Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dua JPO Di Jalan Sudirman Belum Bersih Dari Reklame

Ada Juga Spanduk Lembaga Pemerintah Dan Swasta

Senin, 28 November 2016, 10:41 WIB
Dua JPO Di Jalan Sudirman Belum Bersih Dari Reklame
Foto/Net
rmol news logo Dari tujuh JPO yang berada di sepanjang jalan tersebut, lima di antaranya sudah bersih dari segala macam reklame. Hanya tinggal dua yang masih terdapat reklame maupun spanduk dari berbagai lembaga swasta mau­pun pemerintah.

Salah satu JPO yang masih ter­dapat reklame maupun spanduk yakni, JPO Bundaran Senayan. Setidaknya, ada tiga reklame dan beberapa spanduk di JPO ini.

Sebuah reklame 1 x 20 meter menempel di pagar JPO ini, di sisi yang mengarah ke Selatan, atau ke arah Jalan Sisingamangaraja. Di sisi arah sebaliknya, ter­pasang dua buah reklame. Satu berukuran kira-kira 1x20 meter, sedangkan satunya berukuran 1x5 meter.

JPO sepanjang lebih dari 30 meter ini, berada persis di atas proyek Mass Rapid Transit (MRT) sta­siun Bundaran Senayan. JPO tersebut sepertinya tidak begitu nyamam bagi warga pengguna.

Penyebabnya, lantai jembatanyang masih terbuat dari lempengan besi tipis, akan akan berbunyi saat dipijak. Selain itu, berbagai kabel yang melintang di sisi JPO membuatnya semakin tidak sedap dipandang.

Ardi, salah seorang pengguna JPO Bundaran Senayan mengakui, berbagai hal tersebut mem­buat jembatan tidak enak dipan­dang. Apalagi, di bawah masih terdapat proyek MRT.

"Seharusnya dibuat lebih nya­man buat pejalan kaki seperti ki­ta," kata Ardi, yang mengenakan kaos lengan panjang abu-abu.

Selain JPO Bundaran Senayan, di JPO Gelora Bung Karno pun masih tampak sejumlah reklame. Di sini, reklame berada di kedua sisi. Reklamenya bertuliskan pesan mengenai program amnesti pajak.

Berbeda dengan dua JPO tersebut, JPO Karet telah bersih dari segala reklame dan spanduk. Yang ada hanya papan penunjuk tempat dan arah ditempel di ge­lagar atau bagian utama JPO.

Reklame di JPO Karet meru­pakan yang pertama dibongkar untuk kawasan Jalan Jenderal Sudirman. Reklame di JPO tersebut dibongkar pada 13 Oktober lalu. JPO Karet berada di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. JPO itu merupakan akses menuju Halte TransJakarta Karet.

"Yang bongkar petugas gabun­gan dari Dinas Perhubungan DKI dan Polisi Pamong Praja. Mulai dari malam, selesainya pagi," kata seorang pengojek yang biasa mangkal di bawah JPO tersebut.

JPO Karet berada persis di de­pan Gedung Mayapada. JPO itu menghubungkan gedung terse­but yang berada di Kelurahan Setiabudi, Jakarta Selatan, denganHotel Grand Sahid Jaya yang berada Keluarahan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Reklame yang dibongkar bera­da di kedua sisi JPO. Di gelagar jembatan, yang sebelumnya be­rada di bagian belakang reklame yang dibongkar, tampak tembok JPO sudah mulai kusam. Besi tempat menempel reklame be­lum dicopot. Ukurannya cukup besar. Sekira 1,5 x 60 meter, memanjang dari ujung ke ujung lain jembatan.

Selain di kawasan Sudirman, petugas juga melakukan pem­bongkaran reklame di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Pembongkaran dilakukan di seluruh JPO di sepanjang Jalan Taman Margasatwa, Warung Buncit Raya, dan Mampang Prapatan.

Ada empat JPO yang menjadi sasaran pembongkaran. Salah satu yang terkena pembongkaran, yakni JPO Duren Tiga. JPO ini merupakan akses penye­berangan warga dari Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran di sebelah timur, denganKelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan di sebelah barat.

Selain itu, JPO ini merupakan akses utama bagi masyarakat yang hendak menggunakan mo­da transportasi Bus TransJakarta. Di JPO sepanjang 20 meter ini, Halte Busway dibuat melayang sejajar dengan tinggi JPO sekitar5 meter. Siang itu, cukup banyak warga berlalu lalang di JPO. Mulai dari warga penyeberang jalan, sampai warga yang ingin menggunakan jasa TransJakarta.

Sebelumnya, JPO ini sempat ditutupi reklame. Dari pantauan kemarin, tidak ada lagi reklame berbobot berat yang terpasang di JPO. Yang tersisa, hanya dua buah spanduk. Spanduk pertama bertuliskan

"Kita Semua Bersaudara", yang berada pada sisi yang mengarah ke Ragunan. Spanduk tersebut dipasang Kelurahan Tegal Parang.

Sedangkan sisi sebaliknya, atau yang mengarah ke arah perempatan Rasuna Said, Kuningan, terpasang sebuah span­duk milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Isinya mengingatkan warga untuk mendaftar dalam Pilkada DKI Jakarta tahun depan.

Roni, pengguna TransJakarta yang akan menuju Kuningan me­nyebut, langkah Pemprov men­copot sejumlah reklame yang menempel di JPO sudah tepat. Hal itu, kata dia, demi keamanan dan kenyamanan warga. "Karena kalau ada reklame kan angin ng­gak bisa lewat, terhalang. Jadi lebih aman saja sekarang, biar nggak seperti kejadian di Pasar Minggu," ujar Roni di atas JPO Duren Tiga.

Selain di kawasan Sudirman dan Mampang, Pemprov DKI Jakarta juga mencopot sejumlah reklame di Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Latar Belakang
Pembongkaran Reklame Di JPO  Ditarget Kudu Rampung Bulan Depan

Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta sudah membongkar sekitar 30 dari 74 reklame ilegal yang terpasang di jembatan penyeberangan orang (JPO). Ditargetkan, pembongkaran sisa reklame di JPO rampung Desember mendatang.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menyatakan, secara keseluruhan, terdapat 75 reklame di JPO yang berada di bawah kewenangan­nya. Selain itu, masih terdapat sejumlah reklame di JPO yang berada di bawah kewenangan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Dari 75 papan reklame di JPO, hanya satu yang memi­liki izin. Selebihnya ilegal dan kita minta bongkar karena sangat membahayakan," katanya.

Terpisah, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menertibkan papan reklame yang terpasang di empat jembatan penyeberangan orang (JPO). Selain melanggar, ini antisipasi agar tidak terjadi kecelakaan reklame ambruk.

Kali ini, penertiban dilakukan di JPO SMK 57 Jalan Margasatwa, JPO Pejaten di Jalan Warung Jati Barat, JPO Buncit di Jalan Warung Buncit, dan JPO Duren Tiga di Jalan Mampang Prapatan Raya.

Kepala Seksi Penyelamatan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, Sartono mengatakan, penertiban papan reklame di­lakukan pada malam hari untuk menghindari kemacetan parah di lokasi. Sebab, lokasi tersebut termasuk padat lalu lintas.

Menurut Sartono, papan reklame yang ditertibkan rata-rata berukuran 3x15 meter. Selain mencegah hal-hal membahaya­kan seperti yang terjadi di JPO Pasar Minggu, penertiban ini dilakukan karena reklame yang terpasang di JPO masa izinnya sudah kedaluwarsa.

"Papan reklame juga tidak sesuai dengan syarat teknis bangunan reklame. Setelah papan reklame berhasil diturunkan, kami gunakan rotary saw dan cutter spreader untuk memotong besi menjadi beberapa bagian, kemudian diangkut ke dalam truk," kata Sartono.

Untuk mempercepat jalan­nya penertiban, pembongkaran dilakukan secara bersamaan. Lebih lanjut, penertiban reklame tidak berizin akan dilakukan secara bertahap dan terjadwal, Rabu dan Jumat.

"JPO akan dikembalikan fungsinya, untuk kenyamanan peng­guna jalan. Rabu depan ren­cananya akan ditertibkan reklame di JPO Karet Kuningan dan JPO Kuningan Madya di Jalan HR Rasuna Said," terang Sartono.

Dalam penertiban ini dikerahkan 150 petugas gabungan dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP), Sudin Penataan Kota, Sudin Perhubungan dan Transportasi Jakarta Selatan, Satpol PP dan PPSU.

Sementara itu, kondisi JPO Pondok Indah, Jakarta Selatan sungguh memprihatinkan. Penyebabnya, atap jembatan yang berada di dekat Masjid Raya Pondok Indah ini, sudah jebol.

Sungguh memprihatinkan melihat kondisi JPO Pondok Indah. Jembatan penyeberangan sepanjang lebih dari 20 meter ini, masih berdiri kokoh kendati sudah berdiri sejak beberapa ta­hun lalu. Namun sayang, kini jembatan tersebut terlihat kusam karena tidak terurus.

Hampir sebagian besar atap JPO yang terbuat dari policarbo­net ini, sudah mengelupas dima­kan usia. Bahkan, sebagian lagi tanpa atap karena sudah jebol. Akibatnya, banyak pengguna jembatan tidak nyaman dengan kondisi yang cukup mengenas­kan itu. Ini bikin susah kita. Kalau hujan kehujanan, panas kepanasan,” keluh Nurdin, peng­guna JPO ini sambil menutupi kepalanya dengan buku agar tidak terkena hujan.

Kendati kondisinya mempri­hatinkan, banyak warga yang menggunakan akses jembatan tersebut. Pasalnya, bila melewati jalan raya cukup menyulitkan karena ada pagar pembatas jalan yang cukup tinggi. Sehingga, mau tidak mau warga harus menggunakan jembatan yang sudah terlihat terang ini.

Seluruh iklan yang sebelumnya memenuhi pagar samping jem­batan telah dibersihkan oleh petugas Dishubtrans. Langkah tersebut dilakukan untuk menghin­dari jatuhnya papan iklan yang bisa membahayakan pengguna jalan. "Sekarang kondisinya terang, jadi tidak takut adanya kejahatan bila menyeberang malam hari," ucap Nurdin.

Senada, Rosida, pekerja swasta di kawasan Arteri Pondok Indah juga meminta kepada Dishubtrans untuk secepatnya memperbaiki atap JPO yang rusak parah. Sebab, kerusakan tersebut terjadi sejak lama dan cukup mengganggu kenyamanan pengguna jalan. "Semoga sece­patnya diperbaiki, apalagi saat ini musim hujan sehingga peng­guna jalan kebasahan," saran wanita berjilbab ini.

Tapi, wanita berumur 28 ta­hun ini mengaku bersyukur karena seluruh papan iklan yang sebelumnya menempel di pinggir JPO sudah dibersihkan, sehingga tidak membahayakan bila terjadi hujan deras ataupun angin kencang saat menyeberang jembatan tersebut "Sekarang nyaman-nyaman saja walaupun ada angin kencang," kata dia.

Sementara, pedagang asongan yang biasa mangkal di halte, tak jauh dari JPO Pondok Indah, Nurwati juga mengaku lega karenasaat hujan deras tidak perlu was-was lagi karena seluruh iklan di papan JPO sudah diber­sihkan oleh petugas. Sebab, saat masih penuh dengan berbagai macam iklan, dirinya tidak tenang saat hujan deras dan angin kencang terjadi. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA