Kamis siang (7/3), atau sehari setelah kejadian, pasar yang berada di Jalan Panglima Polim danSungai Sambas itu, tampak lengang. Hampir tak ada aktivitas berarti di bekas pasar yang terbakar. Beberapa warga sekitar, tampak duduk-duduk di dekat pasar. Sementara, di bagian deÂpan, beberapa petugas Telkom terlihat memperbaiki sambungan kabel telekomunikasi.
Beberapa petugas keamanan berpakaian hitam, berjaga di lokasi. Sebuah tenda kecil, beruÂkuran sekitar 2 x 2 meter, didiriÂkan persis di bagian depan pasar. Tenda itu dijadikan semacam pos oleh petugas keamanan. Ada kursi dan meja di dalamnya.
Hampir semua bagian pasar hangus dilalap si jago merah. Bau hangus masih cukup terasa. Bau busuk juga tercium di temÂpat tersebut. Baunya berasal dari barang dagangan seperti daging, ayam, hingga sayur mayur yang hangus terbakar, lalu tercampur air saat upaya pemadaman.
Siang itu, beberapa pedagang juga masih tampak memperhatikan pasar yang sudah tinggal puing menghitam. Salah satunya Suparmo. Datang dengan sepeda motor, dia langsung menuju ke arah belakang pasar.
Matanya memandang tajam ke arah pasar. Saat berada di sana, tak sekejap pun Suparmo mengalihkan tatapannya. Terlihat keseÂdihan mendalam dari wajahnya. Kini, dia tak bisa lagi mencari nafkah di pasar tersebut.
Beberapa kali, dia mondar mandir. Dari depan ke belakang. Sekadar ingin tahu, kegiatan yang tengah berlangsung di tempat itu. Sehari pasca kebakaran. "Kalau yang bisa diselamatin mungkin sudah enggak ada lagi," ucap Suparmo, saat ngobrol.
Kebakaran hari itu, memang tidak memusnahkan keseluruhan kios miliknya. Tapi, dia turut terkena imbasnya. Dia tetap tak bisa berdagang. Kondisi pasar sudah hancur. "Kiri-kanan saya habis, kios saya enggak sampai habis. Ada yang masih bisa disÂelamatkan," katanya.
Kini, Suparmo, dan juga ratusan pedagang lainnya, berharap pihak berwenang menyediakantempat dagang sementara. Relokasi. Tapi, dia, dan juga rekannya di pasar itu, menolak jika harus direlokasi ke Pasar Pondok Pinang.
Usulan tersebut, mencuat beberapa saat usai kebakaran. Tapi Suparmo Cs menolak. Kata Suparmo, pedagang di pasar itu, banyak yang tidak bisa bertahan lama. Tidak kuat. Bahkan beberaÂpa cuma setengah tahun. Padahal, sebenarnya pasarnya bagus. Tapi, pengunjungnya kurang.
Lagipula, lanjut Suparmo, pasar itu cukup jauh. Pelanggannya, bakal sulit mencapainya. Kalau memang diizinkan, dia meminta untuk direlokasi tak jauh dari tempat sebelumnya. Di daerah Darmawangsa. Dia bilang, di sana ada lahan kosong yang bisa dipakai untuk pasar.
"Untuk sementara," katanya.
Dia bilang lagi, lahan yang dekat dengan kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) itu, cukup dekat dengan kawasan Blok A. Jadi, dia tak sampai kehilangan pelanggan.
"Jangan sampai kita pindah justru malah makin sengsara," tuturnya.
Pasar Baru Blok A Kapan Selesai...
Nggak Jalan Sejak Ground Breaking
Suparmo, pedagang di TPSPasar Blok A, bingung. Tempatnya mencari nafkah, sudah tidak bisa lagi dipakai. Pikirannya melayang. Dia mesti mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Sekarang pikiran kan hanya untuk mengisi perutlah. Jangan sampai kita nggak makan," ucap Suparmo.
Dia berharap, ada solusi cepat dari pihak berwenang. Termasuk penyelesaian Pasar Blok Ayang baru. Katanya, rekan-rekannya juga mengharapkan hal itu. Bahkan sejak beberapa waktu yang lalu.
Padahal, menurut Suparmo, para pedagang dijanjikan, pembangunan Pasar Blok Ayang baru hanya 18 bulan. Paling lama dua tahun. Ternyata, sudahhamÂpir empat tahun, pasar baru yang dijanjikan tak kunjung rampung. Bahkan, tak ada kemajuan berarti sejak peletakan batu pertama.
Saat bertemu pengelola beÂberapa waktu lalu, dia diberitahu bahwa ada sejumlah permasalaÂhan. Salah satunya perizinan. Tapi selain ituz dia merasa pengembang yang saat ini, keÂberatan untuk membangun pasar tersebut. "Itu dugaan yang saya lihat," tuturnya.
Suparmo menyayangkan hal tersebut. Padahal, peletakan batu pertama, dilakukan dengan meriah. Yang melakukannya, Gubernur DKIJakarta. Waktu itu, masih dijabat Djarot Saiful Hidayat. Sejumlah pejabat hadir. Walikota. Camat. Lurah.
"Hasilnya apa? Hanya memÂberi harapan tapi nggak kesamÂpaian," ucapnya.
Lalu, usai kebakaran TPS Pasar Blok A, kata dia, hal itu diingatkan lagi. Masalahnya diberitahu. Tapi, Suparmo mengakutak paham. Sementara dari pihaknPasar Jaya, saat pertemuan dengan perwakilan pedagang, mengakui masih memiliki semacam hutang dengan pedagang Pasar Blok A.
"Dari hati kita, yang kita tersentuh juga kalau bilang seperti itu. Tapi kenyataanya?" herannya.
Dia bilang, pedagang ingin hal yang konkrit. Realisasi. Sebagai masyarakat kecil, sambungnya, hanya membutuhkan hal terseÂbut. Bukan yang lain. "Malah, waktu itu ada teman-teman yang mau ajak demonstrasi, kita tahan," ujarnya.
Dia bilang, masih menunggu niat baik pengelola. Dia masih percaya kepada pengelola. Tapi, dia meminta perhatian. Apalagi, pedagang habis terkena musibah. Modal habis. "Belum tentu seminggu lagi bisa jualan lagi," ujarnya.
Terkait hal itu, Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pembangunan akan segera dilaksanakan di tahun 2019. Kata Arief, pihaknya telah berkomunikasi perihal pembangunan pasar itu dengan para pedagang.
Saat bertemu dengan tim pedagang, katanya, dijelaskanterkait pengintegrasian pembangunan dengan MRT, dan transportasi umum lainnya seperti TransJakarta. Dia juga mengaku, diberikan target untuk membangunpasar itu.
Latar Belakang
414 Kios TPS Pasar Blok A Hangus Dilalap Si Jago Merah
Diduga Akibat Korsleting Listrik
Kebakaran melanda TPS Pasar Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ditaksir sebanyak 414 unit kios hangus. Camat Kebayoran Baru Tomy Fudihartono mengatakan, keÂbakaran terjadi sekira pukul 04.30 WIB. Sekuriti pasar yang sedang piket malam saat itu tengah berkeliling di luar area pasar sebelah barat kemudian mendengar teriakan saksi lain atas nama Juki.
Lalu saksi mengecek lokasi dan berusaha memadamkan api dengan menggunakan dua unit apar dan air secara manual. "Tetapi api tersebut tidak bisa diatasi," kata Tomy.
Akhirnya, saksi berinisiatif mendatangi kantor pemadam kebakaran yang berada di Radio V. Dia meminta petugas memÂadamkan api di TPSPasar Blok A di Jalan Sambas. Namun, sewaktu dia kembali lagi, api sudah membesar dan membakarsebagian kios TPS Pasar Blok A.
Kemudian, lanjut Tomy, sekiÂra pukul 05.00, sebanyak 25 unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. "Korban jiwa nihil dan kerugian materil belum dapat ditaksir," terangnya.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin menduga kebaÂkaran di pasar itu, akibat korsletÂing listrik. Meski demikian, kata dia, pihaknya menunggu hasil investigasi kepolisian terhadap 414 kios yang terbakar itu.
Dia menjelaskan, lokasi ini peÂnampungan sementara, luasnya 1.500 meterpersegi. Kemudian jumlah pedagangnya 415 kios. Tetapi, saat sebelum kebakaran, pedagang yang aktif di pasar itu tinggal 60. Penyebabnya, keberadaan mereka di TPSitu sudah cukup lama.
"Sudah mau masuk tahun ke empat menunggu pembangunan di Pasar Blok A Fatmawati yang sesungguhnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Arief sebenarnya menganggap TPS itu tidak terlalu kelihatan sebagai pasar. Soalnya, terlalu tertutup. Sehingga, penÂgunjung tidak terlalu banyak tahu tentang penampungan seÂmentara yang dibuat pengelola. "Cuma dua lantai, di lantai ketiga cuma ada kantor dan ada masjid," terangnya.
Sudah lebih dari tiga tahun sejak Pasar Blok A di bilanÂgan Fatmawati, dirobohkan untuk dibangun kembali pada Desember 2015. Namun, tanda-tanda pembangunan di pasar tersebut belum terlihat lagi.
Dari pengamatan belum lama ini, tak terlihat tanda-tanda pemÂbangunan di sana. Hanya terlihat sebuah alat berat dan dua truk yang tidak beroperasi.
Tidak ada tukang bangunan yang bekerja di pasar yang diÂrobohkan itu. Padahal, groundÂbreaking pembangunan pasar sudah dilakukan pada Juni 2017. Lahan bekas Pasar Blok A berdiri itu seperti lahan kosong yang dimanfaatkan warga untuk membuang sampah.
Selain satu tiang merah tinggi yang ditutupi seng-seng, tak terlihat ada konstruksi bangunan lain di lokasi. Kendati demikian, ada sebuah bedeng di pojok laÂhan yang jadi tempat seseorang tidur siang.
Ketika acara groundbreakÂing pada 21 Juni 2017, bekas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pasar ini bakal terintegrasi denÂgan hotel dan stasiun mass rapid transit (MRT). Tapi, berbeda dengan bekas pasar ini, Stasiun MRT Pasar Blok Ahampir ramÂpung. Beberapa kali terdengar kereta MRT melintas di sana.
Pasar yang terintegrasi hotel itu, disebut akan dibangun 21 lantai, dan satu semi basement dengan luas keseluruhan 27.900 meter persegi.
Untuk pasar, luas lahan yang akan digunakan adalah 18.700 meter persegi, sedangkan luas lahan yang digunakan untuk hoÂtel adalah 9.200 meter persegi.
Sementara itu, lantai 14 hingga lantai 21 digunakan untuk hotel dengan 316 kamar. Saat itu, Djarot meminta pembangunan pasar diselesaikan lebih dulu daripada hotel agar pedagang bisa berjualan secepatnya. Dia menargetkan bangunan pasar selesai pada 2018 berbarengan dengan selesainya proyek MRT. ***