Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kaget Dites Urine Usai Jalani Psikotes

Ngintip Seleksi Bakal Calon Anggota Legislatif PDIP

Kamis, 14 Maret 2013, 08:53 WIB
Kaget Dites Urine Usai Jalani Psikotes
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
rmol news logo Pilian Hutasoit meluncur ke kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP DKI Jakarta di Jalan Tebet Rayat Nomor 46, Jakarta Selatan, Minggu pagi. Di hari libur itu, dia mengikuti seleksi bakal calon legislatif.

Beberapa hari sebelumnya, Pilian menerima undangan berkop PDIP. “Di undangannya hanya disebut ujian pemantapan yakni tes tertulis,” ungkap pria yang mengincar posisi anggota DPRD DKI di Pemilu 2014 nanti.

Mereka yang berminat untuk menjadi caleg DPRD DKI membludak. Lantaran pesertanya banyak, tempat ujian dibagi dua. Untuk para bakal caleg dari wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, pelaksanaan ujiannya di Kantor DPP di Lenteng Agung.

“Yang dari Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, ujiannya di kantor DPD PDIP,” ujar Pilian.

Sebelum mengikuti ujian, para bakal caleg menerima undangan yang di dalamnya dicantumkan informasi mengenai lokasi tes.  Para peserta ujian itu sudah tiba di Sekretariat DPD PDIP DKI Jakarta sebelum pukul 10 pagi. Sebab, sebab ujiannya dimulai jam itu.

Para peserta dibagi dalam tempat duduk yang telah disediakan di ruangan sekretariat.

Masing-masing peserta, duduk di bangku sendiri-sendiri. Suasananya persis seperti siswa yang mengikuti ujian.

“Peserta yang duduk di sebelah kiri mendapatkan soal ujian yang berbeda dengan peserta yang duduk di sebelah kanan. Begitu semuanya,” jelas Pilian.

Soalnya terdiri dari multiple choice dan essay. Waktu tes 120 menit. “Semua sangat serius dan menurut saya tegang suasananya. Sebab, memang ini berkenaan dengan nasib masing-masing dalam pencalegan,” ungkap Pilian.

Tim pengawas memantau pelaksanaan tes itu. Pukul 12 siang, ujian tertulis selesai dilakukan. Sejumlah peserta berniat makan siang sambil istirahat. Namun, tim pengawas mengumumkan bahwa masih ada tes lanjutan yakni tes urine.

“Usai ujian tertulis, langsung tes urine. Ada yang kaget, karena tdak mengetahui akan ada tes urine. Tetapi itu bagus, sebab memang kalau ada pemakai (narkoba), dia pasti tidak lolos. Mereka pasti sport jantung,” ujar Pilian.

Menurut dia, di undangan seleksi yang dikirim PDIP tak dicantumkan ada tes urine untuk para bakal caleg.  Pilian menduga, tes ini sengaja dirahasiakan agar peserta yang diduga pengguna narkoba tak bisa mempersiapkan diri.

Akan tetapi, hasil tes urine dan tes tertulis tidak diumumkan pada hari itu juga. Pilian berharap, hasil tes diumumkan secara transparan agar bisa diketahui semua peserta dan masyarakat.

“Jangan sampai ada hasil yang dimanipulasi. Kita berharap pengurus terbuka dan transparan mengumumkan hasil-hasilnya,” harap Pilian.

Ketua Departemen Politik DPD PDIP DKI Marihot Napitupulu mengatakan, semua caleg partai ini harus mengikuti serangkaian tes. Salah satunya psikotes. Untuk caleg DPRD DKI digelar pada Minggu lalu.

Selain mengikuti psikotes, bakal caleg juga wajib menjalani tes urine untuk mengetahui apakah dia merupakan pengguna narkoba maupun mengidap penyakit tertentu.

Menurut Marihot, psikotes bakal caleg merupakan program DPP PDIP. Semua bakal caleg di seluruh Indonesia harus mengikutinya. Tujuannya, untuk menjaring orang-orang yang berkompeten untuk diusung jadi caleg.

“Sudah ada MoU atau Nota Kesepahaman antara DPP dengan lembaga Ikatan Psikolog Indonesia untuk melakukan uji psikotes itu,” jelasnya.

Untuk psikotes, tes urine, dan tes tertulis para bakal caleg DPRD DKI dikoordinir oleh DPD PDIP DKI Jakarta. “Khusus DKI ini dibentuk tim kecil yang terdiri dari lima orang, untuk melakukan semua tes dan penjaringan caleg itu,” jelas Marihot. Ia mengaku anggota tim ini.

Dia menjelaskan, anggota tim penguji dilarang menjadi caleg di Pemilu 2014. “Jadi, setiap anggota tim ya tidak ikut nyaleg. Itu sudah komitmen dan kesepakatan,” ujarnya.

Bakal caleg untuk DPRD DKI yang sudah mengikuti 196 orang. “Tetapi pada tes psikotes tujuh orang yang belum ikut karena ada yang sakit dan ada yang masih umroh. Nanti mereka mengikuti psikotes susulan,” jelas Marihot.

Untuk tes urine DPD PDIP bekerja sama dengan sejumlah laboratorim medis di Jakarta. “Kerja sama itu untuk memastikan tes valid dan benar-benar hasilnya steril dari berbagai penyakit. Jika tidak, ya harus ada rekrutmen caleg lagi,” ucapnya.

Puan Maharani Psikotes 4 Jam Hasilnya Dipegang Megawati


PDIP mewajibkan psikotes dalam proses rekrutmen calon anggota legislatif (caleg). Lolos tahap ini menjadi syarat mutlak untuk bisa diterjunkan pada Pemilu 2014, baik level DPR, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten dan kota.

DPP PDIP sudah menggelar psikotes untuk tingkat pusat sejak Juli tahun lalu. “Psikotes ini diikuti seluruh fungsionaris DPP, anggota Fraksi PDIP di DPR, badan-badan di level DPP, dan calon fungsionaris dari Badan Pemenangan Pemilu DPP,” kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo.

Gelombang berikutnya pada Agustus. “Semua wajib psikotes kecuali Ibu Megawati. Hasil psikotes hari ini diserahkan kepada Ibu Ketua Umum dan hanya beliau yang boleh baca,” ujar anggota Komisi I DPR itu.

Puan Maharani, anak Mega yang kini duduk sebagai Ketua Fraksi PDIP DPR juga ikut psikotes untuk jadi caleg.  Ia ikut psikotes September lalu.

“Saya empat jam ikut psikotes. Siapapun caleg tanpa kecuali harus ikut psikotes sehingga caleg yang masuk harus memiliki kapabilitas jadi caleg,” katanya.

Menurut Puan, psikotes diikuti caleg dari PDIP baik yang ada di pusat maupun di daerah. Seluruh anggota DPR dari PDIP dan pengurus DPP wajib mengikuti tes.

“Ini seperti psikotes biasa.  Ada soal pertanyaan tertulis mengenai hal umum, ada tes menggambar, menghitung, dan wawancara,” kata Puan.

Bagi Puan, soal psikotes yang diberikan tidak terlalu sulit. “Yang perlu ditekankan tes psikotes ini bukan untuk menentukan IQ seseorang. Ini mekanisme biasa dan bukan untuk mengetahui baik dan benarnya atau untuk kriteria bisa terpilih atau tidak. Ini salah satu cara mengetahui caleg dari PDIP,” jelas Puan.

Dikatakan, bahan ujian psikotes berasal dari lembaga psikotes Universitas Indonesia (UI) yang sudah kredibel dan independen dan berpengalaman soal ini. “Secara kode etik teruji dan hasilnya nanti kami tidak umumkan terbuka,” kata Puan.

Mulai Oktober 2012, secara bertahap, seluruh caleg PDIP se-Indonesia juga menjalani psikotes. Untuk caleg DPRD provinsi dan caleg DPRD kabupaten/kota, dilaksanakan di setiap ibukota provinsi. Sedangkan psikotes untuk caleg DPR tetap di Jakarta. “Kurang lebih ada 26 ribu caleg PDIP,” kata Tjahjo.

Dia menyebut psikotes dilaksanakan konsultan psikologi yang kredibel. Untuk itu, PDIP bekerja sama dengan Himpunan Ahli Psikologi Indonesia (Himpsi). Sejumlah pengurus daerah baru menggelar psikotes mendekati masa pendaftaran caleg ke KPU.

“Semua diwawancarai satu per satu,” ujar Tjahjo.

Menurut Tjahjo, psikotes ini merupakan instrumen untuk mengetahui kepribadian, kepemimpinan, dan kemampuan bakal calon dalam menyelesaikan persoalan pokok rakyat. Ini sekaligus untuk standardisasi moralitas dan karakter anggota legislatif.

“Kami merespons harapan masyarakat terhadap peningkatan kualitas anggota legislatif, khususnya dari aspek integritas, kejujuran, kepemimpinan dan didukung oleh kepribadian yang baik,” tegasnya.

Setelah psikotes, para bakal caleg PDIP masih menjalani tes tertulis. “Tes tertulis ini untuk mengetahui pemahaman terhadap ideologi, sistem politik, sikap politik partai, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan suatu lembaga legislatif,” beber Tjahjo.

500 Caleg DPR Sudah Diseleksi

Anggota DPR dari PDIP Eva Kusuma Sundari akan maju jadi caleg di Pemilu 2014.  Menurut dia, belum semua caleg untuk tingkat pusat mengikuti tes.

“Untuk DPR memang belum semua. Nanti akan saya usulkan agar segera dilakukan tes kepada yang belum,” ujarnya.

Achmad Basara, Anggota DPR dari PDIP lainnya juga menganggap tes ini penting dan wajib dilakukan semua caleg. Tujuannya, untuk melihat dan menguji kualifikasi masing-masing caleg yang akan bertarung di Pemilu 2014 nanti. “Sudah hampir semua caleg mengikuti psikotes. Yang untuk DPRD ya dilakukan di DPD,” ucap Basara.

Saat ini, PDIP tengah merampungkan daftar calon anggota legislatif DPR yang akan didaftarkan ke KPU.  “Sudah mendekati 500 orang bakal caleg DPR dari PDIP yang telah mengikuti psikotes,” imbuh  Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, Jumat lalu.

Psikotes bagi bakal caleg diharapkan selesai pekan ini.  “Tahap penyaringan selesai minggu ketiga Maret untuk kemudian masuk dalam daftar caleg sementara,” katanya.

Tjahjo memastikan partainya juga telah memenuhi aturan 30 persen keterwakilan perempuan. “Secara nasional untuk DPR, DPRD provinsi, kabupaten/kota sudah tahap-tahap akhir penyaringan dan tahap DCS-DCT tahap evaluasi dan test urine,” katanya.

“Prinsipnya PDIP sebagai partai peserta pemilu 2014 siap mengikuti tahapan-tahapan yang dijadwalkan KPU,” jelasnya.

KPU menjadwalkan pendaftaran calon anggota DPR, DPD, dan DPRD provinsi dan kabupaten/kota pada 6-15 April 2013. Penyerahan daftar caleg untuk DPR dilakukan di KPU Pusat. Sedangkan untuk daftar calon anggota DPRD kabupaten dan kota diserahkan di kantor KPU kabupaten atau kota masing-masing.

Disuruh Turun Ke Dapil, Bikin Laporan Kinerja


Setelah menjalani serangkaian tes, para bakal caleg diminta untuk turun ke daerah pemilihan yang dipilihnya.

“Mereka harus kembali ke tempat domisili masing-masing, terutama daerah pemilihannya, untuk melakukan pemetaan wilayah dan tugas-tugas partai maupun tugas-tugas caleg. Jadi dalam satu minggu, masing-masing caleg itu harus sudah melaporkan hasil-hasil kinerjanya,” kata Marihot Napitupulu, anggota tim seleksi caleg DPD PDIP DKI

Setelah hasil pemetaan dikumpulkan, partai akan melakukan survei secara internal untuk melihat sejauh mana potensi masing-masing caleg. “Itu untuk mengukur kinerja mereka,” ujarnya.

Selain paham mengenai ideologi partai, mampu menyusun draf peraturan, membuat penganggaran, para bakal caleg juga diharapkan paham pemetaan masyarakat.

“Ya semua yang nantinya berkaitan dengan tugas-tugas seorang legislator bila memang dia terpilih sebagai anggota DPRD dan DPR RI ya harus paham,” jelasnya.

Dalam tes tertulis saja, jelas dia, tim kecil yang harus menguji semua caleg mengenai pemahamannya terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai, garis perjuangan partai, kinerja DPRD, pemahaman tentang hubungan legislatif dengan eksekutif, memahani empat pilar bangsa dan penganggaran.

“Jadi, sebelum dia duduk sebagai anggota DPR, semua itu harus benar-benar sudah dipahami dan dipraktikkan,” terang Marihot.

Untuk tes bakal caleg DPRD provinsi, lanjut dia, DKI Jakarta dan Yogyakarta sebagai percontohan. “Jadi semua di daerah sudah harus melakukan tes itu,” kata Marihot.

Pilian mengaku sudah mengikuti semua rangkaian tes untuk jadi caleg DPRD DKI. Ia memilih daerah pemilihan Jakarta Timur. Ia setuju setiap bakal caleg sudah harus turun jauh-jauh hari sebelum pemilu.

“Sebab, dengan begitu akan bisa diukur sejauh mana kemampuan dan potensi masing-masing caleg dalam pertarungan pemilu nanti. Juga untuk memahami bahwa harus memiliki basis pendukung yang riil di masing-masing dapil,” ucapnya.

Pilian berpendapat, dengan adanya tahapan tes itu, akan terlihat sejauh mana kesiapan masing-masing caleg dalam menghadapi Pemilu 2014. “Jadi, tidak ujug-ujug maju dong,” ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA