Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

29 Tahun Lalu, Rajiv Gandhi Tewas Dibom

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 21 Mei 2020, 06:40 WIB
29 Tahun Lalu, Rajiv Gandhi Tewas Dibom
Detik-detik sebelum Rajiv Gandhi tewas karena bom bunuh diri seorang wanita separatis Tamil/Net
rmol news logo   Perdana menteri India termuda ini  harus menemui ajal dengan cara yang sama seperti ibunya, menjadi korban pembunuhan. Ia menjadi korban bom bunuh diri yang dilakukan seorang wanita  anggota separatis Tamil.

Putra tertua Indira Gandhi ini menjabat Perdana Menteri India ketika berusia 40 tahun, menggantikan ibunya yang tewas dibunuh oleh dua pengawalnya sendiri.

Ia lahir di Mumbai di rumah nenek-sepupunya, adik perempuan Jawaharhal Nehru, tiga tahun sebelum India meraih kemerdekaan.

Nehru memilihkan nama Rajiv, dalam bahasa Sansekerta yang berarti ‘bunga Seroja’. Mengutip Matra, saat berusia dua tahun Rajiv dibawa Indira menemui Mahatma Gandhi. Saat itu Mahatma dipersalahkan kaum pengungsi Hindu dari Pakistan, karena membiarkan India terlepas dari Pakistan. Rajiv kecil sempat mempermainkan jubah Sang Mahatma, yang keesokan harinya mati ditembak mati oleh seorang Hindu fanatik.

Rajiv menjabat sebagai perdana menteri pada periode 31 Oktober 1984 - 2 Desember 1989. Pada pertengahan 1987, skandal Bofors merusak citra Rajiv yang bebas korupsi.  dan mengakibatkan kekalahan besar bagi partainya dalam pemilu 1989 .

Gandhi tetap menjadi Presiden Kongres sampai pemilu tahun 1991, mengutip Wikipedia.  Saat berkampanye untuk pemilihan umum, ia dibunuh oleh seorang pelaku bom bunuh.

Hari ini 29 tahun yang lalu, Rajiv akhirnya meninggal dengan cara yang sama seperti para pendahulunya yang tewas karena pembunuhan.

21 Mei 1991, Rajiv melangkah keluar dari mobilnya. Malam itu dia disambut hangat para pendukungnya di sebuah kuil di Sriperembudur, kota pertama yang dikunjunginya dalam rangkaian masa kampanye menuju kursi perdana menteri.

Sekitar 10.000 orang hadir di sana. Mereka datang dari penjuru desa, mengelu-elukan sang thalaivar. Namun, pengamanan yang diberikan terasa kurang. Ini cukup mengherankan mengingat sejak kematian ibunya, Rajiv selalu was-was atas keselamatannya dan selalu mengenakan rompi anti peluru dengan kawalan ketat para pengawal.  

Malam itu para anggota polisi menyebar, tanpa senjata otomatis, tanpa metal detector. Rajiv sendiri tidak mengenakan rompi anti pelurunya.

Rajiv melangkah mendekati kerumuman yang menyambutnya. Semua antre untuk menyalami Rajiv. Termasuk seorang wanita belia. Ketika maju ke depan, wanita itu mengalungkan rangkaian bunga ke leher Rajiv. Rajiv dengan wajah cerah menyambut kalungan bunga itu.

Perempuan itu kemudian menunduk seperti hendak memberi hormat. Saat itulah bom meledak.

Bom itu diduga dipasang pada tubuh si wanita dengan detonator manual. Ledakan langsung menghancurkan semua yang ada di sekitarnya. Rajiv tewas dengan tubuh hancur, begitu juga si wanita itu, sehingga wajahnya sulit dikenali.

Sebanyak 14 lainnya juga tewas dalam peristiwa bom bunuh diri itu, seperti dikutip dari Indian Express.

Pendukungnya yang sebelumnya sempat berteriak "Hidup Gandhi" tiba-tiba menjerit putus asa. "Dimana thalaivar, dimana pemimpin?" Tetapi Rajiv tidak ditemukan. Hanya terlihat bagian tubuhnya yang masih dikenali karena pakaiannya.

Pembunuhan Rajiv menuai amarah rakyat India. Anak muda berkumpul di Janpath 10, kediaman Gandhi di ibu kota. Hal yang sama persis dilakukan saat rakyat harus kehilangan ibunya, Indira Gandhi. Kegaduhan itu menimbulkan korban. Sebanyak 2.000 orang luka-luka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA