Hari ini akan digelar serah terima jabatan (sertijab) ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di lantai 3 gedung Nusantara I DPR, Senayan, Jakarta. Hidayat Nurwahid bakal menjadi ketua fraksi baru menggantikan Mustafa Kamal.
Keputusan menunjuk HiÂdayat sebagai ketua Fraksi PKS di DPR diambil melalui raÂpat DPP PKS pada 19 September lalu.
Lantas, bagaimana kesibukan Hidayat? Kemarin siang, Rakyat Merdeka mendatangi ruang kerja Hidayat Nurwahid yang berada di lanÂtai 3, Gedung Nusantara I DPR. Suasana sepi langsung teraÂsa ketika menginjakkan kaki di lanÂtai 3 Gedung Nusantara I DPR.
Di depan lift, hanya ada seÂorang petugas Pengamanan DaÂlam (Pamdal) perempuan yang stand by di meja kerjanya. Empat sofa yang berada di pojok ruangÂan sebelah kanan dan biasa diÂgunakan sebagai tempat menÂungÂgu tamu tampak kosong.
Hanya satu dua orang saja yang terlihat mondar mandir dari baÂgian dalam ke arah luar. Itu pun bukan bukan anggota, melainkan staf atau asisten anggota DPR yang ada di ruangan ini.
Padahal di lantai 3 ini, berÂmuÂkim para dedengkot-dedengkot PKS di DPR. Selain Hidayat, ada LuthÂfi Hasan Ishaq yang meÂrupakan Presiden PKS. Juga ada Mustafa Kamal yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS. Mahfudz Siddiq, Jazuli Juwaini dan beberapa kader lainÂnya juga berkantor di lantai terÂsebut.
“Lagi rapat Mas. Pak Hidayat, Pak Luthfi dan beberapa penguÂrus Fraksi PKS sedang rapat sejak tadi siang. Tapi saya tidak tahu rapat apa,†jelas seorang petugas keamanan di lantai tersebut.
“Dari pagi saja, Pak Hidayat tiÂdak turun-turun ke bawah seÂperti hari biasanya. Saya tidak tahu ada agenda rapat komisi atau tidak. Yang pasti, sejak datang tadi pagi, beliau belum turun-turun ke baÂwah,†tambah pria berkulit sawo matang tersebut.
Cukup sulit juga untuk masuk ke dalam ruangan anggota yang ada di lantai tersebut. Selain harus berÂhubungan dengan petugas PamÂdal, juga harus mendapatkan izin dari petugas keamanan frakÂsi. Ruangannya, persis berada di sebelah pintu kaca yang mengÂhuÂbungkan antara lift dengan ruangan anggota.
Ruangan Hidayat Nurwahid berÂnomor 330, persis di sebelah kiri tempat rapat fraksi. Berbeda dengan ruangan lainnya, tempat kerja Hidayat tidak memiliki paÂpan nama yang biasa digantung persis di sebelah pintu.
Model dan ukuran ruangan pun, tidak berbeda dengan ruangÂan kerja anggota DPR lainnya. Satu ruangan di bagian depan tempat untuk asisten dan tenaga ahli. Sedangkan satu ruangan lagi yang dibatasi dinding dan pintu kayu merupakan tempat kerja bagi Hidayat Nurwahid.
Persis di depan ruangan kerja HiÂdayat, terdapat ruangan besar yang dijadikan sebagai ruang taÂmu. Di ruangan ini disediakan dua set sofa berwarna coklat tua yang ditata memanjang kesamping.
Untuk ruangan tamu, lantainya dilapisi karpet tebal warna merah bata. Sedangkan untuk ruangan anggota, karpet yang dipakai deÂngan bahan lebih tipis dan berÂwarna coklat muda. Sebuah teleÂvisi layar datar ukuran 28 inci cuÂkup menghiasi ruangan tamu yang bentuknya memanjang tersebut.
Hampir tiga jam menunggu, akhirnya satu per satu petinggi PKS di DPR keluar dari ruangan rapat. Pertama-tama yang keluar adalah Luthfi Hasan yang meÂngenakan baju batik warna cokÂlat. Disusul Hidayat dan beberapa pengurus fraksi yang lain.
Rapat apa? “Tadi rapat terkait program dan rencana fraksi PKS ke depan. Karena besok (hari ini—red) ada sertijab dari ketua fraksi yang lama kepada ketua fraksi yang baru,†jelas Hidayat.
Hidayat mengatakan, di partai mana pun di DPR pergantian di tubuh fraksi merupakan hal yang biasa dan lumrah terjadi. Karena tuÂjuan pergantian itu untuk peÂnyegaran demi meningkatkan kinerja yang lebih efektif.
“Bukan berarti pimpinan fraksi yang sebelumnya tidak baik daÂlam bekerja. Tapi karena kita akan menghadapi pesta deÂmokÂrasi yang lebih besar. Partai tentuÂnya harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya,†jelas anggota Komisi I DPR ini.
Menurut Hidayat, menjelang akhir masa jabatan DPR pada 2014 mendatang, tentunya setiap partai harus bisa memberikan hasil kerja yang maksimal. Tanpa hasil maksimal dan bermanfaat bagi rakyat, sulit bagi partai tersebut untuk dipercaya kembali. Untuk itu, kinerja di DPR perlu digenjot.
Hidayat tidak menampik, bila dalam beberapa survei belaÂkangÂan ini elektabilitas PKS meÂngÂalami penurunan. Tapi kata dia, itu hal biasa yang juga dialami partai lain.
“Makanya ada peÂnyeÂgaran dan pergantian di tubuh fraksi. Karena biar baÂgaimana pun, DPR ini menjadi tolak ukur maÂsyarakat menilai parpol di pemilu. Dan saya diÂamaÂnahkan untuk meÂngemÂbalikan jadi diri partai,†tegasnya.
Demi melakukan perbaikan itulah, sambungnya, bukan hanya program dan strategi saja yang akan disiapkan dan diÂevaluasi. Pada alat kelengkapan di DPR lainnya, juga akan mengÂalami penyegaran.
“Tadi kami rapat. Dan kami suÂdah sepakat untuk melakukan peÂnyeÂgaran di tingkat alat kelengÂkapÂan lain. Baik itu di komisi mauÂpun yang lainnya,†ungkapnya.
Namun saat ditanya apakah berÂarti akan ada rotasi besar-beÂsaran di tubuh fraksi PKS di DPR, Hidayat enggan menÂjaÂwabÂnya. Kata dia, penyegaran yang ada di tubuh fraksi harus seirama dengan alat kelengkapan dewan lainnya.
“Ini masa jabatan terakhir kita di DPR. Apakah selama ini kita suÂdah mampu menjawab segala keÂbutuhan dan aspirasi yang dipercayakan masyarakat pada kita? Itu yang harus kita persiapÂkan tentunya,†tegasnya.
Kapan pindah ruangan? Bekas ketua MPR ini meÂngaku belum berencana pinÂdah ruangan.
“Saya Tak Merasa Turun Pangkatâ€
Hidayat Nurwahid tidak meÂrasa turun pangkat ketika ditunjuk partai untuk menjadi KeÂtua Fraksi PKS di DPR. BaÂginya, itu penugasan dan amaÂnah yang harus dilakÂsaÂnakan sebaik-baiknya.
“Apakah ini turun pangkat? Itu tergantung bagaimana kita melihatnya. Kalau orientasi kerÂja kita jabatan, tentu ada siklus yang namanya naik dan turun pangkat,†katanya saat berÂbinÂcang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Di internal PKS, kata HidaÂyat, tidak ada istilah yang namaÂnya naik dan turun jabatan. KaÂrena semua kader didoktrin untuk patuh dan siap atas peÂrintah partai.
“Saat saya dipercaya menÂjabat Presiden PKS, saya tidak merasa sedang di atas gunung. Begitu pula ketika sedang duÂduk sebagai Ketua MPR pada periode yang lalu,†jawabnya.
Hal yang sama juga terjadi, ketika dirinya diamanahkan parÂtai untuk menduduki posisi Ketua Badan Kerjasama Antar ParÂlemen (BKSAP) ataupun KeÂtua Fraksi PKS. “Saya tidak meÂrasa sedang naik pangkat atau pun turun pangkat. Karena yang terpenting adalah menÂjalankan tugas sebaik-baiknya,†tegasnya.
Selama kurun 2000-2004, HiÂdayat menjabat presiden ParÂtai Keadilan Sejahtera (PKS). PoÂsisinya setara dengan tokoh-tokoh Akbar Tandjung, ketua umum Partai Golkar maupun MeÂgawati Soekarnoputri, ketua umum PDIP.
Pada Pemilu 2004, PKS memÂperoleh suara signifikan. Hidayat pun didorong menjadi ketua MPR dan berhasil. JaÂbatan ini diduduki dari 2004 samÂpai 2009.
Setelah menduduki jabatan di skala nasional, kemudian munÂcul wacana di tingkat internal PKS maupun di masyarakat yang menilai Hidayat layak unÂtuk dicalonkan menjadi preÂsiden atau wakil presiden.
Sayangnya, pada Pilpres 2009 lalu PKS justru berkoalisi deÂngan Demokrat dan meÂngÂusung pasangan SBY-Beodiono seÂbagai capres dan cawapres. Hidayat gagal untuk diusung partainya menjadi capres ataupun cawapres.
Batal tidak diusung jadi caÂpres ataupun cawapres, HiÂdayat diminta untuk ikut pemilihan guÂbernur dan wakil gubernur (pilÂgub) DKI Jakarta tahun 2012. Hidayat berpasangan dengan Didik J Rachbini.
Jabatan Hidayat sebagai KeÂtua Badan Kerjasama Antar ParÂlemen (BKSAP) di DPR dicopot seiring kesibukannya berÂkampanye untuk Pilgub DKI.
Pasangan Hidayat-Didik tak lolos ke putaran dua. Pasangan ini hanya memperoleh dukungÂan 11 persen. Pilgub DKI putarÂan kedua diikut dua pasangan dengan peroleh suara teratas: Joko Widodo-Basuki Tjahaja PurÂnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Kini, Hidayat duduk di posisi Ketua Fraksi PKS yang sebeÂlumnya dijabat Mustafa Kamal. Mustafa sendiri kini ditunjuk seÂbagai wakil ketua fraksi menÂdampingi Hidayat.
Dukung Juniornya Jadi Capres 2014
Hidayat Nurwahid meneÂgasÂkan penunjukan dirinya sebagai Ketua Fraksi PKS ada kaitÂannya dengan upaya PKS meÂngusung Luthfi Hasan Ishaq sebagai calon presiden di 2014.
Kata Hidayat, hingga saat ini belum diputuskan siapa tokoh yang akan diusung partainya sebagai capres atau cawapres 2014. Sebab, itu harus melalui meÂkanisme partai yang meÂliÂbatkan seluruh jajaran peÂngurus di tingkat pusat dan daerah.
“Hanya memang saat ini ada wacana bahwa Pak Luthfi layak untuk diusung sebagai capres dari PKS. Itu pertama kali disampaikan beberapa anggota di DPP dan Majelis Syuro PKS,†jelasnya.
Bekas Ketua MPR ini tidak membantah, peluang Luthfi untuk diusung sebagai capres dari partainya cukup besar. SeÂbab melihat dari perilaku yang ditunjukkan partai lainnya, posisi ketua umum selalu diÂkaitkan dengan capres yang akan diusung.
“PDIP, Golkar dan PAN kaÂlau melihat berita yang ada, jelas kalau mereka akan meÂngusung ketua umumnya. DeÂmokrat dan Gerindra sebeÂlumÂnya mengusung ketua Dewan Pembina,†kata Hidayat.
Karena itu, lanjutnya, tidak salah bila PKS juga ingin meÂngusung Luthfi yang saat ini menduduki posisi Presiden untuk jadi capres.
Menurut dia, PKS bisa meÂngusung Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin untuk jadi capres. “(Namun) sudah berÂulang kali, Ustad Hilmi meÂnolak untuk diusung sebagai caÂpres dari PKS. Jadi, kalau KeÂtua Dewan Pembina tidak mau, jabatan tertinggi di bawahnya yang memiliki peluang. Siapa dia? Yakni Presiden PKS,†tegas anggota Komisi I DPR ini.
Hidayat sendiri tidak keÂbeÂratan bila nanti PKS meÂngÂusung Luthfi di Pilpres 2014. BaÂginya, Luthfi memiliki meÂmang memiliki persyaratan untuk diusung sebagai capres.
“Dia masih muda, yakni baru memasuki usia kepala lima. Pendidikannya bagus dan sudah teruji dalam menjalin hubungan di dalam dan luar negeri,†bebernya.
Kendati demikian, Hidayat meÂnegaskan bila penempatan dirinya di posisi ketua fraksi buÂkan Karen ada agenda terseÂluÂbung untuk kepentingan Pilpres 2014. “Tidak ada politik dagang sapi. Kita semua bekerja untuk parÂtai. Terpenting saat ini, kita harus masuk tiga besar di peÂmilu nasional dan jawara satu di DKI,†tegasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.