Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tiga Fakta Soal Kebakaran Paru-paru Dunia, Amazon

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 25 Agustus 2019, 10:39 WIB
Tiga Fakta Soal Kebakaran Paru-paru Dunia, Amazon
Kebakaran yang terjadi di Amazon/Net
rmol news logo Hutan hujan Amazon diselimuti gumpalan asap sejak beberapa hari terakhir akibat kobaran api yang melalap sebagian hutan yang dijuluki "paru-paru dunia" tersebut.

Sejumlah pemimpin negara-negara di dunia mendesak Brasil untuk segera mengambil tindakan cepat demi menghentikan kobaran api dan kerusakan lebih jauh pada hutan tersebut.

Untuk mengetahui lebih dekat soal apa yang terjadi, berikut tiga fakta mengenai kebakaran di hutan hujan Amazon:

1. Terjadi di Brasil

Untuk diketahui, Amazon terletak di sembilan negara, yakni Brasil Kolombia, Peru, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis. Brasil merupakan negara yang memiliki bagian paling besar dari Amazon, yakni sekitar 60 persen.

Kebakaran yang terjadi baru-baru ini melalap Amazon di wilayah Brazil. Api berkobar dari wilayah Roraima utara melalui Amazonas, Acre, Rondonia dan Mato Grosso do Sul di Brasil.

Lembaga Penelitian Ruang Angkasa Nasional Brazil (INPE) menemukan, lebih dari 9.500 kebakaran hutan baru terjadi di Brasil sejak 15 Agustus lalu.

Negara bagian terbesar di Brasil, Amazonas menyatakan keadaan darurat pada 9 Agustus lalu.

Menurut data INPE, beberapa negara lain di kawasan Amazon, termasuk Bolivia dan Peru, yang sama-sama berbatasan dengan Brasil, juga mengalami peningkatan kebakaran tahun ini.

2. 73 Ribu Kebakaran Terjadi Di Brasil

INPE mencatat, hampir 73 ribu kebakaran terjadi di Brasil antara Januari dan Agustus tahun ini. Angka ini adalah yang tertinggi sejak pencatatan INPE dimulai pada 2013.

Jumlah itu meningkat lebih dari 80 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar kebakaran terjadi di Amazon.

Sementara itu, pada 16 Agustus lalu, sebuah analisis NASA menyatakan bahwa total aktivitas kebakaran di lembah Amazon mendekati rata-rata dibandingkan dengan 15 tahun terakhir.

3. Penyebab Non-alami

Kebakaran sebenarnya adalah kejadian yang biasa dan kerap terjadi secara alami selama musim kemarau.

Tetapi para pencinta lingkungan dan organisasi non-pemerintah telah mengaitkan rekor jumlah kebakaran yang terjadi dengan petani yang membakar hutan untuk membuka lahan untuk penggembalaan serta untuk menebangi hutan untuk kayunya.

INPE sendiri mengesampingkan fenomena alam yang bertanggung jawab atas lonjakan kebakaran tersebut.

Para kritikus mengatakan, pelemahan yang dilakukan oleh Presiden Brasil, Jair Bolsonaro terhadap badan lingkungan Brasil, IBAMA, dan dorongan untuk membuka wilayah Amazon untuk lebih banyak pertanian dan pertambangan telah menguatkan aktor-aktor semacam itu dan menciptakan iklim impunitas bagi mereka yang menebang hutan secara ilegal.

Bukan hanya itu, bukti terbaru menunjukkan deforestasi di Amazon Brasil meroket di bawah kepemimpinan Bolsonaro.

Menurut penelitian oleh Amazon Environmental Research Institute, tingkat kerusakan hutan melonjak lebih dari 278 persen pada Juli lalu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

"Statistik ini berbicara kepada siapa yang berkuasa dan apa yang dia (Bolsonaro) lakukan untuk merusak perlindungan lingkungan dan membuka pintu air untuk perilaku ilegal dan merusak," kata direktur program Brasil untuk LSM Amazon Watch, Christian Poirier seperti dimuat Al Jazeera.

Sementara itu, pemerintah Bolsonaro memberikan sejumlah penjelasan soal kebakaran tersebut termasuk kekeringan. Bolsonari sendiri membuat klaim yang tidak berdasar yang menyebut bahwa LSM telah memulai kebakaran dalam upaya untuk melemahkan pemerintahannya setelah memangkas dana mereka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA