“Ini detail sekali, ada potensi apa di sana, dan kita bisa akselerasikan. Misalnya Wonosobo, ada kayu Sengon. Banjarnegara, ternyata dia punya daun sirsak kering yang bisa kita ekspor. Padahal biasanya kita bakar," ujar Ganjar dalam sambutanya di acara pelepasan ekspor perdana Edamame ke Eropa di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (3/7).
Bahkan setelah melihat dan mencoba langsung aplikasi tersebut, Ganjar mengaku bakal mendorong jajaranya untuk memahami sekaligus mempelajari aplikasi yang juga berisi data informasi eksportir serta peminat barang-barang komoditas yang bisa diekspor langsung itu.
“Ini tendangan bagus Pak, saya bantu habis-habisan, saya dorong habis-habisan I-MACE ini. Kita harapkan ini menjadi generasi satu (G1) yang nanti akan kami perbaiki sesuai dengan dinamika G2, G3, dan seterusnya hingga sempurna,†kata Ganjar kepada Kepala Badan Karantina, Ali Djamil yang mewakili Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Sementara, Kepala Badan Karantina Kementrian Pertanian Ali Djamil menjelaskan, aplikasi ini dibuat atas perintah langsung Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Aplikasi I-MACE ini dibangun dari data ekspor yang telah tercatat di Badan Karantina.
“Jadi sangat lengkap, orang hanya tinggal lihat atau klik di daerah mana, di situ ada potensi apa, datanya sudah ada,†jelas Ali.
Ali berharap aplikasi I-MACE dapat dijadikan dokumen rujukan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk kemudian disampaikan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
“Supaya betul-betul 3K (kuantitas, kualitas dan, kontiunitas) produk,†tutup Ali.
Hadir dalam pelepasan perdana ekspor ke eropa Edamame antara lain Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan; Direktur Kepabeanan, Fadjar Dhonny; Sekretaris BKIPM, Septiama dan para pelaku usaha.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: