Sebelum ditahan kepolisian, sehari-hari Ratna tinggal di rumah pribadinya. Rumah terseÂbut berada di Jalan Kampung Melayu Kecil 5, Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Rumahnya tak begitu jauh dari Stasiun Tebet dan Terminal Bus Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Rumah tersebut berada di pemukiman yang sangat ramai. Rumah-rumah berdiri cukup rapat satu sama lain. Hampir tak ada lahan kosong yang cuÂkup luas di sekitar pemukiman tersebut.
Namun, meski berada di peÂmukiman yang cukup padat, tak ada keramaian aktivitas warga. Suasana bahkan cenderung sepi. Yang tampak cukup ramai hanya pengendara mobil maupun moÂtor yang berlalu lalang di jalanan selebar sekitar tujuh meter di depan rumah tersebut.
Bagian depan rumah tersebut cukup asri. Ada beberapa jenis tanaman yang tumbuh rindang di halaman rumah itu. Meski sudah beberapa hari ditinggal sang pemilik, rumah tersebut masih tampak bersih dan terawat. Tak terlihat lantai kotor maupun daun-daun kering yang gugur di halaman.
Kemarin, rumah yang terdiri dari beberapa bagian tersebut sepi. Tak tampak aktivitas beÂrarti. Pintu gerbang samping selebar sekitar 2,5 meter yang jadi salah satu akses menuju bagian dalam rumah, digembok dari luar. Namun, dari gerbang itu tampak sebuah mobil jenis mini bus terparkir.
Bangunan rumah tersebut terbilang cukup unik. Dinding-dinding rumah tidak diplester. Tiap dinding hanya terdiri dari bata dan langsung dicat berÂwarna putih. Sementara daun pintu terbuat dari kayu dan diÂcat coklat. Yang juga menarik, jendela diberi teralis di bagian luarnya.
Masuk ke bagian dalam, menurut penuturan warga sekitar, di bagian belakang terdapat aula terbuka. Tempat itu biasa digunakan sebagai tempat perÂtemuan. Selain itu, karya-karya Ratna juga banyak menghiasi dinding rumahnya. Tak cuma karya, kliping pemberitaan sepuÂtar Ratna pada masa lalu juga tersusun rapi.
Achmad Badrul Fajri, Ketua RW setempat mengatakan, Ratna kerap membantu warga yang sedang dirundung masalah. Bantuan Ratna Sarumpaet yang tak bisa dilupakan Achmad, adaÂlah pada tahun 2002 ketika banjir melanda lingkungan rumahnya.
Secara sukarela, Ratna berseÂdia rumahnya dijadikan posko bantuan, untuk para tetangganya yang rumahnya terendam banjir. "Rumah Kak Ratna dijadikan posko waktu itu, sampai semÂinggu lebih lamanya," cerita Achmad.
Selama rumahnya dijadikan posko, Achmad menuturkan, Ratna pun memberikan makaÂnan, sembako dan yang lainÂnya. Bahkan, tak sedikit warga yang menginap di rumah Ratna, ketika rumahnya sedang terenÂdam banjir. "Dia benar-benar baik. Nggak sombong meskipun publik figur. Tapi sayang, dia melakukan kesalahan yang menÂcoreng nama baiknya," sesal Achmad.
Achmad mengaku bingung begitu mendengar kabar tenÂtang Ratna. Dia tak menyangka wanita tersebut bohong. "Itu dia. Ketika ada berita Ratna katanya bohong, saya bingung. Ada apa itu sebenarnya, kok mau dia bohong," ucapnya.
Awal mulanya, Achmad menÂgaku mendengar kasus pengaÂniayaan Ratna Sarumpaet dari ketua RT setempat. Saat itu, dia mengatakan pada Ketua RT tak melihat Ratna dipukuli. Dia pun tak sempat melihat fotonya.
Lantas, Achmad mendapati informasi lain bahwa Ratna Sarumpaet berbohong soal kabar pengeroyokan. Achmad memilih tak memberi tanggapan, sebab dia tak ingin mudah percaya tanpa ada bukti. "Kemarin saya pergi sama teman saya, 'oh Kak Ratna bohong katanya. Katanya dipukuli, nggak taunya itu opÂerasi plastik'. Saya nggak tangÂgapi. Saya cuek saja," ucapnya.
Saat penggeledahan di rumah Ratna, sebagai Ketua RW, Ahmad pun menyaksikannya. Saat itu, dia baru memahami kasus yang menÂjerat Ibunda artis Atiqah Hasiholan itu. "Pas malam itu, baru saya jelas," tandasnya.
Sering Berpartisipasi Acara Warga
Beberapa warga yang ditemui menceritakan aktivitas penÂghuni rumah tersebut sejak Ratna Sarumpaet ditahan. Salah satunya Arif.
Menurutnya, tak ada aktiviÂtas mencolok sejak penahanan Ratna. Dia mengaku hanya sesekali melihat penghuni masuk maupun keluar rumah tanpa perÂnah berkomunikasi.
Di sisi lain, warga yang tingÂgal tepat di depan rumah Ratna itu pun mengaku tak mengenal sosok aktivis yang juga seniman tersebut. Itu lantaran hampir tak pernah bertemu dengan Ratna. "Saya nggak begitu tahu, karena saya jarang ada di rumah sehari-hari kerja," ucap Arif.
Beberapa warga lainnya mengenal sosok Ratna sebagai warga yang sering bersosialisasi. Amada, salah seorang tetangga Ratna mengatakan, wanita itu kerap terjun langsung pada kegiatan-kegiatan yang diadaÂkan bersama warga. "Bu Ratna adalah sosok yang baik. Jika ada acara-acara warga, dia sering berpartisipasi," ucap Amada.
Kendati demikian, Amada mengaku tak terlalu banyak tahu mengenai sosok Ratna. Lantaran dirinya tak pernah berbincang-bincang dengan Ratna. "Saya juga tak terlalu banyak tahu dia seperti apa. Dia paling ngobrol sama bapak saya, karena bapak saya RT. Paling kalau sama saya dia cuma nyapa doang," ujarnya.
Wahyuni, warga lainnya meÂnyebut, Ratna sebagai sosok yang baik bagi warga sekitar. Dia pun berharap kasus yang menjerat Ratna dapat segera diselesaikan. "Orangnya baik. Semoga masalahnya bisa cepat selesai," doa Wahyuni. ***