwe, seperti perginya para guru dari ruang kelas karena kondisi kerja yang buruk, serta upah rendah.
Di samping itu, kondisi sekolah-sekolah di daerah terpencil juga kurang memadai, dengan banyaknya ruang kelas yang hancur akibat hujan.
Dalam upaya untuk meringankan krisis saat ini, pemerintah telah mendirikan sekolah satelit, namun itu belum cukup karena jumlah anak yang ingin mengikuti pembelajaran kian melonjak.
Menurut Presiden Masyarakat Ekonomi Zimbabwe Nigel Chanakira, rasio anggaran kementerian yang mengkhawatirkan telah membuat pemerintah gagal untuk mengatasi masalah infrastruktur di sekolah.
Saat ini, anggaran kementerian memiliki rasio 90:10, dengan 90 persen untuk gaji dan 10 persen untuk pembangunan.
Untuk itu, Chanakira meminta pemerintah dan pihak swasta agar bisa berkolaborasi bersama dalam mengurangi tantangan infrastruktur yang membayangi sektor pendidikan.
BERITA TERKAIT: