Loket pendaftaran pemilihan gubernur dan wakil gubernur (pilgub) Jawa Barat akan dibuka 4 November 2012. Tinggal seminggu lagi. Tapi, partai politik masih utak-atik pasangan calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub) yang bakal diusung. Keputusan akan diambil di detik-detik terakhir.
Telepon genggam Rieke Diah Pitaloka berdering. Begitu meliÂhat tampilan di layar, anggota Komisi IX DPR ini segera meÂnerima panggilan masuk itu tanpa menunggu dering kedua.
Nada bicara politisi PDIP itu terdengar penuh hormat menÂjaÂwab panggilan itu. Rieke berkali-kali menyebut kata “ibu†dalam pembicaraan telepon.
Usai menutup telepon, Rieke mengungkapkan “ibu†yang diÂsebut dalam pembicaraan jarak jauh ini adalah Megawati SoeÂkarÂnoputri, Ketua Umum PDIP.
“Ibu (Megawati) menelepon saya dan menanyakan situasi politik di Jawa Barat. Perihal siÂapa nama yang nanti akan diÂusung. Insya Allah nanti diÂumumÂkan awal November,†kata Rieke ketika ditemui di gedung DPR, Kamis lalu (25/10).
Megawati menghubungi Rieke dari Arab Saudi. Saat ini, MeÂgawati bersama suaminya, Taufik Kiemas sedang menunaikan ibadah haji.
Rieke termasuk tokoh yang diÂjagokan untuk mengikuti Pilgub Jawa Barat yang digelar 24 FebÂruari tahun depan. Pemeran tokoh “Oneng†di sinetron Bajaj Bajuri dianggap memiliki modal poÂpularitas yang besar.
Rieke mengaku siap diusung parÂtainya menjadi cagub maupun cawagub Jawa Barat. “Sebagai kaÂder partai saya siap, dan saya pun tengah menunggu penugasan dari partai. Untuk kapan diÂumumkannya ke publik, ya nanti tunggu Ibu Mega pulang dari ibadah haji. Kan wewenang itu ada di pimpinan partai,†kata dia.
Namun sebelum keputusan diÂumumkan, rupanya Rieke sudah meÂlakukan penjajakan kepada seÂjumlah tokoh yang kemungkinan bakal dipasangkan dengannya.
Jumat dua pekan lalu, Rieke diketahui bertemu dengan Teten Masduki, aktivis antikorupsi. PerÂtemuan yang digelar di Slipi pukul 9 pagi itu, kabarnya, berÂhubungan dengan Pilgub Jawa Barat.
Adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto yang memunculkan nama Teten sebagai tokoh yang layak diusung dalam Pilgub Jawa Barat.
Dalam akun twitter-nya, PrabÂowo berkicau, “Secara tegas, saya mendukung saudara Teten MasÂduki untuk mengikuti PemiÂluÂkada Jawa Barat 2013.â€
Dukungan terhadap Teten yang kelahiran Garut, 6 Mei 1963 ini dibenarkan Martin Hutabarat yang juga duduk di Dewan PemÂbina ParÂtai Gerindra. “Teten. SuÂdah diÂumumkan. Hanya mencari pÂaÂsangannya sekarang,†kata Martin.
Akankah PDIP berkoalisi deÂngan Gerindra di Pilgub Jawa BaÂrat dengan menyandingkan Rieke dengan Teten? Sebelumnya, PilÂgub DKI Jakarta, kedua partai berkoalisi untuk mengusung pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. Pasangan ini bisa mengandaskan niat Fauzi Bowo untuk menjabat gubernur DKI dua kali.
Di luar Rieke, ada sejumlah nama masuk “radar†untuk diÂusung. Mereka yakni Aang HaÂmid Suganda (Bupati Kuningan), Dedi Supardi (Bupati Cirebon) dan Gatot Tjahjono (Sekretaris PDIP Jawa Barat).
Lantas siapa yang akan diÂusung? “Kami masih menggodok ketiga alternatif tersebut dengan berbagai kelebihan dan keÂkuÂranÂgannya. Semoga pekan depan kami segera dapat menentukan pilihannya. Ini menunggu Ibu Mega pulang dari ibadah haji,†ujar Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo.
Berbeda dengan PDIP, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah menetapkan mengusung Ahmad Heryawan untuk jadi cagub. KaÂder PKS itu masih menjabat guÂbernur Jawa Barat sampai 2013. Tapi PKS masih kasak-kusuk mencari tokoh yang akan diÂsanÂdingkan pria kelahiran Sukabumi 19 Juni 1966 itu.
Nama Dedy Mizwar pun masuk bidikan. Pelakon tokoh “Bang Jack†di sinetron Para Pencari Tuhan ini dianggap sudah dikenal luas masyarakat.
Apakah Dedy Mizwar akan dipasangkan dengan Ahmad Heryawan? “Nama dan tokohnya dan finalisasinya bulan depan. Dan sudah ada beberapa nama yang mulai masuk,†ujar Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq.
Ia mengaku di antaranya nama yang diusulkan jadi pendamping Ahmad Heryawan ada yang berasal dari kalangan selebriti. Namun ia tetap menolak meÂngungÂkapkannya. “Supaya saya tidak menyinggung mereka saya tidak mau sebut-sebut nanti kalau sudah finalisasi,†elak Luthfi.
Kondisi yang sama juga diÂalami Partai Demokrat. Partai penguasa ini juga masih bingung mencari pasangan untuk Dede Yusuf. Saat ini, politisi PAN yang loncat ke Demokrat itu masih menÂjabat wakil gubernur Jawa Barat. Hendak jadi nomor satu Jawa Barat, Dede pun pecah kongsi dengan Ahmad Heryawan.
“Kita lihat saja nanti siapa yang akan mendampingi, toh semuaÂnya masih dalam pembahasan. UnÂtuk nama yang masuk itu ada dari kalangan internal dan ada juga dari kalangan akademisi,†ungkap Dede.
Kabarnya, Dede juga tengah menjajaki berpasangan dengan politisi. “Kader Golkar, PDIP, PKB,†bisik orang dekat Dede. “PeÂkan depan keputusannya.â€
Utak-atik pasangan cagub-cawagub juga dilakukan Partai Golkar. Partai beringin tampakÂnya akan mengusung kader senÂdiri di Pilgub Jawa Barat. Siapa dia? Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyebutkan parÂtainya akan mengusung Irianto Mahfudz Sidiq Syaifudin untuk jadi cagub.
Irianto yang akrab disapa YanÂce ini saat ini menjabat sebagai Ketua Golkar Jawa Barat. Ia perÂnah menjabat bupati IndraÂmayu dari 2005 sampai 2010.
Golkar juga ingin pasangan Yance dari partai beringin. Nurul Arifin, wakil sekjen Golkar yang juga anggota DPR hendak dipaÂsangkan dengan Yance. Nurul mengaku diminta Aburizal untuk berpasangan dengan Yance di Pilgub Jawa Barat.
Bersediakan dia? Di luar duÂgaan, Nurul menolak. Ia berÂalaÂsan hendak menyelesaikan tuÂgasÂnya sebagai anggota DPR hingga 2014. Aburizal, kata Nurul, bisa menghargai keputusannya. “Beliau (Aburizal) tidak meÂmakÂsa,†kata perempuan kelahiran Bandung, 18 Juli 1966 ini.
Setelah Nurul menolak, Golkar pun memutar strategi. Tak lagi ngotot mengusung kader sendiri untuk pasangan cagub-cawagub. Nama Teten masuk perhitungan.
Adalah Akbar Tandjung, Ketua Dewan Pertimbangan Partai GolÂkar yang mendorong Teten diÂsanÂdingkan dengan Yance. “Teten diÂkeÂnal sebagai penggiat antiÂkoÂrupsi. Kita sebagai bangsa sedang giat-giatnya melaksanakan pemÂberantasan korupsi sehingga TeÂten diharapkan bisa memperkuat jaringan lokal dan nasional juga,†kata Akbar beralasan.
Pendapat Akbar diamini Fadel Muhammad, Wakil Ketua Umum Golkar. “Saya senang sekali kaÂlau memang Teten mau. Itu baÂgus. SeÂcara informal ada yang bicara deÂngan Mas Teten,†katanya.
Virus Jokowi Menular Ke Tanah Pasundan?
Mungkinkah fenomena Joko Widodo atau Jokowi di Pilgub DKI Jakarta akan terulang di Pilgub Jawa Barat? Ini analisis pentolan lembaga survei.
Direktur Eksekutif Pusat KaÂjian Pembangunan Strategis (PusÂkaptis) Husin Yazid berpendapat, fenomena politik di Pilgub JaÂkarta tak serta merta dapat diÂjipÂlak di Pilgub Jawa Barat.
Menurut dia, kondisi Jakarta sangat jauh berbeda dengan Jawa Barat yang dikenal lebih homoÂgeny. Baik dari sisi etnis, agama, budaya, sosial, dan karakteristik pemilihnya. “Janganlah euforia di Jakarta di-copy paste dan dibawa sepenuhnya ke Pilkada Jawa BaÂrat. Jakarta dan Jawa Barat beÂrÂbeda,†ujarnya.
Tak hanya itu, Husin juga meÂÂniÂlai dari sisi geografis, Jawa BaÂrat pun berbeda dengan JaÂkarta. Di JaÂwa Barat, ada 26 kaÂbuÂÂpaten/kota. Penduduknya seÂkitar 48 juta dengan jumlah peÂmilih seÂkitar 40 juta.
“Tentunya partai harus selektif menentukan calon yang akan diusungnya. Jangan serta merta gaya politik di Jakarta, di-copy paste-kan bulat-bulat di Jawa Barat,†kata Husin.
“Karena itu, bila ada tokoh yang popularitasnya belum tingÂgi, riskan juga. Minimal, poÂpuÂlaritas 65 persen. Sebab, tinggiÂnya popularitas belum tentu berÂbanding lurus dengan tingkat keÂsukaan, apalagi, tingkat elekÂtabilitas,†paparnya.
Pendapat berbeda disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga SurÂvei Nasional (LSN) Umar S BakÂry. Menurutnya, fenomena JokoÂwi di Pilgub DKI Jakarta seperÂtinya akan berlanjut di Pilgub Jawa Barat.
Kini, kata dia, partai-partai terÂtarik mengusung calon alternatif yang lebih menjual dari sisi keÂtoÂkohannya. Dia pun menconÂtohÂkan munculnya nama Teten MasÂduki, pegiat antikorupsi sebaÂgai calon alternatif.
Umar menilai, mencuatnya nama Teten tak lepas dari dampak kemenangan Jokowi di Jakarta. “Makanya, setelah berhasil meÂnguÂsung Jokowi-Ahok, Gerindra keÂliÂhatannya semakin percaya diri meÂmunculkan tokoh-tokoh alternatif di daerah-daerah lain,†cetus Umar.
Menurut dia, Teten adalah tokoh alternatif yang masuk radar seÂjumÂlah partai yang tengah meÂnyiapÂkan menghadapi Pilgub Jawa Barat. Teten dianggap puÂnya nilai jual dan mampu menÂdobrak konÂservatisme birokrasi pemerinÂtahan di Jawa Barat. “Maka, wajar pula bila PDIP dan Golkar juga keÂpinÂcut dengan tokoh muda seÂkaliber Teten,†katanya.
“Kalau Cuma Wagub, Nanti Ditinggalkanâ€
Rieke Diah Pitaloka bukan haÂnya dijagokan partainya, PDIP untuk maju ke Pilgub Jawa BaÂrat. Sejumlah partai besar juga melirik Rieke untuk diÂpaÂsangÂkan dengan gacoan mereka.
Golkar yang sudah final meÂngusung Irianto MS Syaifuddin (Yance) ini tertarik dengan soÂsok Rieke. “Masyarakat Jawa BaÂrat butuh tokoh yang populer. Sehingga kita akan mengajukan tokoh yang populer sebagai caÂwagub-nya Pak Yance. KeÂmungÂkinan Oneng(Rieke),†kata Indra J Piliang, Ketua Dewan PelakÂsana Balitbang Golkar.
Ketertarikan yang sama diÂsampaikan Dede Yusuf. “Dua kaÂder PDIP yang diusulkan Macan Center menjadi pendamÂping saya adalah Pak Aang dan Rieke,†ungkap Dede Yusuf.
Sayang, keinginan mereka unÂtuk menggandeng Rieke bertepuk sebelah tangan. Rieke memilih untuk maju sebagai calon gubernur, bukan calon waÂkil gubernur. “ Kalau jadi Jabar 2, bisa nggak saya jalan barÂeng? Atau malah seperti yang lain. Ditinggalkan. Itu kalau kondisi wakil,†kata Rieke.
Lagipula, sampai saat ini diriÂnÂya masih menunggu keputusan partainya soal siapa yang nanti akan diusung jadi cagub di Pilgub Jawa Barat. Ia menÂeÂgasÂkan, sejak awal bergabung deÂngan PDIP bukan untuk meÂngejar kekuasaan.
“Saya tidak ingin partai dijaÂdiÂkan angkot untuk menganÂtarÂnya sampai tujuan, lantas diÂtinggalkan. Kalau tujuan pribadi tidak tercapai, lantas pindah angkot lain. Dan tidak pernah terÂpikir sedikit pun saya akan meninggalkan partai hanya karena urusan rekomendasi pilkada,†tandasnya.
Karena itu, sebagai kader–PDIP, Rieke akan menerima dengan lapang dada apapun yang diputuskan partai. Bila dirinya yang dipercaya maju jadi cagub, Rieke bertekad berÂjuang keras memenangkan PilÂgub Jawa Barat.
“Tapi bila saya tidak direÂkomendasi oleh partai, saya siap menjadi tim pemenangan siapa pun yg direkomendasi partai. Tapi untuk loncat partai, itu yang tidak ada dalam pikiran saya,†tegasnya.
Ajang Pemanasan Mesin Politik Partai
Pilgub Jawa Barat
Kenapa partai politik berebut memenangkan Pilgub Jawa Barat? Kemenangan di Jawa Barat diÂanggap bisa menjadi modal untuk meÂmenangkan Pemilu 2014.
Peneliti The Founding Father House (FFH) Dian Permata berÂpendapat, Pilgub Jawa Barat meÂrupakan ajang pemanasan parÂpol untuk menghadapi PeÂmilu 2014. “Ini bisa menjadi test case apaÂkah mesin parpol sudah bergerak atau belum. Sebab 2014 sudah semakin dekat,†katanya.
Peneliti Saiful Mujani RÂeÂsearch and Consulting (SMRC), Deni Afinta juga berpendapat sama. Menurut dia, partai meÂyakini kemenangan di Pilgub Jawa Barat bisa memuluskan langkah memenangkan Pemilu 2014.
Menurut dia, besarnya jumlah penduduk Jawa Barat menjadiÂkan provinsi ini sebagai salah satu lumbung suara potensial untuk 2014.
“Posisi Jawa Barat sangat strategis secara politik karena disanalah lumbung terbesar suara. Partai-partai pasti meÂnaÂruh perhatian besar ke Pilkada Jawa Barat,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.