Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jalan Ke Sekolah Dipagari Seng, Pagarnya Digembok

Selesai Dibangun 2012, Gedung SMP 289 Belum Bisa Dipakai

Selasa, 09 Juli 2013, 10:37 WIB
Jalan Ke Sekolah Dipagari Seng, Pagarnya Digembok
ilustrasi, Gedung SMP 289
rmol news logo Gedung itu terlihat megah dari kejauhan. Bentuk bangunannya memanjang. Berlantai empat dengan atap model limas. Dari kondisi fisiknya, gedung ini terlihat masih baru. Inilah gedung SMP Negeri 289.

Gedung sekolah ini menempati lahan seluas 6 ribu meter di sebelah rawa-rawa. Letaknya sedikit sedikit menjorok ke dalam dari Jalan Tipar Cakung, Jakarta Utara. Tak jauh dari situ terdapat Rumah Sakit Islam Sukapura.

Sekolah ini selesai dibangun tahun 2012. Pekan depan tahun ajaran 2013-2014 dimulai. Namun, belum terlihat aktivitas menyambut tahun ajaran baru di sekolah ini. Kompleks sekolah itu hanya ditunggui seorang penjaga.

Sekolah ini belum bisa digunakan karena belum memiliki akses jalan. Satu-satu jalan menuju sekolah ini telah ditutup. Akibatnya, sekolah ini pun  terisolasi.

Pantauan Rakyat Merdeka, hanya ada satu akses jalan ke lokasi sekolah. Namun, gerbang di mulut jalan menuju lahan sekolah ditutup pagar seng dan digembok.

Warga yang berada di sekitar lokasi heran kenapa sekolah ini tak juga dibuka.

Padahal, di mulut gerbang sempat disediakan bangunan kecil untuk tempat informasi dan pendaftaran siswa baru.

“Saya tak tahu kenapa belum beroperasi sekolahnya. Ada penjaga di dalam yang jagain tanah dan sekolah,” ujar seorang ibu yang tidak bersedia disebut namanya.

Mengintip melalui pagar seng, seorang pria setengah baya tampak sedang tiduran di sebuah gubuk kecil yang dibangun di tengah lahan. Ia pun bangun ketika melihat Rakyat Merdeka mendekati gerbang.  “Tidak boleh masuk. Ini sudah digembok,” ujarnya dari celah gerbang.

Menurut warga sekitar, pria itu adalah orang kepercayaan Ketua RW 05. SMP Negeri 289 berada di wilayah RT 01 RW 05. Pria itu membantah telah menutup akses jalan menuju sekolah baru itu.

“Hanya soal jalan saja. Dan itu pun sudah diproses, dan akan segera  selesai, ya nanti akan lewat sana masuknya,” tunjuk pria itu.

Kata dia, lahan ini bukan lagi akses ke lokasi sekolah. “Tanah yang ada di depan, dekat jalan raya, yang ada pohon randunya, itulah nanti yang sudah disetujui untuk dijadikan jalan. Bukan dari sini,” ujarnya.

Rakyat Merdeka pun berniat menemui ketua RW 05 mengenai penutupan akses jalan ke lokasi sekolah. Kantor Sekretariat RW 05 terletak di depan sekolah. Papan nama bertuliskan “Sekretariat RW 05 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara” dipasang di kantor bercat kuning dan hijau itu.

Tak terlihat aktivitas di kantor RW itu. Pintunya terlihat digembok. “Pak RW-nya jarang ada, mas. Nggak tahu juga kapan dia ada,” ujar seorang warga yang sedang beraktivitas di sekitar kantor itu.

Di depan sekolah itu terdapat lahan kosong yang dikeliling pagar beton. Lahan ini terletak di pinggir di jalan. Dibatasi pagar dari besi. Pohon randu tumbu di lahan ini.

Lahan inilah yang dimaksud orang kepercayaan ketua RW sebagai bakal akses jalan ke sekolah. “Pemiliknya seorang haji,” ujar seorang pria yang membuka usaha cucian motor di sebelah lahan kosong ini.

Namun, pria itu tidak mengetahui apakah lahan itu akan dijadikan akses ke sekolah atau tidak. “Memang ada informasi akan dijadikan jalan, tetapi saya kurang tahu seperti apa jadinya,” ujarnya.

Sebelumnya, pada saat pembangunan sekolah ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengontrak lahan sepanjang 30 meter dan lebar 4 meter untuk dijadikan akses jalan. Kini setelah kontrak berakhir, jalan pun ditutup pemilik lahan.

Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono berharap agar Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Dinas Pekerjaan Umum bersinergi dalam membangun jalan akses menuju sekolah. Apalagi kehadiran sekolah tersebut sudah ditunggu warga Kelurahan Sukapura sejak lama.

Warga Berharap Segera Bisa Dibuka

Pembangunan gedung SMP Negeri 289 di Sukapura, Jakarta Utara sudah rampung. Sekolah ini akan menjadi satu-satunya SMP negeri di kawasan ini.

Karena itu, warga sudah tidak sabar untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah berlantai empat itu. Sebanyak 20 ruang kelas siap menampung sekitar 500 siswa baru.

Masruki (45), Ketua RT 02/10 Sukapura, mengatakan, banyak warga yang sudah menantikan untuk digunakannya sekolah tersebut. Karena, pada saat ini banyak warga Sukapura yang harus sekolah di luar wilayah.

“Kalau di luar wilayah Sukapura ada SMP 121 Tugu Selatan, SMP 114 Tugu Utara, SMP 170 Pulogadung, dan SMP 231 Semper Barat, tapi jaraknya terlalu jauh hingga membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar,”  kata Masruki.

Seperti yang dialaminya, untuk mengantarkan anaknya yang baru duduk di kelas 1 SMP 231 Semper Barat, ia butuh waktu 30 menit hingga satu jam dengan biaya angkot Rp 8.000 per hari. Sedangkan jika sekolah itu sudah bisa digunakan, maka anaknya hanya butuh waktu 5 hingga 10 menit untuk ke sekolah. Itu pun cukup dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.

“Banyak warga yang mendambakan sekolah itu bisa dioperasikan segera, karena pernah tercatat ada sekitar 300 sampai 500 anak yang tinggal di Sukapura, tapi harus sekolah SMP di luar Sukapura. Selain itu kalau dibiarkan terlalu lama, nanti bangunannya akan rusak karena terbengkalai,” ujar Masruki.

Namun sayang, impian warga untuk menyekolahkan anak mereka di SMP baru yang terletak di Jalan Tipar Cakung RT 01/05 tersebut masih terkendala akses jalan. Hingga kini akses jalan menuju sekolah tersebut belum ada.

Siswa Baru Numpang Di SD 04 Sukapura

Kegiatan belajar mengajar di SMPN 289, Cilincing, Jakarta Utara, hingga saat ini belum bisa dilakukan. Sebab, akses menuju sekolah tersebut ditutup warga setempat.
Lantaran masih belum bisa dioperasionalkan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta memindahkan kegiatan belajar siswa di SD Negeri 04 Sukapura. Tahun ajaran 2013/2014 di SMPN 289 tercatat 192 siswa.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan segera ke lokasi untuk memastikan pokok persoalan itu. “Makanya, nanti kita akan cek. Mungkin Rabu besok,” kata Jokowi di Balaikota, Senin (8/7).
Jokowi mengungkapkan, bangunan sekolah tersebut berdiri di atas lahan milik Pemprov DKI Jakarta. Pembangunan SMPN 289 tersebut tuntas tahun lalu. “Itu tanahnya jelas sudah milik kita, kemudian ada yang klaim, dan aksesnya ditutup,” kata Jokowi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto menyesalkan adanya tindakan masyarakat tersebut. Padahal, menurutnya, pembangunan sekolah terkait permintaan warga.
“Sekolah itu padahal permintaan masyarakat. Makanya kami bangun. Tapi sekarang aksesnya belum bisa dilalui,” terang Taufik.
Kendati demikian, lanjut Taufik, pihaknya terus melobi ketua RW yang menutup akses jalan. Dialog dengan oknum tersebut juga telah dilakukan.
“Kita masih terus upayakan pembicaraan. Sampai saat ini belum ada titik temu,” tukas Taufik. 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA