Lengser dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Muhammad Jasin dipercaya menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama. KPK kerap menyorot kementerian ini karena mengelola dana setoran haji puluhan triliun yang rawan dikorupsi.
Kini, Jasin justru ditempatkan di kementerian ini. Apa saja yang dilakukan bekas wakil ketua KPK bidang pencegahan ini? Yuk kita intip.
Waktu telah menunjukkan puÂkul 4 sore. Pria berkopiah hitam itu masih sibuk membaca dokuÂmen yang dibungkus map warna merah. “Saya sedang memeriksa laporan seluruh kegiatan di KeÂmenag,†kata Jasin sambil meÂnyandarkan badan ke kursi.
Setelah memeriksa laporan, tak ada pekerjaan yang harus dilaÂkuÂkannya. Jasin pun bisa meÂningÂgalkan kantor. Menurut dia, peÂkerÂjaan di Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama tak sepadat di KPK.
“Kalau sekarang paling lambat habis Maghrib sudah bisa pulang. Dulu (waktu di KPK) paling cepat habis Isya baru bisa pulang karena padatnya kegiatan,†kata Jasin yang mengenakan kemeja putih ini.
Pria kelahiran Blitar, 14 Juni 1958 ini lalu menuturkan proses dia dipilih menjadi Irjen KeÂmenÂterian Agama. Sebenarnya, seleÂpas dari KPK, Jasin hanya ingin mengajar pencegahan korupsi.
Beberapa bulan lalu, Menteri Agama Suryadharma Ali mengÂhuÂbunginya. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu meminta Jasin menyerahkan data diri lengkap. “Karena diminÂta saya langsung menyerahkan. Tapi saya tidak tahu akan diÂguÂnaÂkan untuk apa profile itu,†katanya.
Setelah lewat beberapa bulan, Jasin baru tahu maksud dirinya diminta menyerahkan data diri. Rupanya dia bakal menjadi InsÂpektur Jenderal Kementerian AgaÂma menggantikan M Suparta.
Jasin pun tak menolak tawaran ini. Apalagi, dia tahu KemenÂteÂrian Agama kerap mendapat raÂpor merah lantaran rawan koÂrupsi. “Kami berniat memÂberÂanÂtas korupsi di Kementerian AgaÂma,†katanya. Jumat sore, 3 Agustus lalu Jasin diambil sumÂpahÂnya sebagai Irjen yang baru.
Lulusan Universitas BrawiÂjaya, Malang Jawa Timur sesumÂbar akan menerapkan sistem penÂcegahan korupsi dan mengawal proyek-proyek di Kementerian Agama. Terutama proyek yang beranggaran besar.
“Prioritas kami di Direktorat Jenderal Bina Masyarakat Islam. Porsi anggarannya sangat besar, sampai 60 persen dari total angÂgaran kementerian,†katanya.
Sebagai Irjen baru, Jasin akan meÂnginisiasi program peÂngaÂwasan dan berupaya meÂngurangi pemborosan anggaran. Ia pun membuka nomor handphone-nya untuk menampung laporan. Baik dari pegawai Kementerian mauÂpun masyarakat berhubungan deÂngan pelayanan Kementerian.
Pengaduan dalam bentuk pesan pendek pun membanjiri handÂphone-nya. “Tentunya pengaduan yang masuk harus menÂcaÂnÂtumkan identitas yang jelas agar tidak terjadi fitnah,†katanya.
Pengaduan yang masuk tak serÂta merta diambil tindakan Tapi leÂbih dulu dikroscek kebenarannya. “Bila benar akan kami tindak lanÂjuti secepatnya,†katanya.
Belum seumur jagung duduk sebagai Irjen, Jasin sudah meninÂdak enam pegawai yang diduga terlihat kasus korupsi pengadaan dan pencetakan Al Quran. Kasus yang melibatkan anggota DPR Zulkarnaen Jabbar dan anaknya ini tengah diusut KPK.
“Dari enam orang itu, paling tinggi jabatannya di eselon dua dan bawahannya,†kata Jasin tanpa merinci nama dan jabatan mereka di Kementerian Agama.
Selain menjalankan program anÂtikorupsi, Jasin juga meÂngaÂwasi kinerja pegawai KeÂmenÂteÂrian Agama. Belum lama dia menÂjatuhkan sanksi kepada 34 pegawai yang kedapatan bolos usai cuti Lebaran. Mereka tak maÂsuk kerja tanpa alasan jelas.
Program lain yang digagasnya adalah penghematan anggaran. Program ini sudah dimulai di Inspektorat Jenderal. Ia meÂmangÂkas anggaran dinas luar kota daÂlam rangka penghematan keÂuangan negara. Fasilitas-fasilitas untuk pejabat dikurangi.
“Naik pesawat ya kelas ekoÂnomi saja tak perlu kelas bisnis. Kalau menginap di hotel juga tak perlu yang bintang lima, cukup binÂtang empat. Bahkan sebaiknya bintang tiga,†kata ayah dua anak.
Jasin tak hanya sekadar meneÂlurkan gagasan tapi sudah memÂberi contoh kepada bawahannya. “Saya sendiri kalau pergi dinas keluar kota selalu menggunakan peÂsawat kelas ekonomi. Padahal dalam anggaran mendapat jatah kelas bisnis. Bahkan hotel tempat menginap di luar kota maksimal kelas tiga,†bebernya.
Ia meminta daerah yang dikunÂjunginya tak perlu menyiapkan peÂnyambutan yang meriah. BahÂkan dia menolak menggunakan moÂbil yang disediakan pemeÂrinÂtah daerah untuknya saat kunjungan.
“Saya menyewa sendiri mobil dari bandara atau ojek agar tidak memberatkan pegawai di daeÂrah,†kata lulusan Master bidang Business Management dari Technological University of The Philippines, Manila ini.
Sebagai Irjen, Jasin mendapat sejumlah fasilitas. Salah satunya mobil dinas. Dalam aturan, Irjen mendapat jatah tiga mobil dinas. Namun ia hanya menggunakan satu mobil dinas yakni Toyota Camry keluaran tahun 2007. “Dua mobil dinas lainnya diguÂnakan keperluan kantor yang bisa digunakan pegawainya,†kata peraih gelar doktor dari Adamson University, Manila, Filipina.
Jasin juga menolak fasilitas meÂwah di kantornya. Kantor InsÂpektorat Jenderal Kementerian Agama terpisah terletak di Jalan Fatmawati Nomor 33A, Cipete, Jakarta Selatan.
Di sini terdapat dua gedung yang berdiri megah. Gedung seÂbeÂlah kanan setinggi lima lantai meÂrupakan bangunan baru. GeÂdung ini menjadi ruang kerja bagi staf Inspektorat. Sedangkan geÂdung sebelah kiri setinggi dua lanÂtai dipakai sebagai ruang kerja Jasin.
Di teras gedung terlihat mobil diÂnas Toyota Camry hitam yang sehari-hari dipakai Jasin. Masuk ke dalam gedung berhadapan deÂngan staf resepsionis yang meÂnyapa ramah.
Setelah mengatakan telah memÂbuat janji dengan Jasin kepaÂda petugas resepsionis, Rakyat Merdeka diantar satpam ke ruang Irjen di sisi kanan gedung. MeÂmaÂsuki ruang kerja Irjen dari pinÂtu selebar 1,5 meter terlihat ruaÂngan luas berukuran 6x15 meter.
Di sisi kanan pintu masuk diÂtempatkan meja kerja dan kursi unÂtuk Irjen. Tumpukan buku berÂukuran tebal dan Al Quran ditata rapi diatasnya. Di dinding belaÂkang meja kerja ini dipasang foto Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono.
Lantai ruangan dilapisi karpet warna merah muda yang cukup empuk. Di depan meja kerja diÂtemÂpatkan sofa warna merah lengkap dengan meja kaca.
Di pojok kiri ruangan juga diÂtempatkan meja panjang lengkap dengan kursi. Dua lemari besar yang diletakkan menempel di dinding. Lemari ini untuk tempat penyimpanan berkas dan sejumlah pernak-pernik.
Menurut Jasin, ruang kerja yang ditempatinya adalah wariÂsan Irjen sebelumnya. SebeÂnarÂnya, untuk Jasin sudah disiapkan ruang kerja baru. Ukurannya dua kali lipat dari ruangan kerjanya saat ini.
Namun dia ogah menempati ruang kerja baru itu. “Saya minta ruangan tersebut digunakan unÂtuk rapat saja agar tidak muÂbaÂzir,†katanya.
Takut Disadap, Ogah Kontak Samad Cs
Lama berkiprah di KPK telah memperkaya pengalaman M Jasin. Salah satunya peÂngaÂlaÂman menangani perkara. PeÂngalaman ini diterapkan di InsÂpektorat Jenderal Kementerian Agama.
“Setiap ada masalah saya selalu menggelar gelar perkara. Salah satunya saat menangani dugaan korupsi pengadaan Al Quran. Salah satu bentuk kepuÂtusannya membebaskan enam orang dari jabatannya di KeÂmenag,†katanya.
Menurut dia, Inspektorat segera melakukan penyelidikan internal setelah KPK mengusut kasus dugaan korupsi pengaÂdaan dan pencetakan Al Quran. Hasilnya, enam pejabat dicopot dari jabatannya.
“Langkah ini diharapkan bisa menjadi efek jera buat pegawai lain untuk tidak melakukan hal serupa (korupsi),†katanya.
JaÂsin mengatakan, InsÂpekÂtoÂrat buÂkanlah lembaga penegak huÂkum. Bila seorang pegawai terÂindikasi melakukan pelangÂgaÂran, Itjen hanya bisa meninÂdak sebatas kewenangannya. MiÂsalnya, pencopotan dari jabatan.
Walaupun alumni KPK, Jasin ogah bertanya ke KPK meÂngeÂnai kasus pengadaan Al Quran. PaÂdahal, informasi dari KPK bisa memperkuat penyelidikan internal yang dilakukan InsÂpektorat. “Saya tidak akan berÂtanya kasus itu ke pimpinan KPK karena melanggar kode etik. Selain itu, bilapun bertanya mereka juga tidak akan menÂjawab,†katanya.
Namun di luar kasus, Jasin maÂsih menjaga hubungan deÂngan pimpinan KPK yang baru. Saat ini KPK dipimpin AbraÂham Samad, Bambang WidÂjoÂjanto, Busyro Muqoddas, ZulÂkarnain dan Adnan Pandu Praja. “Kami diskusi seperlunÂya saja melalui SMS. Kalau terlalu seÂÂring bisa disadap nanÂti,†katanya.
Jasin mengaku masih menÂjalin komunikasi intens dengan bekas koleganya di KPK, Chandra M Hamzah, Bibit SaÂmad Rianto dan Haryono Umar. Nama terakhir juga diberi posisi Inspektorat Jenderal setelah lepas dari KPK. Sama seperti JaÂsin. Haryono Irjen di KeÂmenterian Pendidikan dan KeÂbudayaan.
Bersihkan Citra Buruk, Pertahankan Predikat WTP
Inilah Misi Dari SDA Buat Jasin
Inilah alasan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) meÂmilih M Jasin menjadi InÂspekÂtur Jenderal di Kementerian AgaÂma. Ia berharap Jasin bisa meÂngembalikan citra KemenÂterian Agama sebagai lembaga yang bersih.
“Masuknya M JaÂsin ini dihaÂrapÂkan bisa meÂngembalikan citra Kemenag seÂbaÂgai institusi yang bersih dari perbuatan terÂcela. Kemenag haÂrus menjadi ikon antikorupsi,†kata SurÂyadharma saat melantik Jasin.
Suryadharma bercita-cita menjadikan Kemenag sebagai ikon lembaga pemerintah yang bersih dari korupsi. “Tetapi seÂcara bertahap diminimalisir dulu. Korupsi atau peÂnyimÂpaÂngan yang ada di Kemenag haÂrus segera diselesaikan. Pada akÂhirnya Kemenag akan menÂjadi ikon,†jelasnya.
Menurut dia, Irjen yang berÂasal dari KPK itu harus meÂnyeÂbarkan virus yang baik, virus keÂdisiplinan, virus proÂfeÂsioÂnaÂliÂtas, dan virus integritas. “Itu haÂrus ditularkan ke lembaga-lembaga yang mungkin perlu perbaikan. Jadi jangan kita maunya ditempatkan di kantor yang tidak ada masalahnya, justru hadirnya KPK untuk menyelesaikan permasalahan yang ada,†katanya.
Ketua Umum PPP ini juga meÂminta Jasin meningkatkan peÂngawasan pengelolaan keÂuangan dan lainnya. Misi lainÂnya yang diamanatkan kepada Jasin adalah mempertahankan preÂdikat audit WTP (Wajar TanÂpa Pengecualian) yang telah diraih Kementerian Agama.
Jasin juga diminta koÂnÂsoÂliÂdasi internal dan meningkatkan auditor di Inspektorat Jenderal, baik dari segi jumlah maupun kualitas. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.