Senin siang (26/11), suasana Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB) di Jalan Raya Pasar Minggu, Nomor 1 B, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan tidak terlalu raÂmai. Hanya ada beberapa orang yang beraktivitas di kantor dua lantai itu. Beberapa pengurus partai berada di ruang kerjanya masing-masing untuk menyeleÂsaikan berkas-berkas.
"Nanti malam ada rapat penÂgurus DPP untuk membahas berÂgabungnya Pak Yusril menjadi pengacara pasangan Jokowi- Maruf Amin," ujar Kepala Sekretariat Kantor DPP PBB, Husni Jum'at kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Kantor DPP PBB berada tak jauh dari Jalan Raya Pasar Minggu. Posisinya tepat di balik ruko tiga lantai. Sebelum masuk, terdapat papan yang cukup besar. Tulisannya, Partai Bulan Bintang lengkap dengan gambar Ketum Umum PBB Yusril Ihza Mahendra. Puluhan bendera juga dipasang di sekeliling kantor bernuansa hijau itu.
Masuk lebih dalam, terhamÂpar luas lapangan parkir kantor tersebut. Beberapa kendaraan roda empat dan dua terparkir rapi. Di depan kantor terdapat tulisan, "Markas Besar Partai Bulan Bintang".
Sejauh mata memandang, tidak terlihat gambar maupun spanduk pasangan capres- cawapres, Joko Widodo-Maruf Amin mauÂpun capres-cawapres Prabowo- Sandiaga Uno. Yang ada hanya bendera merah putih dan bendera partai. "Partai kami belum meÂnentukan arah dukungan Pilpres. Awal Januari baru ada rakernas untuk menentukan posisi partai," ujar Husni kembali.
Masuk ke dalam kantor, konÂdisinya juga sepi. Tidak terlihat satu pun petugas security yang berjaga. Petugas kebersihan yang sibuk membersihkan lantai menyarankan ke lantai dua, temÂpat Kepala Sekretariat berkantor. Saat memasuki ruangan, kondisÂinya penuh sesak. Puluhan konÂtainer ditumpuk menjadi satu. Kontainer warna hijau tersebut berisi ratusan berkas pendaftaran caleg partai dari berbagai daerah. "Kami saat ini hanya fokus peÂmenangan pemilihan legislatif agar bisa masuk ke DPR lagi," tandasnya.
Husni menambahkan, kepuÂtusan Yusril bergabung menjadi tim pengacara Jokowi-Maruf belum dikomunikasikan secara resmi dengan seluruh pengurus DPP PBB. Yusril, kata dia, baru berkomunikasi secara informal dengan orang per orang penÂgurus dan pihak Majelis Syuro partai. "Kami tidak mempermasalahkan keputusan tersebut, karena kapasitas beliau sebagai pribadi dan ahli di bidang huÂkum," tandasnya.
Menurut Husni, seluruh kader partai juga memahami keputusan sang ketum tersebut. Sebaliknya, beberapa kader PBB di daerah juga ada yang memilih menduÂkung Prabowo-Sandi. "Bahkan, ada beberapa kader yang maÂmasang wajah Sandiaga Uno di spanduk pencalonannya," ungkapnya.
Hal tersebut, kata Husni, tidak masalah karena partainya belum memutuskan mendukung salah satu pasangan yang bertarung dalam Pilpres 2019. Sebab, langÂkah mereka dengan memasang paslon masih bersifat pribadi. "Tapi nanti kalau partai sudah memutuskan dukungan ke salah satu pasangan, seluruh kader harus siap mengikuti putusan tersebut," tegasnya.
Namun, dia enggan mengungkap pandangan arus bawah partai terhadap pasangan capres dan cawapres yang akan merÂeka pilih. "Saat ini belum ada informasinya. Nanti awal tahun 2019 baru ketahuan arahnya," ucapnya.
Yang penting saat ini, kata Husni, seluruh caleg harus fokus terhadap pencalegannya agar PBB bisa masuk parlemen. "Jangan sampai eforia Pilpres malah mengganggu suara partai di Pileg," ingatnya.
Profesionalisme Advokat, Bukan Dukung Capres
Bagaimana tanggapan Yusril Ihza Mahendra? Dia mengaku belum menentukan sikap hendak mendukung siapa dalam Pilpres 2019.
Sebab, partai yang dipÂimpinnya, masih fokus pada target utama, yaitu mengemÂbalikan PBB ke DPR. "Kami bahas Januari. Kami akan meÂnanyakan sikap daerah-daerah terkait dukungan Pilpres mau ke mana," kata Yusril, Sabtu (24/11).
Yusril menegaskan, statusnya sebagai pengacara bukanlah bagian dari bentuk dukungan, tetapi lebih kepada profeÂsionalisme sebagai advokat dan menjalankan kode etik advokat. "Saya bukan anggota timses. Saya lawyer dan menÂjalankan pekerjaan sebagai lawyer," tandasnya.
Menurut Yusril, seorang pengacara tidak diperbolehkan menawarkan diri, namun jika ada yang datang meminta banÂtuan dan yang bersangkutan merasa sanggup menangani, maka ia tidak boleh menolaknya. "Kalau Pak Jokowi datang, ya saya terima. Pak Prabowo tidak datang ke saya. Mungkin beliau datang ke yang lain," ucapnya.
Untuk itu, ia meminta agar semua pihak tidak gaduh dan tidak mempermasalahkan statusnya sebagai pengacara Jokowi-Ma'ruf. "Kelihatannya PBB memang menjadi fokus perhatian masyarakat, tiba-tiba Pak Yusril jadi lawyernya Pak Jokowi. Waduh, ributnya sampai ke ujung dunia," imÂbuhnya.
Selain itu, Yusril menyatakan, keputusannya menjadi pengacara Joko Widodo- Ma'ruf Amin sebagai upaya penyelamatan partai. "Menghadapi Pemilu 2019, kita perlu cara yang tidak konvesional," tandasnya.
Sebab, kata dia, kegagalan PBB di dua pemilu terakhir, karena partai kurang bersikap realistis. "Kita terlalu idealis. Cara-cara lama yang kita pakÂai, ternyata tak membuat kita lolos parlemen," tandasnya.
Padahal, partainya menarÂgetkan lolos ambang batas parlemen 4 persen kursi DPR. "Sebagai partai yang belum lolos ke parlemen dan harus menghadapi partai besar dan partai baru, PBB perlu cara yang tidak konvesional pada Pemilu 2019," tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, keputusannya untuk menjadi pengacara Jokowi dan Ma'ruf Amin juga tak lepas dari visi penyelamatan partai. Hal terseÂbut, mengingat pada Pemilu 2014, PBB merupakan partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Kita sudah bolak-balik ikut pemilu, namun gagal. Kalau gagal terus, lantas apa tujuan berpartai kita ini? Kita perlu siasat dan strategi berbeda untuk membesarkan partai," ucap Yusril.
Latar Belakang
Ditawarin Sejak Lama, "Ditaklukkan" Erick Thohir
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menerima pinangan menÂjadi pengacara Joko Widodo-Maruf Amin pada Minggu (4/11).
Pendiri Ihza & Ihza Law Firm itu, sebelumnya dirayu Erick Thohir yang merupakan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. "Jika ada hak-hak Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf yang dilanggar, beliau dihujat, dicaci dan difitnah misalnya, tentu saya akan melakukan pembelaan dan menunjukkan fakta-fakta yang sesungguhnya, atau agar segala sesuatu dapat diletakkan pada proporsi yang sebenarnya," terang Yusril Senin (5/11).
Yusril mengaku diajak Erick Thohir. Menurut Yusril, tawaran agar ia menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf ini, sudah datang sejak lama. Namun, ia baru menjawab permintaan itu saat bertemu Erick di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu (4/11).
Erick Tohir mengatakan, tidak ada deal-deal politik terkait bergabungnya Yusril sebagai peÂnasihat hukum pasangan Capres dan Cawapres Joko Widodo- Ma'ruf Amin. "Pak Yusril sudah menyebutkan, posisi beliau itu pribadi, ingin membantu sebagai profesional lawyer," ujarnya.
Erick mengatakan,Yusril adaÂlah pengacara profesional yang memiliki rekam jejak panjang di bidang advokat. Lebih lanjut Erick mengatakan, alasan diÂrinya meminta bantuan hukum ke Yusril karena latar belakang yang bagus. Dalam bidang huÂkum, rekam jejak Yusril tidak perlu diragukan. "Tidak usah pertanyakan lagi track record-nya di bidang hukum," tandasnya.
Erick tak mempermasalahkan posisi Yusril yang masih menÂdampingi proses hukum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang berÂseberangan dengan pemerintah. Menurutnya, meski dalam posisi yang berbeda sebelumnya, saat bersatu dalam barisan maka bakal menyatu. "Kita punya visi menyatukan bangsa," tanÂdasnya.
Selain itu, Erick menginÂgatkan Yusril, bahwa menjadi pengacara Jokowi - Ma'ruf beÂrarti tanpa upah sama sekali alias probono. "Sekali lagi, Yusril menyanggupi," kata dia.
Seperti diketahui, PBB tidak mempunyai kursi di DPR. Sebelumnya, Partai yang lahir pada 17 Juli 1998 telah melalui empat kali pemilu dan hanya dua kali lolos ke parlemen, yaitu pada Pemilu 1999 dan 2004. Sedangkan pada Pemilu 2009 dan 2014, PBB gagal memenuhi ambang batas parlemen.
Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang Afriansyah Ferry Noer mengatakan, keÂberadaan Yusril sebagai penÂgacara Jokowi-Ma’ruf adalah kapasitasnya sebagai pengacara secara pribadi. Dia mengaku sudah diajak bicara oleh Yusril perihal ditariknya ia menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf. "Tapi tidak membawa-bawa partai," ujar Afriansyah.
Afriansyah mengatakan, Yusril mengaku diminta untuk jadi pengacara oleh Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir. Yusril, lanjutnya, memang sering menyanggupi permintaan bantuan untuk jadi pengacara siapapun yang meÂmintanya. "Sama seperti saat menjadi pengacara Prabowo- Hatta Rajasa di Pilpres 2014," ingatnya.
Dalam perbincangan dengan Erick itu, menurutnya, juga dibahas bahwa PBB tidak lantas mengikuti Yusril dengan menduÂkung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres. "PBB baru akan memutuskan perihal dukungan di Pilpres 2019 pada Rapat Kerja Nasional yang akan digelar awal Desember mendatang," pungkasnya. ***