Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demi Tiket Mudik Gratis, Bolos Kerja Dua Hari

Antre di Kemenhub Sejak Jam 6 Pagi

Rabu, 17 Juni 2015, 11:34 WIB
Demi Tiket Mudik Gratis, Bolos Kerja Dua Hari
ilustrasi/net
rmol news logo Sudarno, warga Penjaringan, Jakarta Utara terlihat celingukan di depan Gedung Cipta, kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin. Lobby pintu masuk gedung disulap menjadi tempat pendaftaran mudik gratis tahun 2015.

Hari kemarin adalah kali kedua Sudarno mendatangi kantor Kemenhub. Pada Senin lalu, pria asal Solo, Jawa Tengah itu datang sejak jam enam pagi un­tuk mengantre tiket mudik gratis. Dia berada di kontor itu sampai pelayanan mudik ditutup. Tepat pukul tiga sore.

"Kemarin (Senin) saya dapat nomor antrean 435, tapi sampai nomor 300 saja. Di lanjutin lagi hari ini," ujar Sudarno sembari menyiapkan persyaratan pe­serta mudik gratis dengan moda kereta api.

Bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik di Jakarta Utara, Sudarno mengaku sudah bolos dua hari kerja demi mendapatkan tiket gratis ke kampung halaman. Pria berkulit gelap itu datang bukan tangan kosong. Secarik kertas booking tiket sudah di­pegang. Sebelumnya, dia sudah mendaftar mudik secara online.

Kemenhub, kembali melaku­kan mudik gratis kepada calon pemudik pengguna sepeda motor. Pendaftaran, dilakukan melalui dua jalur. Pertama, pendaftaran secara online yang dibuka sejak 1 Juni sampai 30 Juni. Caranya, dengan mengakses ke alamat: mudikgratis.dephub.go.id.

Kedua, pendaftaran secara on the spot atau langsung sejak tanggal 15 Juni sampai 8 Juli. Pendaftaran, dapat dilakukan di Gedung Cipta, kantor Pusat Kemenhub di Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat.

Pendaftar, dapat memilih moda transportasi mudik gratis seperti kapal laut, bus, hingga kereta api. Syaratnya, menyer­ahkan fotokopi STNK motor, KTP, SIM C, dan kartu keluarga (KK). Setiap motor hanya bisa mendaftarkan dua orang dewasa dan satu balita. Tujuan mudik gratis ini, untuk mengurangi kemacetan sekaligus mengu­rangi jumlah kecelakaan roda dua selama mudik Lebaran.

Melanjutkan Sudarno, dia su­dah mendaftar online sejak 7 Juni lalu. Menurutnya, pendaftaran online tidak sulit. Kurang dari 15 menit print out bukti booking su­dah bisa dicetak. Dia mendaftar­kan istrinya, Sujiati, dan anaknya M. Rakha Ramadhan yang baru berusia dua tahun.

"Anak saya ada tiga, yang dua ikut budenya naik mobil," ujar Sudarno yang tidak mengeluh sekalipun peserta mudik dibata­si. "Daripada naik motor, ngeri, saya sudah pernah capeknya bukan main," tambah Sudarno yang sudah mengikuti program serupa pada tahun lalu.

Tiba di Gedung Cipta jam 9.30, Sudarno mengaku senang tidak perlu waktu lama untuk melakukan daftar ulang. Ada tiga loket tersedia yang dibagi sesuai moda angkutan. Pengguna kapal laut, dan kereta api berada di sisi kanan depan gedung Cipta, dan pengguna bus disebelah kiri.

Membawa kertas booking on­line, Sudarno langsung menuju kursi kosong loket untuk per­jalanan kereta api. Tidak hanya fotokopi, berkas asli seperti KTP, SIM C, STNK, dan KK langsung dikeluarkannya dari dalam tas.

Dalam kertas booking milik Sudarno, selain berisi biodata keluarganya, juga tertera pi­lihan moda transportasi kereta api untuk pergi pulang, dengan perjalanan Jakarta menuju Solo. Sudarno dijadwalkan berangkat dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Solo Jebres tanggal 13 Juli dan kembali 25 Juli 2015.

Biodata Sudarno kemudian di­verifikasi oleh petugas. Kurang dari 10 menit untuk membuk­tikan kebenaran berkas milik Sudarno, kertas booking pun dikembalikan dengan bubuhan stempel warna biru Kemenhub. "Tiketnya mana pak?," tanya Sudarno kepada petugas. "Nanti dikasih saat penyerahan motor di Stasiun Jakarta Gudang," jawab petugas pria kepada Sudarno.

Sesuai jadwal, Sudarno har­us menyerahkan motornya di Stasiun Gudang, Jakarta Utara paling lambat satu hari sebe­lum keberangkatan. Nantinya, motor miliknya tiba lebih da­hulu di Stasuin Solo Jebres. Sementara Sudarno beserta istri dan anaknya, naik kereta api kelas Ekonomi AC dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Mengenai persyaratan pengiri­man motor tanpa helm, Sudarno mengaku tidak ambil pusing dan tidak membawa helm dari Jakarta menuju Solo. Rencananya, dua buah helm akan dibawakan sanak keluarganya setibanya di Stasiun Solo Jebres.

Pemantauan Rakyat Merdeka, hingga sore hari peserta mudik gratis 2015 masih memadati area kantor Kemenhub. Mereka yang belum mendaftar online, harus antre lebih dari tiga jam untuk antre mendapatkan jatah tiket mudik gratis.

Seperti yang dilakukan Ibnu, warga Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pria berjaket hitam itu datang pukul 8.30. Namun, hingga jam dua siang, nomor antrean mudik gratis menggunakan bus belum dipanggil.

"Saya dapat nomor B 139, sekarang baru B 93," ujar Ibnu sembari mengecek ulang berkas pendaftaran sebelum nomor ant­reannya dipanggil. "Sudah lima jam nungguin nih," katanya.

Ibnu merupakan peserta ba­ru mudik gratis Kemenhub. Mendapat saran dari rekan ker­janya agar tidak lagi nekat mudik naik motor membawa anak dan istri. Tahun lalu, Ibnu mudik menggunakan motor menuju kampung halaman di Demak, Jawa Tengah.

Tadinya, Ibnu ingin mudik naik kereta. Namun, di hari kemarin, tidak ada pendaftaran untuk tiket kereta api. Khusus untuk mudik kereta api, pendaft­aran secara on the spot dilakukan selang satu hari dengan jatah 300 tiket per hari. Tujuannya, agar tiket moda kereta api tidak cepat habis.

"Naik bus juga oke, saya bisa hemat sekaligus ngga cape dan ngurangin resiko kecelakaan motor," semangat Ibnu yang terlihat sabar menunggu nomor antreannya di panggil.

Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub JA Barata saat ditemui dilokasi pendaftaran mudik gratis menyatakan se­jak pagi ratusan pemotor antre mendaftar untuk ikut program ini. "Kita membuka program un­tuk meminimalisir warga mudik menggunakan motor, karena dari data yang ada pemudik bermotor rawan mengalami kecelakaan," ujar Barata sembari menjelas­kan pihaknya akan mengangkut pemudik dan motornya dalam pemberangkatan terpisah.

Barata merincikan, untuk jalan darat, motor diangkut truk pada 13 Juli sedangkan pemudik naik bus 14 Juli 2015. Arus balik akan dilakukan pada 23-24 Juli mendatang. Tujuan mudik dengan angkutan darat adalah Purwokerto, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Yogyakarta, Solo, Wonogiri dan Tegal.

Bagi pengguna angkutan kere­ta api, pemudik akan berangkat pada 11-15 Juli 2015, sedangkan motor diberangkatkan lebih dulu. Arus balik peserta program ini jatuh pada 21-25 Juli 2015. Tujuan mudik dengan kereta api adalah Stasiun Tegal, Stasiun Pekalongan, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Lempuyangan, dan Stasiun Solo Jebres.

Untuk angkutan laut, pe­mudik dan motornya akan diberangkatkan dari Tanjung Priok-Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) pada 11 Juli, 13 dan 15 Juli. Arus baliknya pada 21 Juli, 23 Juli, 24 dan 25 Juli 2015. Sedangkan untuk tujuan Tanjung Priok-Pelabuhan Tanjung Perak (Semarang) akan diberangkat­kan pada 11 dan 12 Juli 2015. Arus baliknya pada 21 dan 25 Juli 2015.

Naik Kereta Api, Motornya Gratis, Orangnya Bayar

Panuju, pegawai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terlihat berjaga di belakang mesin pencetak nomor antrean untuk mudik gratis di depan Gedung Cipta, kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pria berser­agam abu-abu khas Kemenhub itu menjadi tempat bertanya setiap calon peserta yang kebingungan.

"Untuk kereta api, hari ini (ke­marin) kita tutup pendaftaran," ujar Panuju kepada warga yang mendatanginya sembari menun­juk tombol tiket untuk antrean mudik gratis menggunakan kereta api yang ditutup lakban.

Panuju menceritakan, mudik gratis menggunakan kereta api menjadi favorit warga untuk mudik gratis tahun ini. Padahal, khusus untuk kereta api, hanya motornya saja yang digratiskan oleh pemerin­tah, sementara orangnya, bayar.

Ada dua jalur dibuka untuk mudik gratis menggunakan kereta api. Tujuan mudik dengan kereta api adalah Stasiun Tegal, Stasiun Pekalongan, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Lempuyangan, dan Stasiun Solo Jebres. Beda jalur, beda pula harga tiket untuk penumpang­nya. Jalur utara tiketnya seharga Rp 130 ribu, dan jalur selatan seharga Rp 80 Ribu.

Meskipun bayar, kata Panuju, pilihan mudik menggunakan kere­ta api tetap laris manis. Padahal, dua pilihan moda transportasi sep­erti bus atau kapal laut baik motor maupun orangnya tidak dikenakan biaya, alias gratis.

Kepala Pusat Komunikasi Publik JA. Barata mengamini mo­da transportasi kereta api menjadi favorit warga untuk mudik. Di hari pertama pendaftaran (Senin 15/6), total 4.855 calon pemudik telah mendaftar dan kereta api menda­pat jumlah terbesar. Rinciannya, 821 penumpang bus, 2.565 pen­umpang kereta api dan 1.469 penumpang kapal laut.

Tahun ini, Kemenhub menye­diakan kuota 6.440 penumpang melalui bus dan 2.880 sepeda motor melalui truk untuk arus mudik, sementara untuk arus balik target yang diangkut oleh truk yakni 400 sepeda motor dan 920 penumpang melalui bus.

Kuota menggunakan kapal laut, yakni 20 ribu penump­ang dan 10 ribu sepeda motor. Targetnya, mudik gratis dengan jalur laut ini dapat mengangkut 10 ribu penumpang dan 5 ribu motor. Sementara utnuk kereta api, ditargetkan dapat mengang­kut 4.200 motor.

Selain Hemat, Dapat Rekreasi Dengan Anak
Berharap Mudik Naik Kapal Perang

Agus, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terlihat sum­ringah ketika meninggal­kan loket pendaftaran mudik gratis di depan Gedung Cipta, kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Secarik ker­tas booking miliknya su­dah mendapat stampel biru bertuliskan Kementerian Perhubungan.

"Kami pesan tujuh tiket," ujar Agus. Dirincikan, tujuh tiket itu antara lain tiga untuk keluarga Agus (Istri dan anak), dan dua keluarga rekan kerja Agus, satu orang tiga tiket dan dua tiket untuk satu keluarga lainnya.

Program mudik gratis Kemenhub sudah dilakon­inya sejak tahun 2013. Moda transportasi kapal laut men­jadi prioritas Agus untuk men­gantarkannya ke kampung halaman di Semarang, Jawa Tengah. Tahun ini, Agus ber­harap menggunakan kapal perang TNI-AL.

Menurut Agus, putra per­tamanya kini genap beru­sia empat tahun dan sangat senang dengan atribut militer. Setiap pergelaran alutsista, dia selalu mengajak puteranya melihat kendaraan maupun persenjataan militer secara langsung.

"Kapal perang juga suka dia," kata Agus sambil ber­harap diantarkan kapal perang dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Menjadi pelanggan se­tia mudik gratis Kemenhub, Agus mengaku senang den­gan program mudik gratis. Sebelumnya, dia nekad naik motor bersama keluarga ke kampung halaman saat mudik Lebaran. Menggunakan motor, dia mengaku berisiko besar karena kendaraan roda empat hingga truk dan bus selalu ber­papasan sepanjang jalan.

Mudik gratis ini, kata Agus, sangat membantu perekonomi­an keluarganya saat Lebaran. Pasalnya, keberadaan motor saat Lebaran sangat dibutuh­kan untuk warawiri mendatan­gi sanak saudara di kampung halaman. Tanpa motor pribadi, dia harus merogoh kocek lebih untuk sewa motor atau ongkos angkutan umum.

"Ribet ngga ada motor, ikut pemerintah aja gratis dan he­mat," kata Agus.

Selain dapat berhemat seka­ligus wisata gratis, kata Agus, mudik gratis menggunakan kapal dianggap lebih efisien dibandingkan mudik gratis menggunakan jalur darat sep­erti kereta api atau bus. Jika memilih jalur darat, peserta mudik gratis harus meny­erahkan motor tiga sampai empat hari sebelum orangnya berangkat.

"Kalau naik kapal, ke pelabu­han kita naik motor. Jadi motor sama orangnya itu satu kapal. Pas sampai kita naik motor kita lagi," pungkasnya.

Pemantauan Rakyat Merdeka di situs mudikgratis.dephub.go.id, terpantau sisa kuota motor untuk diberangkatkan saat mudik gratis 2015. Kapal TNI AL, terjadwal mengan­tarkan peserta mudik gra­tis dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menu­ju Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, tanggal 13 Juli 2015. Hingga kemarin sore, Kapal TNI AL memiliki sisa kuota 764 motor. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA