Sorot mata Nurhayati Ali Assegaf tertuju pada layar televisi berukuran 32 inci di ruang kerjanya di lantai 9 gedung Nusantara I DPR, Selasa siang. Layar itu menampilkan empat pemandangan berbeda yang ditangkap kamera CCTV (Closed Circuit Television).
Perempuan berjilbab ini lalu memanggil salah satu staf agar maÂsuk ke ruang kerjanya. “ToÂlong yang berada di ruang rapat (Fraksi Demokrat) suruh keluar, karena itu ruang pimpinan frakÂsi,†perintah Nurhayati.
Aktivitas Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR ini bertambah seÂjak pihaknya memasang kamera CCTV di gedung Nusantara I DPR. Kamera-kamera pengawas itu ditempatkan di beberapa lantai yang ditempati anggota Fraksi Partai Demokrat. Yakni lantai 8, 9, 10, 21, 22 dan 23.
Bekas staf pribadi Ibu Ani Yudhoyono ini mengatakan peÂmaÂsangan kamera CCTV untuk memudahkan pengawasan. “KaÂlau tidak ada alat tersebut, bisa ketinggalan zaman,†katanya.
Nurhayati mencontek langkah peÂrusahaannya yang memasang kaÂmera yang sama. Tujuannya unÂtuk memantau karyawan agar meÂreka bekerja dengan baik. BeÂgitu dia ditunjuk menjadi Ketua Fraksi pada Mei lalu, kamera-kamera peÂngawas pun dipasang di DPR.
Siapa saja yang diawasi?
Perempuan kelahiran Solo, 17 Juli 1963 ini tegas-tegas meÂnyaÂtaÂkan pemasangan kamera ini buÂkan mematai-matai anggota frakÂsi. Namun untuk mengawasi staf dan tenaga ahli agar mereka diÂsiplin dalam bekerja.
Dari sorot kamera yang ditamÂpilÂkan di layar monitor, NurhÂÂaÂyati bisa mengetahui ruang rapat pimpinan fraksi kerap digunakan tengah ahli untuk tempat makan. “Saya langsung tegur, karena meÂmang bukan tempatnya,†katanya.
Nurhayati diam saja ketika mengetahui ruang rapat pimpinan dipakai anggota fraksi untuk mengÂgelar rapat. “Saya persiÂlaÂkan semua anggota DPR dari Fraksi Demokrat untuk mengÂgunakan ruang tersebut untuk rapat yang membahas apapun,†katanya.
Lewat kamera ini juga bisa dipantau orang-orang berkunjung ke lantai yang ditempati anggota Fraksi Partai Demokrat. “Untuk mengawasi tamu yang datang,†kata perempuan kelahiran Solo, 17 Juli 1963 ini.
Pengawasan terhadap tamu ini, kata Nurhayati, untuk memÂbeÂriÂkan rasa aman dan nyaman keÂpaÂda anggota Dewan selama berkantor di DPR.
Kamera pengawas ini di paÂsang di depan lift dan lorong-loÂrong menuju ruang kerja anggota DPR. Lantaran tak ingin meÂngusik privasi anggota fraksi, ruang kerjanya fraksi tak diÂpanÂtau sorot kamera ini.
Berapa biaya untuk pasang kamera pengawas ini? Nurhayati enggan membeberkannya. “HarÂgaÂnya murah, dan yang penting semua biaya untuk pengadaan CCTV saya ambil dari kantong pribadi,†akunya.
Ia juga enggan membeberkan berapa banyak kamera yang dipasang di setiap lantai yang dihuni anggota partai berlambang Mercy ini. “Itu rahasia demi keamanan,†katanya.
Berdasarkan penelusuran, harga satu unit kamera CCTV bervariasi. Berkisar Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta. Tergantung kualitas kamera dan gambar yang dihasilkan.
Ini baru kameranya saja. BeÂlum termasuk biaya untuk beli kaÂbel, biaya instalasi dan memÂbeli layar monitor.
Pengamatan Rakyat Merdeka, beÂberapa kamera pengawas dipaÂsang di lantai 9 gedung Nusantara I yang menjadi markas pimpinan Fraksi Partai Demokrat.
Begitu keluar dari lift, di langit-langit di atas meja resepsionis tamÂpak benda putih berbentuk buÂlat. Di dalamnya terdapat kÂaÂmera pengawas.
Kamera sengaja dipasang di sini untuk memantau orang yang keluar-masuk lift. Kamera bentuk sama juga terlihat di langit-langit di lorong-lorong ruang kerja angÂgota DPR. Tujuannya untuk meÂmantau orang yang hendak meÂnemui anggota fraksi.
Sebuah kamera juga dipasang di ruang kerja tenaga ketua fraksi. Sebelum memasuki ruang kerja pribadi Nurhayati, terlebih dulu melewati ruang berukuran 4x8 meter. Inilah ruang kerja tenaga ahli fraksi.
Dari ruangan terhadap sebuah pintu yang menuju ruang kerja Nurhayati. Ruangannya berÂukuÂran 6x8 meter. Di sisi kiri diÂtemÂpatkan kursi dan meja kerja.
Di belakang meja kerja terdaÂpat backdrop bergambar bintang segitiga, lambang Partai DÂeÂmokÂrat. Di dinding ini dipasang luÂkiÂsan wajah Nurhayati.
Tak jauh dari meja kerjanya terÂdapat buffet. Di sinilah diletakkan laÂyÂar monitor yang menampilkan gambar yang disorot kamera CCTV. Layar sedang menamÂpilÂkan suaÂsana di depan lift, ruang rapat fraÂkÂsi, ruang tenaga ahli dan lorong menuju ruang kerja ketua fraksi.
Gambar di layar berganti ketika channel diubah. Layar monitor bisa menampilkan gambar sorot kamera yang dipasang di enam lantai di gedung Nusantara I yang ditempati anggota Fraksi Partai Demokrat.
Jangan Berharap Bisa Pergoki Anggota DPR Yang Terima Suap
Bila pemasangan kamera peÂngaÂwas ini untuk memergoki angÂgota DPR yang menerima suap, maka hanya akan sia-sia. Begitu pendapat Ruhut Sitompul, angÂgota DPR dari Partai Demokrat.
Menurut dia, selama ini angÂgota Dewan tertangkap menerima suap bukan di DPR. “Lihat saja, nyatanya mereka tertangkapnya di mal, di hotel, nggak di DPR kan,†katanya.
Menurut Ruhut, kamera peÂngaÂwas itu hanya berguna untuk meÂmantau keamanan kantor anggota DPR. “Karena itu kalau alaÂsanÂnya untuk pengawasan kaitan koÂrupsi dan nerima amplop nggak ada gunanya. Memangnya orang melakukan perbuatan melanggar hukumnya di DPR. Kan nggak. Kalau waspada teroris itu baru benar,†kata anggota komisi III DPR ini.
Ia juga mempersoalkan pemaÂsangan kamera pengawas yang dilakukan dilakukan Fraksi Partai Demokrat. Kata dia, ketua fraksi tak sepantasnya memasang kaÂmeÂra untuk mengawasi angÂgotÂÂaÂnÂya sendiri.
“Salah satu tugas kita peÂngaÂwasan kok kita diawasi. Biarlah mekanisme reward and punisÂhÂment yang berlaku. Jangan dipakÂsa orang untuk rajin. Sia-sia. LeÂbih baik sanksi saja dibuat lebih keras,†katanya.
Beberapa fraksi memilih tak memasang kamera pengawas di ruang yang mereka tempati. MiÂsalnya PKS dan Partai Hanura.
Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim percaya anggota fraksinya tak akan macam-macam. “AngÂgota DPR itu kan orang-orang terÂhormat, tahu menempatkan diri. Kita khusnudzon (berbaik sangÂka—red) saja,†katanya.
“Selama ini, PKS merasa aman-aman saja,†katanya. SeÂhingga Fraksinya tak ngotot unÂtuk memasang kamera pengawas.
Abdul Hakim berpendapat, fraksi yang memasang kemara CCTV berarti tak percaya deÂngan anggotanya. “Itu keÂbuÂtuÂhan maÂsing-masing fraksi ya. KaÂlau kita memang merasa belum perlu kaÂrena tidak ada yang aneh-aneh,†katanya.
Sekretaris Fraksi Partai Hanura Saleh Husin merasa kamera peÂngawas yang dipasang Setjen DPR sudah cukup. Sehingga piÂhaknya tak perlu memasang kaÂmera tambahan.
Menurut dia, fungsi kamera itu hanya untuk memantau keamÂaÂnan. “Di DPR sudah ada CCTV, dipasang di banyak tempat. Kalau kita mau pasang, mau dipasang di mana lagi?â€
Kata Saleh, di gedung NuÂsanÂtara I yang menjadi ruang kerja anggota Dewan sudah berteÂbaran kaÂmera CCTV. Belum lagi di ruang-ruang rapat di gedung NuÂsantara, Nusantara II, III, IV, dan V.
“Dari lobi, lorong yang masuk ke semua ruang anggota semua kan sudah ada CCTV. Mau maÂsuk dan keluar lift juga ada CCTV. Ruang fraksi dan ruang raÂpat komisi kan ada CCTV juga, kalau rapat kan juga direkam seÂmuanya,†katanya.
Dengan banyaknya CCTV yang dipasang di lingkungan DPR, Saleh merasa keamanan anggota Dewan sudah bisa terÂpantau. Sehingga fraksinya tak perlu memasang kamera lagi. “Yang ada sudah cukup,†kaÂtanya.
Dulu Ada, Sekarang Malah Nggak Ada
Beberapa fraksi juga telah memasang kamera CCTV di lantai gedung Nusantara I yang diÂhuni anggotanya. Seperti terÂlihat di lantai 12. Di lantai inilah berkantor Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Setya Novanto.
Pemantauan Rakyat MerÂdeÂka, kamera dipasang di dekat lift. “CCTV hanya dipasang di sini,†kata seorang petugas PeÂngamanan Dalam (Pamdal) yang menjaga meja resepsionis. Tepat di atas meja ini terlihat ada sebuah kamera kecil.
Benar saja, menelusuri loÂrong-lorong yang menuju angÂgota fraksi tak menemukan ada kamera pengawas.
Pihak fraksi mengklaim kaÂmera dipasang di lantai empat lantai yang dihuni anggota ParÂtai Golkar. Yakni lantai 11, 12, 13 dan 14.
Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto mengatakan, peÂmaÂsangan kamera di lantai 12 untuk memonitor seluruh aktiÂvitas tamu yang datang atau berÂkunjung ke sekretariat fraksi.
“Semua kita monitor. MÂaÂsaÂlah tamu-tamu, kita cek supaya semua tertib dan tamu-tamu yang tadinya terlalu bebas. SeÂkarang kita cek semua dan ada buku tamu yang harus diisi,†katanya.
Setya mengatakan, pihaknya berjaga-jaga agar tidak ada tamu yang tidak diinginkan maÂsuk ke sekretariat fraksi. “MaÂsalahnya bukan ketakutan tapi karena kita harus lakukan diÂsiplin dan jangan sampai terjadi lagi ada ruangan yang tidak ter-detect. Kita memang terbuka tapi kita harus cek kebenaran tamu-tamu itu,†katanya.
Bambang Soesatyo, anggota Fraksi Partai Golkar meÂngaÂtakan pemasangan kamera ini untuk merekam aktivitas setiap lantai yang dihuni politisi partai beringin. “Golkar memang meÂmasang dari awal dengan biaya sendiri,†katanya.
“Anggota DPR kan sedang disorot, takutnya ada jebakan. TiÂba-tiba ada orang berangkat bawa koper terus pulang tidak bawa koper. Kan berbahaya. Makanya dipasang juga di peÂnerima tamu di depan lift. Jadi ini untuk mengÂhindari hal yang tidak diÂinginkan Golkar,†kata dia.
Fraksi Golkar, tandas dia, akan terus menambah jumlah kamera pengawas sendiri selain yang telah dipasang pihak Setjen DPR.
“Orang tidak boleh dikenal tidak boleh masuk, untuk mengÂhindari tudingan jebakan orang bawa kantong atau tas masuk ke lorong ruang anggota, kemuÂdiÂan dia taruh. Kita ingin meÂngÂhindari semuanya dengan meÂmonitor semua,†katanya.
Berbeda dengan Golkar, FrakÂsi Partai Persatuan PemÂbaÂngunan (PPP) memasang kaÂmeÂra CCTV semata-mata untuk tuÂjuan keamanan.
“Yang di seluruh lorong suÂdah ada. Sudah lama. Tetapi yang dipintu keluar lift dulu ada, sekarang tidak ada,†kata ArÂwani Thomafi, Sekretaris Fraksi PPP DPR.
Kamera itu, kata dia, untuk mengawasi keamanan di lantai yang ditempati anggota Fraksi PPP. Bukan untuk mengawasi ‘rayap-rayap’ seperti dikatakan Sutan Bhatoegana, wakil ketua Fraksi Partai Demokrat. “Saya kira secara umum saja bahwa itu lebih untuk keamanan standar gedung perkantoran,†katanya.
Ia menjelaskan pemasangan kamera CCTV ini difasilitasi SetÂjen DPR. Dia pun akan mÂeÂnyambut baik jika ada tambahan kaÂmera pengawas di seluruh ruangan fraksi. “Setuju (dipÂaÂsang di seluruh ruangan frakÂsi),†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.