Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Didatangi MUI, Ditanya Soal RUU Jaminan Halal

Sohibul Iman, Wakil Ketua DPR Baru

Sabtu, 16 Februari 2013, 09:33 WIB
Didatangi MUI, Ditanya Soal RUU Jaminan Halal
Sohibul Iman
rmol news logo Hari masih temaram ketika Sohibul Iman meninggalkan kediamannya di Depok, Jawa Barat. Hari itu dia dijadwalkan menjadi pembicara di majelis maklim di Jakarta Selatan. Acaranya dimulai pukul 6 pagi.

Anggota DPR di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menganggap mendatangi majelis taklim seperti mengunjungi konstituen.

“Saya kan dapil (daerah pemilihannya)-nya DKI II. Kalau ada pertemuan, hadirlah. Kan dekat,” katanya. Dapil DKI II meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan suara luar negeri.

Pukul 8 dia meninggalkan majelis taklim, bergegas menuju DPR. Fraksi PKS akan menggelar rapat internal yang dimulai pukul 10 pagi. Ia merasa wajib hadir karena ada yang hendak dibicarakan dengan Ketua Fraksi Hidayat Nur Wahid. Soal apa? Sohibul yang juga menjawab wakil ketua fraksi enggan membeberkan.

Azan Dzuhur berkumandang. Rapat fraksi diakhiri. Sohibul pun menuju ruang kerjanya yang bernomor 0424 di lantai empat gedung Nusantara I DPR. Menu makan siang sudah disediakan staf.

Setelah beristirahat sebentar, pukul 1 siang dia mulai menerima tamu. Tamu pertama yang datang adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan. Amidhan hendak bertanya dengan pembahasan RUU Jaminan Halal. “Terkait dengan produk makanan berbasis teknologi,” katanya Sohibul.

“Memang saya bukan bidang kesehatan. Tapi kan saya pimpinan fraksi,” tandasnya. Di fraksi, Sohibul menjabat wakil ketua bidang ekonomi, keuangan, industri dan teknologi (ekuintek). Selama ini, fraksi turut mempengaruhi pembahasan suatu RUU. Anggota fraksi yang duduk di panitia kerja (panja) RUU menjalankan garis yang sudah ditentukan garis. Sebelum RUU disahkan, fraksi pun memberikan pandangannya.

Setelah menampung aspirasi MUI, Sohibul menerima temannya Edi Syukur. Sama seperti Amidhan, Edi juga hendak berkonsultasi. “Teman saya tanya kalau pengobatan pakai mesin itu hukuman gimana? Kan belum ada aturannya pasti,” ujarnya. Menurut Sohibul, temannya mempunyai usaha membuat alat kesehatan.

Pukul tiga sore, Sohibul jeda menerima tamu. Sebab sejam berikutnya dia sudah harus berada di kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia hendak menghadiri rapat mingguan.

“Nah dari Simatupang (DPP PKS), baru pulang ke rumah. Nyampenya jam 10 malam, pegel juga sih, tapi kan ketemu istri dan anak-anak, pegalnya hilang,” tuturnya.

Kesibukan Sohibul bakal kian padat. Sebab, pemegang gelar doktor dari Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) itu ditunjuk menjadi wakil ketua DPR. Ia menggantikan Anis Matta yang mundur karena didapuk jadi Presiden PKS.

Saat ditemui Rakyat Merdeka, Rabu lalu, Sohibul masih menempati ruang kerjanya di lantai empat gedung Nusantara I. Setelah dilantik jadi wakil ketua DPR, dia berhak menempati ruang kerja di lantai tiga gedung Nusantara III bersama pimpinan lainnya. Ruang kerja pimpinan cukup besar dibanding yang ditempatinya sekarang.

Fasilitas rumah dinas untuk pimpinan pun dibedakan dengan anggota Dewan biasanya. Bila anggota biasa menempati rumah jabatan di Kalibata dan Ulujami, untuk pimpinan di Kemanggisan, Jakarta Barat. Satu lagi, pimpinan DPR berhak atas mobil dinas yang sama seperti dipakai anggota kabinet.

“Nggak berharaplah. Saya juga nggak tahu fasilitasnya apa saja,” katanya soal fasilitas yang bakal diterima setelah ditahbiskan sebagai wakil ketua DPR.

Anggota DPR memang tak dapat fasilitas mobil dinas. Tapi bagi mereka disediakan bantuan untuk pembelian kendaraan. Jumlahnya Rp 70 juta. Uang ini bisa dipakai untuk uang muka kredit mobil.

Setelah resmi jadi wakil ketua DPR, Sohibul akan mengajak dua stafnya, Firman dan Anna untuk pindah ke lantai tiga gedung Nusantara III. Keduanya akan membantu menjalankan tugas baru yang diemban Sohibul.

Berbeda dengan anggota biasa, wakil ketua DPR boleh memiliki empat staf pribadi. Sohibul belum tahu siapa akan direkrut untuk jadi staf pribadi.

Saat Rakyat Merdeka berkunjung ke ruang kerja Sohibul, kedua stafnya Firman dan Anna terlihat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ruangan kerja mereka terletak di bagian depan, di samping pintu masuk. Di belakangnya, ruang kerja Sohibul.

Melongok ke dalam ruang Sohibul, tak terlihat tanda-tanda dia hendak berkemas-kemas dari sini. Sampai dilantik jadi wakil ketua DPR, dia mengaku akan berkantor di sini. “Sedang proses administrasi, kalau dari fraksi sudah beres. Tinggal nunggu pelantikan saja,” katanya.

Pantauan Rakyat Merdeka, ruangan Sohibul tidak luas. Ukurannya 3x4 meter persegi. Sama seperti ruang staf, ruangannya juga dilapisi karpet tebal.

Di ruangan itu, ada meja kerja lengkap dengan kursi dan komputer berlayar datar 21 inci model lebar. Juga tersedia printer. Di sudut ruangan, ada lemari untuk menyimpan buku.

Di depan meja kerjanya, ada sofa berkulit biru lengkap dengan meja. Di ruangan ini juga ada kulkas untuk menyimpan makanan dan minuman. Peta Indonesia dipajang di dinding belakang sofa.

Di samping kiri pintu masuk ada lemari besar setinggi satu setengah meter. Isinya berbagai arsip. Di sebelah lemari itu ada meja yang juga dipenuhi arsip.

Anaknya Protes, Takut Sohibul Masuk Penjara


Sohibul Iman ditunjuk jadi wakil ketua DPR menggantikan Anis Matta. Keluarganya bukannya senang, malah ngeri. Dua anaknya khawatir Sohibul bakal terseret korupsi.
Sohibul memiliki istri bernama Uswindraningsih Titus, dan memiliki lima anak: tiga putra, dua putri. Kekhawatirkan itu muncul dari kedua anaknya. Yakni putra pertama Imanuddin Yahya yang kini sedang kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan putri keempat Siti Hajar Imanuddin yang duduk di bangku kelas empat SD.

Sohibul menceritakan, tiga anaknya tinggal di Bandung . Dua lainnya tinggal di rumahnya di Depok. Menurut Sohibul, Yahya yang tinggal di Bandung sempat mengirimkan pesan singkat kepada dirinya untuk pertimbangkan ulang jabatan wakil ketua DPR.

“Yahya jelaskan ke saya, kalau kondisi DPR sedang tidak bagus kok Bapak mau terima jabatan itu?” kata Sohibul menirukan pertanyaan anaknya. Saat ini citra DPR buruk  karena beberapa wakil rakyat terjerat kasus korupsi.

“Doakan saja Bapak mendapatkan amanah yang tidak melampaui kemampuan,” kata Sohibul menjawab pertanyaan anaknya.

Protes dari Siti Hajar lebih keras. Walaupun masih kecil, dia sudah berani meminta ayahnya menolak jabatan wakil ketua DPR. Alasan Siti, takut sang ayah berakhir di penjara.  “Dia (Siti) datang ke saya, terus bilang ‘Pak, aku takut Bapak di penjara’,” tutur Sohibul.

Sohibul bertanya balik, kenapa sampai punya pikiran seperti itu. “Terus anak saya jawab, ‘Aku lihat teve, KPK nangkepin pejabat,” tiru Sohibul.

Sohibul lalu menerangkan kepada keluarganya bahwa amanah ini semoga menjadi berkah. Ia pun meminta anggota keluarga mendoakannya.
 
“Omongan anak-anak itu pas sebelum keputusan fraksi, baru menjadi calon saya. Eh, sekarang malah dapat. Insya Allah saya pegang amanah ini dengan sebaik-baiknya,” paparnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA