Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Korban Ledakan PHD Mulai Perbaiki Rumah

Dapat Ganti Rugi Kerusakan

Rabu, 02 November 2016, 09:50 WIB
Korban Ledakan PHD Mulai Perbaiki Rumah
Foto/Net
rmol news logo Salah satu warga yang memperbaiki rumahnya adalah Warnih. Rumahnya berada di samping bangunan PHD yang habis akibat ledakan gas 50 kilogram itu. Tepatnya di Jalan Raya Hankam, RT 04, RW 05, Jatimurni, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat.

Dari pintu masuk perumahan Oma Regency, rumah Warnih berada di sebelah kiri jalan. Saat ditemui, Warnih sedang memperbaiki tanaman-tanaman di teras kediamannya.

Rumah Warnih termasuk yang mengalami kerusakan cukup parah. Sebelum ledakan, rumahWarnih berpagar. Pagar itu berdirisekitar delapan meter dari pintu masuk rumahnya.

Setelah terkena imbas ledakan, pagar tersebut kini rata dengan tanah. Puing-puingnya bersera­kan memenuhi halamannya. "Itu semua puing pagar dan puing bangunan PHD yang meledak," katanya saat ngobrol dengan Rakyat Merdeka, Minggu lalu.

Warnih mengaku belum sem­pat membersihkan puing-puing tersebut. Dia memprioritaskan bagian lain rumahnya yang juga terkena efek ledakan. Kerusakan di rumah ini terjadi di beberapa bagian dan cukup parah.

"Hampir semuanya rusak. Ada juga yang sudah diperbaiki sendiri tanpa tukang, setelah Pizza Hut mengganti sebagian kerusa­kan Jumat lalu," terangnya.

Selain pagar, beberapa bagian rumah Warnih turut terkena efek ledakan. Pintu utama salah sa­tunya. Namun, saat disambangi Minggu lalu, pintu berukuran 50 x 250 centimeter itu, sudah dalam keadaan baru.

Selain itu, ledakan juga meru­sak kaca jendela bagian depan rumahnya. Daun jendela patah. Kacanya habis tak tersisa. Hanya tinggal teralis hijau di dalamnya. Ledakan juga merusak atap dan tembok rumah Warnih.

Atap bagian depan yang ter­buat dari bahan cor-coran pun hancur. Plafon rumah yang ber­bahan triplek bolong. Selain itu, tembok rumah Warnih di bagian depan rusak dan retak.

"Itu temboknya baru seminggujadi. Kalau tembok lama mung­kin roboh," katanya.

Mengenai kerugian yang dideritanya, jika ditotal, Warnih mengaku sekira Rp 70 juta. Kerugian itu antara lain disebabkan bangunan yang rusak. "Selain itu ada tanaman yang rusak. Saya masukkan perhitungan kerugian karena tanaman itu saya beli. Sekarang tidak ada sisanya. Tadinya halaman rumah saya penuh tanaman," curhatnya.

Kerugian yang dialami Warnih bukan hanya material bangunan. Suaminya juga ikut jadi korban. Suaminya mengalami memar di lengan dan kepala akibat terkena serpihan bangunan PHD yang meledak. Suaminya dirawat dari Senin (24/10). Baru keluar tiga hari kemudian. Luka suaminya tak terlalu parah, jadi tak terlalu lama di rumah sakit. Semua biaya pengobatan diganti Pizza Hut.

"Sedangkan biaya untuk keru­sakan bangunan sebagian sudah dibayar, sisanya segera dilu­nasi," ucapnya.

Selain rumah milik Warnih, beberapa bangunan lain juga mengalami kerusakan cukup parah. Seperti beberapa ruko di sekitar PHD. Ada sembilan ruko yang mengalami kerusakan ringan sampai berat.

Tembok ruko yang paling dekat dengan PHD roboh, rata den­gan tanah. Saat ini, ruko tersebut sedang direnovasi, bersama dengan dua ruko di sebelahnya. "Kita pekerja bangunan yang dipercayakan memperbaiki ini," kata seorang pekerja bangunan.

Saat didatangi, ruko tersebut sedang diperbaiki dua pekerja bangunan. Mereka mengerjakan bagian plafon yang sebelumnya tak bersisa. Ruko yang diper­baiki itu, sudah dipasangi kayu-kayu untuk penyangga triplek.

Masih di komplek ruko yang sama, Edi, pemilik rumah makan Padang juga sedang melakukan perbaikan. Tempat usahanya ini juga hancur karena terkena puing-puing ledakan. Jarak tempat usahanya dari PHD sekitar 25 meter. Kaca etalase tempat makanan hancur. "Sudah diganti yang baru," tutur Edi saat di­jumpai Rakyat Merdeka.

Edi, bersama beberapa kera­batnya, memperbaiki sendiri kerusakan rumah makan ini. Selain bagian depan, kerusakan juga berada di bagian belakang yang menjadi dapur.

Mengenai ganti rugi, Edi mengaku pihak PHD bertang­gungjawab penuh terhadap keru­sakan ini. Pertanggungjawaban PHD juga termasuk biaya rumah sakit keponakan Edi, Efrizal (14) yang menjadi korban luka parah karena kepalanya terkena puing bangunan.

Efrizal harus dioperasi dan dirawat selama beberapa hari di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. "Baru Sabtu lalu pulang dari rumah sakit. Sekarang sedang pemulihan di rumah," katanya.

Sementara itu, pengamat kimia dari Universitas Indonesia (UI) Budiawan menjelaskan, gas yang biasa dipakai untuk memasak, termasuk untuk restoran cepat saji seperti PHD, mengandung bahan kimia propana yang relatif mudah terbakar.

Lantaran itu, gas propana biasanya diberi tambahan se­nyawa kimia metilsulfida agar mudah diketahui bila terjadi masalah. "Ini sebagai indikator bau silfur jika terjadi kebocoran gas," tandas Budiawan.

Karena sifatnya yang sensitif, lanjut Budiawan, maka per­lakuan terhadap gas ini harus hati-hati. Seharusnya, bila terjadi kebocoran, sudah bisa tercium dari bau sulfur yang dikeluarkan dari tabung gas tersebut.

"Hanya, apakah hal itu disa­dari atau tidak oleh penggunanya," kata dia.

Latar Belakang
Gas Terkumpul Di Ruangan, Ledakan Bisa Dipicu Aliran Listrik

Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri melaku­kan olah tempat kejadian perkara (TKP) sehari pasca ledakan gas di restoran cepat saji, Pizza Hut Delivery (PHD), Jalan Raya Hankam, Kelurahan Jati Melati, Pondok Melati, Kota Bekasi

Menurut Kabid Balistik Metalurgi Forensik, Puslabfor, Kombes Ulung Kanjaya, penyebabledakan karena ada kebocoran gas. Ledakan ini, lanjut dia, bisa terjadi kendati tidak ada aktivitas di dalam ruangan tersebut.

"Aliran listrik bisa jadi pemicu timbulnya ledakan bila gas di ruangan yang sudah terkumpul, dalam kepadatan tertentu," tan­das Ulung.

Ulung menjelaskan, proses identifikasi cukup alot, sebab dinding-dinding yang tersisa akan runtuh. Selain itu, dampak ledakan juga membuat beberapa kabel listrik terputus, sehingga sangat berbahaya jika dilalui dengan tidak hati-hati.

Dia menyebut, proses penye­lidikan membutuhkan waktu selama dua hari. "Prosesnya sebenarnya tidak sulit. Jadi, disingkirkan dulu, baru dicari pusat ledakannya itu," katanya.

Untuk mengetahui tingkat ledakan, dia menyebut ada beberapa prosedur dalam penyidikan, mulai dari tim Gegana, Inafis, Kedokteran Kepolisian, dan tim Disaster Victim Identification (DVI).

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono, peristiwa itu terjadiseki­tar pukul 06.40 WIB. Berdasarkan keterangan saksi karyawan PHD Libotius Steven Kendye, dirinya bersama tiga rekannya atas nama Arom, Riska dan Rifai pulang atau menutup ruko PHD sekitar pukul 2 dini hari.

"Sebelum meninggalkan PHD, saksi bersama tiga temannya su­dah cek listrik dan empat tabung gas, serta memastikan semuanya sudah tertutup. Pengecekan di­lakukan setelah PHD tutup pukul 11 malam," jelas Awi.

Dia menambahkan, empat karyawan itu kembali mengecek listrik dan tabung sebelum meninggalkan ruko PHD pukul 01.45 WIB. "Saksi Arom melakukan pengecekan ulang terhadap listrik dan gas. Setelah itu keempat karyawan meninggalkan lokasi pukul 2 dini hari," katanya.

Sementara itu, saksi Jhon Hendri, tukang parkir Alfamidi yang berada di samping ruko PHD menuturkan, ketika dia berdiri sekitar 5 meter dari lokasi ledakan, tiba-tiba terdengar den­tuman sangat keras dari dalam ruko PHD. "Ledakan itu meng­hancurkan seluruh bangunan PHD dan bangunan yang ada di sekitarnya," jelasnya.

Awi menegaskan, ledakan diduga berasal dari tabung gas 50 kg di bagian belakang ruko atau gerai PHD. "Pasca ledakan di sekitar lokasi masih tercium bau gas," tandasnya.

Akibat peristiwa ledakan itu, sejumlah orang mengalami luka-luka, di antaranya beberapa karyawan Alfamidi dan warga sekitar. Ledakan juga berdampak pada se­jumlah bangunan di sekitarnya.

Kapolres Bekasi Kota Kombes Umar Fana menyebut, ledakandiduga dari tabung 50 Kg. "Diduga, ledakan berasal dari tabung gas ukuran 50 kilogram dari da­lam PHD," tandasnya.

Ledakan ini cukup dahsyat. Di bagian belakang ruko PHD ada rumah-rumah warga. Ada yang terasnya jebol dan kacanya pecah. Pohon-pohon di depan rumah ini pun tumbang. Sedangkan gerai PHD yang diduga menjadi tempat ledakan, tinggal puing-puing berserakan. Lokasi ini dipasangi garis polisi (police line). Sejumlah polisi berjaga-jaga di TKP.

Ledakan ini cukup besar, karenatidak hanya merusak bangunan-bangunan di sisi kanan dan kiri gerai PHD. Toko-toko di seberang jalan pun ada yang mengalami kerusakan cukup parah. Seperti sebuah toko yang berhadapan dengan gerai PHD. Pagar toko ini roboh. Kacanya berserakan. Gentengnya ada yang pecah. Dua buah truk di depan toko ini, kacanya berserakan.

Toko Alfamidi juga mengalami sejumlah kerusakan akibatledakan tersebut. Dinding pem­batasnya dengan PHD rusak. Begitu pula kanopi bagian depannya. Sebuah mobil yang parkir di depan Alfamidi penyok dan kacanya pecah. Mobil itu kemudian ditutup terpal biru. Tempat parkir itu pun ditutup terpal serupa, tapi lebih panjang.

Belakangan, pada hari keja­dian itu, datang sejumlah petugas PLN memutus aliran listrik ke kabel-kabel yang rusak di depan TKP, di depan gerai PHD dan Alfamidi. Langkah itu dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang mungkin muncul karena aliran listrik ke lokasi ledakan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA