Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Trotoar Melawai Malah Jadi Tempat Parkiran

Diperbaiki Supaya Pejalan Kaki Nyaman

Sabtu, 10 Desember 2016, 09:00 WIB
Trotoar Melawai Malah Jadi Tempat Parkiran
Foto/Net
rmol news logo Belum sampai sebulan rampung diperbaiki, trotoar di Jalan Melawai Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan malah menjadi tempat parkir.

Sebelumnya, trotoar di Jalan Melawai Raya terbilang cukup sempit. Kini, setelah direno­vasi, lebarnya mencapai lima meter. Selain cukup lebar, saat ini trotoar Jalan Melawai Raya dipercantik dengan bahan yang berwarna-warni. Bahan pem­buatannya antara lain ubin, batu kotak-kotak kecil dan kerikil.

Ubin pengarah bagi tunanetra juga dipasang. Warnanya kun­ing. Ubin tersebut bersifat timbul seperti huruf braile, sehingga bisa dipakai sebagai pemandu. Di bagian tengah, ditanami se­jumlah pohon.

Sayangnya, trotoar tersebut justru beralih fungsi menjadi tempat parkir liar. Pantauan Rakyat Merdeka selama dua hari terakhir, sejumlah motor diparkir di trotoar tersebut. Penampakan parkir di atas trotoar mulai terli­hat dari depan toko yang berada persis di sebelah pintu masuk ke Blok M Square. Selain warga umum, trotoar juga menjadi tempat parkir ojek online yang sedang menunggu penumpang.

Beberapa kantor, bahkan me­matok batas sebagai tempat parkir di atas trotoar di depannya. Kondisi serupa terlihat di per­tokoan di seberangnya. Pejalan kaki terhalang kendaraan yang menutup trotoar tepat di depan pintu masuk pertokoan.

Pemandangan trotoar yang dijadikan tempat parkir terus berlangsung hingga sore hari. Jumlah tersebut baru berkurang saat jam pulang kantor pada sore hari.

Novi, pejalan kaki yang ditemui di sekitar trotoar Melawai Raya mengaku tak nyaman dengan kondisi itu. Apalagi, tak jauh dari tempat kendaraan parkir juga terpampang dengan jelas tanda dilarang parkir.

"Seharusnya ini kan dibuat dan diperbaiki untuk pejalan kaki ya," katanya saat berbincang.

Dia berharap, pihak-pihak terkait bisa segera menertibkan kendaraan yang parkir di area yang menjadi hak pejalan kaki. Karena bila dibiarkan, kata dia, akan semakin banyak kendaraan yang parkir di area terlarang itu. "Jadi percuma diperlebar, malah menambah luas tempat parkir," ujarnya.

Camat Kebayoran Baru Fidiyah Rokhim mengatakan, pihaknya belum mengetahui peri­hal masalah ini. Ia mengatakan, akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta untuk menindak pelaku parkir liar di sepanjang Jalan Melawai Raya.

"Nanti kami, gabungan Dishub, akan tindak karena per­tokoan dan kantor itu tidak boleh parkir di trotoar. Parkirnya ya di balik trotoar itu, di tanahnya dia sendiri," ujarnya.

Selain Melawai Raya, trotoar di Cawang, Jakarta Timur juga menjadi salah satu trotoar yang turut diperbaiki. Berdasarkan pantauan, kemarin, proyek pe­nataan trotoar tersebut masih belum selesai.

Trotoar sepanjang 150 meter- 200 meter itu tampak masih baru. Lebar trotoar mencapai lebih kurang tiga meter. Di sebe­lah kiri trotoar ditanami bunga kuning berukuran kecil.

Saat dilintasi, trotoar cukup nyaman bagi pejalan kaki, meski masih ada sejumlah ruas tro­toar yang belum dipasangi conblock. Perbaikan trotoar itu juga telah dirasakan oleh sejumlah pejalan kaki.

Adit, pegawai swasta yang berkantor di daerah Cawang ini merasa perbaikan trotoar itu berdampak positif bagi dirinya. Dia mengaku tidak perlu lagi berdesak-desakan jika sedang menunggu bus pada jam sibuk.

Sebelum trotoar diperbaiki, kata dia, lebar trotoar berkisar dua meter. Permukaannya pun bergelombang, sehingga pejalan kaki harus ekstra waspada.

Jika masuk jam sibuk, para pejalan kaki terpaksa berjalan berdesak-desakan. Belum lagi para pedagang yang berjualan di atas trotoar. Kendati merasa ber­manfaat, Adit menilai perbaikan trotoar itu memakan waktu lama.

"Saya setiap hari, pagi dan sore lewat di sini. Ini trotoar tidak selesai-selesai kayaknya dari awal tahun," ujar Adit sambil berlalu.

Senada, Agus, warga sekitar Cawang berharap, agar selu­ruh trotoar di daerah Cawang bisa diperbaiki. Menurut dia, di Cawang, trotoar terbilang sempit. Belum lagi saat sejum­lah pedagang kaki lima (PKL) berjualan di atas trotoar.

"Ingin diperluas lagi dan diperbanyak agar lebih nyaman. Tapi untuk pedagang-pedagang itu, ya dikasih tahu supaya tidak ambil jalan kita," katanya.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, pengawasan tro­toar setelah diperbaiki harus melibatkan seluruh pihak, teru­tama lurah dan camat setempat. Pasalnya, penataan trotoar yang dilakukan agar bisa dimanfaat­kan masyarakat sebagai ruang untuk beraktivitas.

"Pedagang harus ditata. Trotoar di manapun lokasinya itu untuk pejalan kaki, sayang kita buat trotoar bagus tapi malah pejalan kaki tetap di jalan raya melintasnya," tuturnya.

Tahun 2016, Pemprov DKI Jakarta menargetkan pembangu­nan 48 trotoar di sekitar ibukota. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 42 yang dipastikan kelar tahun ini, sedangkan enam lain­nya ditunda karena berbagai kendala.

Latar Belakang
Anggaran Perbaikan Trotoar 2016 Untuk Lima Wilayah Rp 250 Miliar

 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengebut pembangunan trotoar di 42 titik lima wilayah. Sejauh ini, progres pembangu­nan bervariasi, antara 50 hingga 80 persen.

Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, pihaknya optimis pembangunan dapat diselesaikan pada akhir bulan ini. "Sudah 50 persen hingga 80 persen, kami optimis rampung akhir Desember," ujar Yusmada.

Dia menyatakan, semula pihaknya memprogramkan pem­bangunan pelebaran trotoar jalan pada 48 titik. Namun, enam kegiatan pelebaran trotoar jalan tidak dapat terealisasi karena ketidakmampuan vendor untuk menyelesaikan proyek hingga akhir tahun.

"Penyebab lain, karena proyek yang hendak dikerjakan bersing­gungan dengan kegiatan lain. Misalnya, pelebaran trotoar di Jalan Mampang terpaksa ditunda hingga tahun depan karena ber­samaan berlangsungnya pem­bangunan underpass," ujarnya.

Untuk trotoar di kawasan Tanah Abang, pihaknya saat ini baru menyelesaikan satu tahapan dari rencana keseluruhan pena­taan jalan bagi warga Ibu Kota. Pengerjaan selanjutnya, yakni memindahkan tiang listrik di kawasan itu.

Pihaknya juga akan berkoor­dinasi dengan instansi terkait untuk menata PKL agar mereka bisa berdagang tanpa menganggu pejalan kaki. Dia menambahkan, program pelebaran trotoar jalan di lima wilayah Jakarta akan dilanjutkan pada 2017.

"Mudah-mudahan proses pele­langan lebih cepat lagi, sehingga pelebaran ratusan titik trotoar yang telah diprogramkan bisa terealisasi," kata Yusmada.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait agar setelah pem­bangunan rampung, trotoar tidak dijadikan tempat pangkalan ojek, pedagang kaki lima (PKL) dan tempat parkir. "Target kami, paling lambat seluruhnya ram­pung akhir 2016," tandasnya.

Lebih lanjut, Yusmada tak me­nampik bila penataan trotoar kali ini juga menyentuh trotoar yang sudah diperbaiki sebelumnya. Namun, dia membantah bila itu merupakan tambal sulam hanya untuk mempercepat anggaran.

Sebab, penataan trotoar kali ini dilengkapi boks utilitas dan dibangun dengan lantai pe­mandu kaum disabilitas. Ke depan, Yusmada menyatakan, trotoar yang ditata tidak akan lagi terkena pembongkaran proyek jaringan utilitas.

Sebab, trotoar yang dibangun tersebut telah dilengkapi man­hole utilitas. "Setelah ini selesai, kita akan minta yang punya kabel seperti PLN dan Telkom buat jaringan baru di boks yang tersedia. Sehingga, fungsi trotoar bisa dimaksimalkan," ujarnya.

Terpisah, Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas, Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Riri Asnita mengatakan, untuk merealisasikannya, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan angga­ran sekitar Rp 250 miliar.

Dari 48 lokasi yang diperbaiki, pihaknya melaksanakan perbai­kan di enam lokasi. Sedang si­sanya dikerjakan masing-masing suku dinas di wilayah.

"Enam titik yang dilaksanakan Dinas Bina Marga di kawasan Tanah Abang, Caringin, sekitar Rusun Daan Mogot, sekitar ka­wasan Terminal Rawamangun, kawasan Pluit dan di kawasan Blok M," ucapnya.

Dikatakan Riri, pemilihan enam lokasi yang dibangun pihaknya, telah melalui proses kajian. Di setiap lokasi, trotoar dibangun di titik yang menjadi pusat pergera­kan orang. "Ada di dekat stasiun, pasar, sekolah, terminal maupun pertokoan dan pusat kerama­ian," tandasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA