Demikian ditegaskan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi dalam acara rapat koordinasi Serapan Gabah (Sergab) yang di gelar paralel di subdivre Cirebon dan subdivre Indramayu, beberapa waktu lalu.
“Mumpung masih ada momen panen di Juli-Agustus,†ujarnya dalam keterangan pers kepada redaksi, Sabtu (27/7).
Agung mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi kekeringan di sebagian besar wilayah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang akan mempengaruhi panen di bulan Oktober-November.
"Untuk mengantisipasi hal tersebut, cadangan beras Bulog harus optimal,†kata Agung.
Agung memberikan penghargaan atas capaian serapan beras Bulog yang mencapai 70,120 ton di subdivre Cirebon dan 23,232 ton di Subdivre Indramayu. Menurutnya hal tersebut terjadi karena mitra kerja Bulog di tiap daerah saling mendukung satu sama lain.
"Apa yang dicapai dan dipasok mitra Bulog di Cirebon dan Indramayu ini, patut diapresiasi dan diikuti di daerah lainnya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Agung meminta agar gudang beras Bulog yang tersebar di masing-masing wilayah saling bekerja sama agar dapat memantau area mana saja yang mengalami krisis gabah dan beras.
"Badan Ketahanan Pangan akan membantu dalam move regional tersebut", tegas Agung.
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) selaku Mitra Bulog yang hadir dalam rakor tersebut mengaku siap dan terus mendukung bertambahnya pasokan gabah dan beras.
"Potensi panen di subdivre Cirebon masih cukup tinggi namun kendalanya space gudang bulog yang sudah mulai penuh," ujar Ketua Paguyuban Mitra Bulog Cirebon, Jumair.
BERITA TERKAIT: