Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Isi Soal Ujian, Calon Petugas Haji Rame-rame Angkat Kaki

Diseleksi Kemenag Jaksel

Selasa, 26 Februari 2019, 08:31 WIB
Isi Soal Ujian, Calon Petugas Haji Rame-rame Angkat Kaki
Foto/Net
rmol news logo Kementerian Agama (Kemenag) mulai melakukan seleksi petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun 2019. Tahap awal, seleksi dilakukan di tingkat kabupaten/kota.

Senin pagi (25/2), ruang ra­pat di Kantor Kemenag Jakarta Selatan (Jaksel) ramai. 39 orang duduk serius di kursi yang terse­dia. Wajah mereka menatap serius berlembar-lembar soal ujian yang telah dipegang. Tidak ada raut gembira. Seluruh pe­serta terlihat tegang. "Lagi uji kompetensi calon petugas ha­ji," ujar Abdus Salam, Ketua Panitia Perekrutan Petugas PPIH, Kemenag Jaksel saat berbincang-bincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Berdasarkan pengamatan, uji kompetensi calon petugas haji digelar di Kantor Kemenag Jaksel. Lokasinya berada di Jalan Warung Jati Barat Nomor 2, Pejaten, Pasar Minggu, Jaksel. Posisinya berada di belakang gedung utama. Tingginya em­pat lantai. Warna perpaduan hijau dan krem. Di pojok bawah gedung terpasang papan kecil. Tulisannya, Kantor Pelayanan Haji dan Umroh.

Tempat tes digelar di ruang rapat. Tempatnya di lantai dua. Hanya tersedia tangga menuju lantai tersebut. Sebelum naik, terdapat papan hitam. Cukup lebar. Beberapa kertas beruku­ran besar di tempel di papan itu. Isinya, pengumuman calon petugas haji yang lolos persyara­tan berkas di Kemenag Jaksel. Ada 39 orang yang lolos dari berbagai macam lembaga. Mulai dari penyuluh agama, guru Mts, MAhingga pegawai di internal Kemenag Jaksel. Mayoritas yang ikut ujian adalah laki-laki. Perempuan hanya 12 orang.

Setelah sampai di lantai dua, langsung menuju pintu masuk. Namun, tertutup rapat. Di da­lamnya penuh orang. Ada yang berdiri. Tapi sebagian besar duduk di kursi. "Yang berdiri pengawas. Kalau yang duduk calon petugas haji," ucap Salam lagi.

Di dalam ruang rapat terdapat puluhan kursi. Di tata rapi den­gan model empat baris. Di setiap barisnya ada 10 kursi. Peserta ujian wajib duduk di tempat itu. Mayoritas mengenakan kemeja putih, dipadu celana ba­han hitam, lengkap dengan peci hitam di kepala. Hanya sebagian kecil yang mengenakan ke­meja selain putih. Menariknya, seluruh peserta diminta mem­bawa membawa papan kecil atau clipboard. Papan dari kayu itu digunakan untuk landasan selama mengisi soal. Selain itu, peserta juga diminta membawa alat tulis sendiri.

Karena kursi tidak dilengkapi dengan papan, seluruh peserta kompak mengangkat kaki ka­nanya. Kaki tersebut digunakan untuk menyangga papan tulis selama mengisi 100 soal yang berkaitan dengan pengetahuan haji. "Peserta ujian hanya dikasih waktu 190 menit untuk mengisi seluruh soal," imbuhnya.

Salam mengatakan, Kemenag Jaksel mulai melakukan tes kom­petensi terhadap 39 calon petugas haji, Senin (25/2). Petugas haji yang diseleksi akan menempati tiga bidang. Yaitu, Tim Pemandu Ibadah Haji (TPIH)/Ketua kloter, kedua, Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), ketiga, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Arab Saudi. "Di sini baru tes awal," ucapnya.

Menurut Salam, seluruh calon petugas haji yang mendaft­ar merupakan Aparatul Sipil Negera (ASN) yang berada di bawah lingkungan Kemenag Jaksel. Yaitu, pegawai Kantor Urusan Agama (KUA), guru madrasah dan penyuluh agama. "Yang daftar ada 41 orang. Tapi dua orang tidak lolos berkas," ungkap dia.

Untuk syarat sebagai petu­gas haji, Salam menyebut ada bermacam-macam. Mulai dari surat permohonan yang ditu­jukan kepada Kepala Kantor Kemenag, surat izin dari pimpi­nan instansi atau organisasi/ lembaga, fotocopy KTP, foto­copy ijazah terakhir, fotocopy Surat Keputusan (SK) pertama dan terakhir untuk PNS, surat keterangan sudah pernah menu­naikan ibadah haji dari Kantor Kemenag, surat keterangan sehat dari dokter, fotocopy sertifikat Kemampuan berbahasa Inggris / Arab, dan sertifikat pembimbing ibadah haji bagi yang memiliki. "Untuk umur minimal 30 tahun dan maksimal 58 tahun," kata dia.

Bagi yang sudah pernah men­jadi petugas haji, kata dia, tidak boleh mendaftar secara berturut-turut. Paling cepat 4 tahun baru boleh mendaftar lagi. "Jadi kami memprioritaskan yang belum pernah menjadi petugas haji," ucapnya.

Calon petugas haji yang lo­los seleksi di Kemenag Jaksel, kata Salam tidak otomatis lolos menjadi petugas. Mereka akan mengikuti tes tahap kedua di Kanwil Kemenag Jakarta. "Kami akan memilih 20 calon petugas haji dan mengirim mereka ikut seleksi tahap lanjut di Kanwil Kemenag Jakarta," kata dia.

Nantinya yang menentukan lolos atau tidaknya petugas haji adalah Kanwil Kemenag Jakarta. "Kami hanya melakukan seleksi tahap awal," tandasnya.

Petugas haji yang lolos, kata dia, akan menjadi petugas yang mendampingi calon jamaah haji asal Jaksel. Tercatat ada seban­yak 5 kelompok terbang (kloter) yang berada di kota Jaksel. "Di setiap kloternya ada dua pem­bimbing haji," sebut dia.

Seluruh petugas haji akan bekerja selama 60 hari. Mereka akan bertugas sebelum jamaah haji pertama kali datang ke Arab Saudi hingga jamaah haji yang pulang terakhir kali. "Alhamdulilah selama ini seluruh petugas haji bisa melaksanakan tugasnya dengan baik," klaim dia.

Untuk honorarium, Salam mengaku tidak mengetahui lebih jauh. Sebab, hal itu menjadi urusan Kemenag Pusat. "Kami hanya ikut menyeleksi saja," pungkasnya.

Latar Belakang
Kemenag Akan Rekrut 4.100 Petugas Haji

 
Kementerian Agama (Kemenag) mulai merekrut calon petugas haji tahun 2019. Seleksi akan dilakukan secara berjen­jang, mulai dari kabupaten, propinsi hingga Kemenag Pusat. Secara total ada 4100 petugas haji yang akan direkrut.

Kepala Pusat Humas, Data, dan Informasi Kemenag Mastuki menyebut ada 4100 petugas haji yang akan direkrut pada tahun 2019. Mereka akan mengawal 511 kloter. "Jadi petugas kloter dari unsur Kemenag ada dua orang setiap kloter," ujar Mastuki.

Mereka adalah, tim pembimbing haji Indonesia (TPHI) dan tim pembimbing ibadah haji Indonesia (TPIHI). "Juga ada tiga orang personel tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," sebut dia.

Mastuki menuturkan, selain personel petugas kloter, juga ada petugas non kloter. Jumlahnya adalah 914 orang dari Kemenag dan instansi terkait. Kemudian ada 316 orang dari Kemenkes yang kebanyakan tenaga medis seperti dokter dan perawat. "Mereka umumnya ditugaskan di embarkasi atau asrama haji," kata dia.

Selain itu, kata dia, petugas haji juga ada yang berasal dari mahasiswa Indonesia di Timur Tengah. "Kuotanya ditetapkan sebanyak 125 orang," sebut dia.

Selain itu, lanjut Mastuki juga ada pengawas internal dan ek­sternal sebanyak 200 orang.

Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Khoirizi menambahkan, seleksi petugas haji mulai digelar pada 25 Februari 2019. Seleksi dibagi menjadi dua. Seleksi di tingkat Kanwil Kemenag Provinsi dan Eselon I Pusat. Untuk seleksi tingkat Kanwil, kata dia dilakukan berjenjang, dari ting­kat Kemenag kabupaten/kota. Seleksi dibagi menjadi seleksi administrasi dan kompetensi. "Peserta seleksi PPIH terdiri dari PNS/ASN Kementerian Agama, termasuk guru madrasah, pe­nyuluh, dan penghulu," ujar Khoirizi dalam keterangannya.

Untuk seleksi tingkat kabupaten/kota, kata Khoirizi akan berlangsung sehari dalam bentuk tes tertulis. Total ada 100 soal, dengan komposisi, pengeta­huan manasik (fiqh) 15 persen, manasik lanjutan 15 persen, umum 15 persen, regulasi per­hajian 15 persen, akomodasi haji 10 persen, transportasi haji 10 persen, konsumsi haji 10 persen, dan Siskohat 10 persen. "Pengawasan proses seleksi dilakukan Komisi Pengawasan Haji Indonesia (KPHI) dan Inspekstorat (Itjen) Kemenag," kata dia.

Khoirizi mengatakan, pe­serta ujian terbaik dari Kemenag Kabupaten/kota yang berjumlah dua kali lipat dari kebutuhan akan mengikuti seleksi di tingkat provinsi. "Hasil seleksi akan diumumkan pada 28 Februari," imbuhnya.

Untuk seleksi di tingkat propinsi, kata Khoirizi akan meng­gunakan metode wawancara dan tes berbasis Computer Asissted. "Hasil seleksi tingkat provinsi akan diumumkan pada 8 Maret di Kanwil Kemenag Provinsi," ucapnya.

Selanjutnya, kata dia, Kakanwil Kemenag Propinsi akan me­laporkan hasil seleksi tersebut ke Ditjen PHUuntuk ditetap­kan sebagai PPIH Arab Saudi 1440H/2019M.

Khoirizi menyebut, petugas haji terbagi dua, kloter dan non kloter. Seleksi dilakukan untuk memilih keduanya. Jemaah haji Indonesia terbagi menjadi 511 kloter. Setiap kloter ada lima petugas, yaitu tiga petugas kesehatan (dokter dan perawat), serta masing-masing petugas pemandu haji dan pembimbing ibadah haji Indonesia.

"Untuk petugas kloter, total ada 1.022 orang yang direkrut Kemenag, dan 1.533 orang yang direkrut oleh Kemenkes," sebut dia.

Sehinga dengan demikian, ka­ta dia, untuk komposisi petugas kloter terdiri 40 persen petugas Kemenag dan 60 persen petugas Kemenkes.

Untuk petugas non kloter, lan­jut Khoirizi, jumlahnya 1.226, terdiri atas 914 petugas yang direkrut Kemenag dan 312 petu­gas yang direkrut Kemenkes. Sebanyak 914 petugas Kemenag terdiri atas Kemenag dan unsur instansi terkait, antara lain, TNI/Polri, Media Center Haji (MCH), unsur perguruan tinggi, masyarakat, Biro Pusat Statistik (BPS), Konsultan Ibadah, dan lainnya.

Selama di Saudi, kata dia, 914 petugas non kloter akan bertugas pada bidang layanan umum yang mencakup akomodasi, trans­portasi, dan konsumsi. "Juga layanan bimbingan ibadah, per­lindungan, keamanan, termasuk publikasi," sebut dia.

Sementara 312 non kloter Kemenkes, kata dia, akan fokus pada layanan kesehatan jemaah haji. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA