Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jam Istirahat, PNS Turun Borong Barang

Pasar Murah Kementerian Perdagangan

Rabu, 01 Juli 2015, 12:00 WIB
Jam Istirahat, PNS Turun Borong Barang
ilustrasi/net
rmol news logo Azan berkumandang. Panggilan agar melaksanakan shalat Dzuhur itu sekaligus menjadi penanda waktu istirahat kerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Waktu jeda kerja itu dimanfaatkan para pegawai instansi ini untuk bertandang ke kantor sebelah. Mereka hendak berbelanja kebutuhan di pasar murah yang digelar di Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Saya diajak Ibu Minu. Dia sudah ke sini Jumat lalu," kata Dame, pegawai KKP sampai menunjuk rekan di sebelahnya yang lebih tua usianya. Masih menggunakan seragam biru KKP, Dame berjalan kaki menuju Kemendag di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat.

Di sepanjang jalan itu dipasang berbagai spanduk yang menginformasikan adanya pasar murah dari 25 Juni hingga 10 Juli. Buka mulai 9.30 hingga jam 2 siang. Tempatnya di halaman kementerian itu.

Tiba di area parkir Kemendag terlihat sebuah tenda raksasa di. Tenda dengan atap kerucut itu berukuran sekitar satu lapangan basket. Akses masuknya ada dua, di sisi kanan dan belakang. Dame, masuk dari sisi kanan.

Melihat jarum jam, masih pukul 12.30. Masih ada waktu 30 menit sebelum jam istirahat kerja berakhir. Suasana di pasar murah itu ramai. Tersedia 50 stan yang menjajakan sembako, daging hingga pakaian.

Menyadari sisa waktu istirahat akan berakhir, Dame berjalan cepat mengitari area stan yang ditata berbentuk melingkar. Wanita berjilbab itu mulai jalan ke sisi kanan. Dia langsung melihat stan penjual beras dan daging. Harga daging di sini cukup murah. Hanya Rp 85 ribu per kilogram. Sementara di pasaran Rp 100 ribu.

Dame ragu memilih membeli daging atau beras. Pasalnya, dia pulang ke rumahnya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan naik bus jemputan. "Bawa-bawanya berat sendirian. Yang gampang dibawa aja," pilihnya.

Stan demi stan dilewatinya. Ia berhenti di stan yang menjajakan minyak goreng. Dia membeli dua kantong minyak berukuran satu kilogram. Harganya Rp 10 ribu per kantong. Selembar uang Rp 20 ribu kemudian bertukar dengan dua kilogram minyak.

"Saya juga ngeborong makanan kayak pempek, bawang merah, kue-kue, buat keperluan dapur sama jelang lebaran," bisiknya.

Tidak terasa, Dame telah menenteng tiga kantung plastik berisi barang belanjaan. Dua temannya sudah sama. Belum cukup berbelanja, Dame me­nyambangi stan yang menjual gula pasir di pojok tenda.

"Beli tiga bungkus," ujar Dame kepada pedagang. Satu bungkus berisi 1 kg gula seharga Rp 10.800. "Di pasaran bisa Rp 12 ribuan, lumayan," imbuhnya.

Barang belanjaannya semakin banyak dan berat. Sebelum kem­bali ke kantornya, Dame dan dua rekannya beristirahat sejenak di bangku-bangku yang disediakan. Kantong berisi belanjaan digele­takkan di lantai. Dia mengemas ulang barang belanjaan. Dari empat kantung plastik dipadatan padatkan menjadi dua kantong saja. Sehingga lebih mudah ditenteng.

Tak terasa, waktu sudah ham­pir pukul 2 siang. Mereka pun bergegas kembali ke kantornya. "Saya senang ada pasar murah, apalagi lokasinya dekat kantor. Kalau pas libur suka malas be­lanja," kata Dame.

Pasar murah ini merupakan bagian dari operasi pasar yang dilakukan Kemendag untuk menekan kenaikan harga barang-barang menjelang lebaran. "Kita selalu perhatikan dari tahun ke tahun, setiap bulan puasa atau lebaran dan hari-hari besar keagamaan, tren harga (bahan pokok) naik. Kita mengimbangi kenaikan harga tersebut," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel saat membuka mem­buka pasar murah di kantornya Kamis lalu.

Dengan adanya operasi pasar ini, masyarakat bisa membeli barang-barang kebutuhan hidup dengan agar terjangkau.

"Stok kebutuhan bahan pokok di Indonesia itu cukup, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Rachmat.

Rachmat menambahkan, pasar murah yang digelar di Perdagangan hanya dua pekan saja. Namun pasar serupa akan digelar di sejumlah wilayah di tanah air hingga mendekati lebaran.

Barang yang dijual antara lain beras, gula pasir, tepung terigu, telur, cabai, bawang dan juga produk dari usaha mikro kecil menengah, dengan potongan harga mencapai 50 persen dari harga di pasaran.

Pasar murah ini diikuti 54 pelaku usaha, 16 pelaku usaha pangan, 16 pelaku usaha pangan olahan serta Aprindo. Di antaranya, Perum Bulog, Pasar Jaya Pasar Induk Kramat Jati, Sinarmas, Artha Graha, PD Dharma Jaya, Hypermart, dan Matahari.

Sediakan 300 Paket Sembako, Belinya Pakai Kupon

Sebuah stan tanpa merk di pasar murah di Kementerian Perdagangan tampak kosong. Stan berukuran 2x2 meter itu ternyata menyediakan paket sembako. Harganya murah. Ratusan paket ludes dalam tempo 1 jam saja.

"Tadi pagi sudah terjual 300 paket sembako murah," ujar Fily, panita penyelenggara pasar murah di Kemendag.

Fily menuturkan, begitu pasar murah dibuka jam 9.30 ratusan warga langsung menggeruduk masuk. Mereka ingin membeli paket sembako murah seharga Rp 20 ribu. Paket itu berisi gula, minyak, beras, dan lainnya.

Hanya warga yang memiliki kupon saja yang diperkenankan memperoleh paket sembako mu­rah ini. Sebelumnya, Kemendag telah membagi-bagikan kupon paket sembako murah kepada warga di 12 kelurahan di Jakarta Pusat. Yakni Kelurahan Gambir, Cikini, Kwitang, Kebon Sirih, Kebon Kelapa, Petojo Utara, Cideng, dan Senen.

Setiap hari, panitia hanya menyediakan 300 paket saja. Warga yang tidak kebagian bisa kembali pada esok harinya.

"Kalau untuk mendapatkan paket murah itu harus punya kupon. Yang tidak punya kupon bisa membeli di stan yang ada. Harganya juga lebih murah dibanding di pasaran," kata Fily.

Fily mengungkapkan pasar murah ini diminati warga di seki­tar Gambir maupun pegawai in­stansi yang berkantor di sebelah timur Monas ini. "Kebanyakan yang belanja memang pegawai kantoran," paparnya.

Memasuki hari ketiga pelaksanaan pasar murah, pembeli makin ramai. Sejumlah stan sudah ko­song sebelum tengah hari. Salah satunya stan minyak goreng.

Panitia sudah memungut biaya kepada perusahaan yang ingin membuka stan di pasar murah. Mengenai harga barang yang dijajakan di stan, panitia tak ikut campur. Namun umumnya lebih murah. "Panitia hanya fasilitasi tempat, listrik, dan air," pung­kasnya.

AC Mati, Pembeli Ngeluh Kegerahan

Fily, panitia penyelenggara pasar murah di Kementerian Perdagangan sibuk mengutak-atik laptop di ruang panitia pasar murah. Sesekali, dia mengibas­kan kertas tanda kegerahan.

"AC-nya lagi bermasalah, itu kendala seharian ini," ujarnya ketika ditemu kemarin. Fily tengah menyiapkan bahan lomba melukis dan mewarnai yang akan digelar hari itu.

Pasar murah digelar di bawah tenda di halaman Kemendag. Tanpa AC, suasana di dalam tenda besar itu terasa pengap dan panas. Kondisi inilah yang membuat warga tak mau berlama-lama di pasar murah.

"Biasanya sampai mau tutup (jam 2 siang) masih ramai orang," ujarnya. Lewat tengah hari, suasana sudah lengang. Fily menyebutkan kerusakaan AC di pasar murah ini tengah diperbaiki teknisi.

Turunnya jumlah pembeli di hari ketiga pasar murah Kemendag diamini Ardi, penjaga stan daging sapi UD Dharma Jaya. Kemarin, dia hanya menjual 50 bungkus daging sapi. Setiap bungkus seberat 1 ki­logram

Pada pertama dan kedua dia berhasil menjual 110 bungkus daging ukuran satu kilogram. "Mungkin karena AC, tapi nggak apa-apa masih ada hari esok," katanya.

UD Dharma Jaya, kata Ardi, merupakan usaha dagang bi­naan Pemprov DKI Jakarta. Pihaknya diundang Kemendag untuk membuka stan di sini.

Mendapat kesempatan berjualan di pasar murah karenadiminta langsung pihak Kemendag. Harga yang ditawarkan pun cukup murah. Satu kilogram daging sapi dijual Rp 85 ribu dengan harga pasaran mencapai Rp 100 ribu.

Keluhan AC rusak, juga diu­tarakan Dame, pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang sedang berbelanja kemarin siang. Menurutnya, udara pengap dan gerah membuatnya kurang nyaman berbelanja. Terlebih, para pengunjung ban­yak yang sedang berpuasa.

Kementerian Perdagangan menggelar pasar murah yang menjual bahan pokok dan produk ritel. Pasar murah digelar di Kantor Kementerian Perdagangan mulai 25 Juni -10 Juli 2015.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Sri Agustina mengatakan, pameran ini diikuti 54 stan pedagang yang menjual produk pangan, bahan pokok hingga produk Industri Kecil Menengah (IKM).

"Barang yang dijual terdiri dari beras, gula pasir, telur, cabe, bawang, dan produk IKM," tutur Srie yang melihat-lihat pasar murah ini.

Srie mengatakan, pameran digelar selama 12 hari kerja mulai 25 Juni sampai 10 Juli 2015 pukul 09.00 sampai 14.00 WIB di kompleks Kementerian Perdagangan. Sri mengatakan, pameran ini bisa membantu masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar Kementerian Perdagangan.

"Ada 12 kelurahan di sekitar sini. Dan juga untuk melayani karyawan kantor sekitar, seperti Kementerian Perikanan dan Kelautan, sampai Pemprov DKI Jakarta," pungkasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA