Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Siap-siap Misa Natal, Gerejanya Kebanjiran

Lantai Atas Jadi Tempat Penitipan Barang

Selasa, 25 Desember 2012, 09:51 WIB
Siap-siap Misa Natal, Gerejanya Kebanjiran
ilustrasi, Gerejanya Kebanjiran

rmol news logo J Saragih tak henti-hentinya menyibakkan air yang menggenangi teras depan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dengan alat pengepel lantai. Kakinya yang beralas sandal jepit ikut mendorong

air agar mengalir ke luar.

Ia menghentikan pekerjaannya ketika telepon selular di saku celananya berdering. Mengenal identitas penelepon yang muncul di layar ponsel, Saragih pun me­ngangkatnya.

“Sudah hampir surut. Di b­a­gian dalam baru saja dikeringkan, sekarang lagi ditata dan di­ber­sih­kan. Tinggal teras dan jalanan de­pan saja. Mudah-mudahan ma­lam sudah bisa dipakai,” lapornya kepada penelepon.

Beberapa wilayah Jakarta di­landa banjir kemarin. Salah satu ka­wasan terparah yakni Bidara Cina, Cawang, Jakarta Timur. Ban­jir kiriman dari Bogor me­nye­babkan Kali Ciliwung meluap.

Gereja HKBP yang terletak di RT 06 RW 11 Bidara Cina turut kebanjiran. Air masuk ke dalam ge­reja hingga setinggi lutut orang dewasa. Bangku-bangku untuk kebaktian terendam air.

“Padahal nanti malam (tadi malam—red) mau ada misa Na­tal. Persiapan perayaan Natal su­dah kami lakukan, mulai dari men­ghias gereja, meletakkan pohon Natal dan sebagainya,” kata Saragih.

Kabar banjir yang melanda Bi­dara Cina dan merendam gereja ini, menyebar cepat. Saragih pun ba­nyak menerima telepon dari jemaat gereja.

“Mereka menanyakan ba­gai­mana kondisi gereja. Apa surut atau belum? Khawatir gereja ma­sih banjir sehingga tidak bisa di­pakai kebaktian,” ungkapnya.

Supaya bisa dipakai untuk pe­ra­yaan Natal, air di dalam gereja perlu dikeringkan. Setelah bersih-bersih seharian, dia yakin gereja ini bisa dipakai untuk perayaan Natal.

“Lihat saja, tinggal bagian teras dan jalanan yang di depan gereja saja (yang masih terendam air). Ke­baktian itu kan di dalam ge­reja, kalau sudah kering tentu bisa dipakai,” katanya.

Walaupun begitu ia masih ce­mas. Air bakal kembali meng­ge­nangi gereja bila hujan terus turun dan Kali Ciliwung mendapat lim­pahan air dari Bogor.

Untuk itu, pengelola gereja me­nyiapkan rencana alternatif bila tak kunjung surut. Atau bahkan malah makin tinggi. Misa Natal akan dipindahkan ke rumah salah satu jemaat.

“Kalau gereja tidak juga bisa dipakai, misa akan dilaksanakan di rumah Pak TS Manullang. Rumahnya sekitar 500 meter dari gereja. Jadi tidak terlalu jauh,” kata Saragih. Rumah itu tak terkena banjir karena letaknya lebih tinggi.

Hingga kemarin sore, air masih menggenang di kawasan sekitar gereja. Jalan akses menuju gereja juga masih terendam air setinggi lutut orang dewasa.

Walaupun halaman gereja di­buat lebih tinggi dari jalan, banjir tetap saja masuk. Halaman itu ter­genang air beberapa centi.

Pengamatan Rakyat Merdeka, ba­gian dalam gereja sudah dike­ringkan. Tak ada lagi air yang meng­genang. Tapi masih berantakan.

Belasan bangku kayu belum ditata lagi ke tempatnya semula. Panggung di bagian depan masih dipenuhi kursi-kursi yang ditum­puk. Kursi-kursi itu diselamatkan agar tak terendam banjir.

Ruang di samping mimbar untuk pendeta berkhotbah dan po­hon Natal dipakai untuk me­nyelamatkan bangku dari air. Po­hon Natal setinggi dua meter itu sudah dihias dengan pernak-pernik Natal. Beberapa bagian­nya rusak akibat tersenggol kursi saat dipindahkan.

Melongok ke lantai dua gereja, kondisinya lebih berantakan lagi. Perabotan rumah tangga di­tum­puk memenuhi ruangan yang luas­nya tak lebih dari 12 meter per segi. Ada kulkas, mesin cuci, sofa hingga kasur.

Barang-barang itu milik warga se­kitar yang rumahnya keban­jiran. Mereka menitipkan ke ge­re­ja agar tak ikut terendam banjir.

Ruangan ini biasanya dipakai menampung jemaat yang tidak kebagian tempat di lantai bawah. Menurut Saragih, jemaat gereja ini terdiri dari 80 kepala keluarga.

Itu belum termasuk anak dan  sau­dara yang akan diajak meng­hadiri misa. Kata dia, biasa saat misa Natal seluruh jemaat hadir didampingi anggota keluarganya.

Ibu Tobing, salah satu jemaat gereja ini terlihat sibuk bersih-ber­sih. Ia mengajak anak perempun untuk turut membersihkan lantai gereja agar bisa dipakai misa.

Dengan alat pengepel dan se­buah ember plastik, ia berusaha me­ngeringkan air yang meng­ge­nangi lantai berkeramik putih itu. Sementara anaknya mengelap bang­ku panjang untuk duduk jemaat.

 â€œYang pasti kita berusaha saja mempersiapkan acara kebaktian Misa nanti malam. Mudah-mu­da­han memang cuaca mendukung. Sehingga kegiatan tidak perlu dialihkan. Kasihan jemaah yang dari jauh,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, bukan kali saja gereja ini terkena banjir. Bila Kali Ciliwung meluap dan meng­genangi Bidara Cina, gereja ini tu­rut terendam air.

“Tapi, kalau momennya Natal, ini baru pertama kali. Dulu-dulu kalau banjir bukan menjelang Natal, tapi hari biasa dan hanya kebaktian Sabtu-Minggu saja,” terangnya.

Mengenai lantai atas gereja yang dipakai sebagai tempat pe­ni­tipan barang, perempuan itu tak bisa berbuat apa-apa. Sebab, pe­mi­liknya juga masih kebanjiran.

“Tapi lantai dua ini juga akan dipakai untuk perayaan Misa. Kita bingung juga mau gimana. Mana hitungannya tinggal bebe­rapa jam lagi. Masa kebaktian sambil berimpitan dengan per­a­bo­tan rumah tangga sih,” katanya sambil tersenyum.

Hari Ini Jakarta Diprediksi Bebas Banjir

Pintu Air Bogor Sudah Normal

Hari ini diprediksi Jakarta akan bebas dari banjir kiriman seperti yang terjadi kemarin. Soalnya, pintu air Katulampa yang berada di Bogor hingga kemarin sidang sudah berada di garis normal, yakni dititik 50 cm.

Sebelumnya, pada Minggu sore, pintu air ini mencapai titik tertinggi hingga 180 sentimeter. Kejadian inilah yang kemudian membuat sejumlah wilayah di Ibu Kota tergenang banjir sejak Senin dinihari.

“Selama ini Bendungan Katu­lampa Bogor merupakan baro­me­ter terjadinya banjir kiriman dari Bogor untuk wilayah Jakarta,” kata Andi Sudirman, penjaga pin­tu air Katulampa.

Menurut Andi, bendungan yang didirikan sejak jaman Be­landa ini memiliki kategori sam­pai siaga empat. Apa saja? Untuk siaga empat, ketinggian dari 60 cm sampai 120 cm.  siaga tiga dari 120 cm sampai 150 cm.

“Dan siaga dua dari 150 sampai 200 cm, serta siaga satu dari 200 sampai dengan tingkat tertinggi 250 cm,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Ba­dan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ada 17 titik rawan terjadinya banjir di Jakarta.

“17 kelurahan yang mengalami banjir adalah Rawajati, Bidara Cina, Kampung Melayu, Ca­wang, Cililitan, Cibubur, Pe­ka­yon, Gedong, Ulujami, Pondok Pi­nang, Bukit Duri, Baru, Pondok Labu, Sukabumi Selatan, Kedoya Selatan, Duri Kepa, dan Jelambar Baru,” kata Sutopo.

Sutopo mengatakan, 17 titik inilah yang pada banjir kemarin terkena dampak cukup parah. Akibatnya, ada sekitar 2.425 ru­mah dengan penghuni mencapai 7.307 jiwa menjadi korban banjir. Banjir yang terjadi, kata dia, ka­rena debit sungai Ciliwung pada Minggu sore berada pada volume tertinggi. Selain itu, hujan di wi­layah Bogor juga menyebabkan banjir di Sungai Pe­sang­g­ra­han. Be­lum ada laporan mengenai kor­ban akibat banjir.

Takut Terhambat Banjir, Berangkat Lebih Awal

Misa Natal di Gereja HKBP Bidara Cina diundur jika ru­mah ibadat itu belum betul-be­tul kering.

“Memang bagian dalam ge­reja air sudah surut, kami pun su­dah membersihkan. Tapi ja­la­nan di depan masih terendam. Tentunya itu mengganggu jemaat yang akan datang,” kata Saragih.

Ia mengatakan, sebagian jemaat gereja ini tinggal di Bi­dara Cina. Rumahnya turut ke­banjiran. Mereka sibuk me­ngu­rus rumah yang kebanjiran.

 â€œItu juga akan menjadi per­timbangan. Makanya bisa saja jadwal misa akan molor sedikit dari yang sudah ditentukan,” terangnya.

Misa malam Natal biasanya digelar pukul 19.00. Bisa di­mun­dur satu hingga dua jam. Yang penting digelar sebelum pergantian hari.

“Kami juga belum berani memastikan sepenuhnya bila gereja akan bisa dipakai untuk misa,” tegasnya.

Umat Kristiani yang hendak me­rayakan Natal di gereja disa­rankan berangkat lebih awal. Pa­salnya air masih meng­ge­na­ngi sejumlah daerah di Jakarta. Di­khawatirkan perjalanan me­reka menuju terhalang banjir.

Imbauan seperti ini juga di­sampaikan kepada jemaat ge­reja HKBP di Tomang Barat, Jakarta Barat. Kawasan di se­kitar gereja ini terendam banjir. Tapi tak sampai masuk ke dalam rumah ibadah ini.

“Sebenarnya umat sudah tahu kalau musim hujan mereka akan datang lebih awal. Tapi kami tetap ingatkan untuk da­tang lebih awal,” kata pengurus Gereja HKBP Tomang Barat, AP Gultom.

Menurut dia, di beberapa wi­layah Jakarta masih dilanda ban­jir meskipun volumenya su­dah tidak tinggi lagi. Masalah itu­lah yang harus mendapat perhatian dari para jemaat yang akan beribadah.

“Gereja memang tidak ter­kena banjir, tapi aksesnya ma­sih tergenang. Itu bisa meng­ganggu para jemaat ten­tunya,” ujarnya.

Mau Misa Di Pluit, Ahok Buru-buru Tinggalkan Rapat

Banjir yang melanda bebe­rapa wilayah ibu kota sejak pagi kemarin turut mengganggu ke­giatan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama merayakan Natal.

Basuki yang biasa disapa Ahok ini pun harus berangkat lebih awal untuk menghadiri misa malam Natal di Gereja Kristus Yesus (GKY) Pluit.

Untuk diketahui, kemarin siang, Ahok mendatangi rumah dinas Gubernur Joko Widodo untuk rapat membahas banjir. Rapat, yang juga diikuti jajaran pejabat Dinas, itu memakan waktu beberapa jam.

Usai rapat, Ahok yang biasa­nya ramah menjawab pe­rta­nya­an wartawan terlihat buru-buru meninggalkan rumah dinas gu­bernur di daerah Taman Su­ro­pati, Jakarta Pusat. Sambil be­r­lari-lari kecil, Ahok menuju mo­bil dinasnya.

“Maaf ya saya sedang buru-buru. Saya sudah terlambat nih. Mau ke gereja di Pluit. Nanti saja ya,” kata Ahok sebelum me­ninggalkan rumah dinas Jokowi.

Gereja tempatnya mengikuti misa malam Natal terletak di Jalan Pluit Permai Dalam I No­mor  9 Kelurahan Pluit, Ke­ca­matan Penjaringan. Gereja ini ini dapat menampung 500 je­maat. Untuk misa malam Natal kali ini, dipersiapkan 1.500 tempat duduk.

Rencananya, pada Natal tahun ini Ahok akan menggelar open house di rumah dinasnya yang terletak di daerah Kuni­ngan, Jakarta Selatan. Acara ter­sebut akan digelar sejak pukul 11 siang sampai 3 sore.

Saat menjabat Bupati Beli­tung Timur, Ahok juga meng­gelar kegiatan sama setiap kali Natal. Bahkan ada dua kali open house, yakni saat Natal dan tahun baru.

Menurut Ahok, baru pada ta­hun ini dia tidak merayakan Na­tal di kampung halamannya di Belitung Timur. Sebagai orang nomor di DKI dia harus selalu stand by. Apalagi diperkirakan ibu kota masih akan dilanda banjir.

“Harusnya bisa pulang ke Be­litung tapi enggak bisa. Banyak kesibukan baru sebagai Wakil Gu­bernur,” terangnya.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA