Ali duduk santai beralaskan tikar plastik digeladak Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh yang bersandar di Terminal Penumpang Nusantara 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sambil mengobrol dengan orang di sebelahnya, pria asal Lumajang, Jawa Timur tak bisa membayangkan perjalanan mudik yang akan ditempuh di atas moda transportasi air ini.
“Terus terang saya baru pertama kali naik kapal. Baru pertama kali pula mudik dengan kapal,†kata pria yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat ini.
Menurut pria yang berprofesi guru sekolah swasta ini, ia meÂmilih mudik dengan menumpang kapal TNI AL karena sudah tidak ada pilihan lagi. Ia sudah berusaÂha mencari mencari tiket kereta unÂtuk pulang ke kampung halaÂmaÂnnya. Namun tak kebagian.
“Sebetulnya tiket pesawat maÂsih ada, tapi harganya mahal. Saya nggak sanggup memÂbeÂliÂnya. Saya hanya guru swasta yang gajinya pas-pasan,†aku Ali.
Ia lalu mendapat informasi TNI AL menyediakan kapal untuk meÂngangkut pemudik. KRI BanÂda Aceh mengangkut pemudik dari Pelabuhan Tanjung Priok, JaÂkarta ke Semarang, Jawa Tengah.
Tanpa pikir panjang, Ali langÂsung mendaftar. Walaupun dari SeÂmarang dia mesti menempuh perÂjalanan darat lagi untuk samÂpai ke Lumajang. “Nggak maÂsalah yang penting gratis dan bisa memotong setengah perjalanan,†katanya.
Perjalanan darat itu akan diÂtemÂpuhnya dengan sepeda motor. Ali ikut menaikkan kendaraan roda dua miliknya ke atas kapal. Ia memperkirakan perjalanan dari Semarang ke Lumajang mengÂhabiskan waktu 10 jam.
“Sebetulnya masih jauh, tapi mau gimana lagi, dari pada naik motor dari Jakarta malah lebih capek lagi,†katanya.
Ali mengapresiasi langkah peÂmerintah yang membuat program mudik gratis dengan mengÂguÂnaÂkan kapal milik TNI AL. Ia meÂngusulkan agar tahun depan ada rute ke Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. “Bila dari Surabaya paling hanya 3 jam ke LuÂmaÂjang,†katanya.
Lain lagi dengan Muslih. Pria yang hendak mudik ke Pati, Jawa Tengah ini menumpang kapal TNI AL bukan lantaran tak keÂbagian tiket bus maupun kereta. Namun dia memang mencari yang gratisan.
“Setelah mendapat info dari media ada mudik gratis dengan mengÂgunakan kapal, saya langÂsung mendaftar khawatir keÂhaÂbisan,†katanya.
Tahun lalu, pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang baÂngunan ini mudik dengan sepeda motor. Perjalanan Jakarta-Pati ditempuh selama 15 jam.
“Penghasilan saya pas-pasan. Mudik dengan motor merupakan solusi paling baik karena sangat mengirit biaya,†katanya.
Muslih mengatakan bila mengÂgunakan bus ia harus merogoh kocek sebesar Rp 250 ribu. “Kalau pakai motor paling banter Rp 100 ribu. Itu sudah termasuk makan,†katanya.
Walaupun bisa mudik gratis naik kapal TNI AL, Muslih turut membawa sepeda motornya. Kendaraan roda dua itu akan diÂpakainya untuk menempuh perÂjalanan Semarang-Pati. Lama perjalanan sekitar tiga jam.
Kemarin, Kementerian PerÂhuÂbuÂngan bekerja sama dengan TNI AL memberangkatkan pemudik sepeda motor dengan KRI Banda Aceh. Kapal ini akan berlabuh di PeÂlabuhan Tanjung Mas, Semarang.
Acep Royani, petugas lalu linÂtas pelayaran Kementerian PerÂhubungan (Kemenhub) Acep RoÂyani mengatakan, gelombang pertama akan diberangkatkan dengan KRI Banda Aceh.
Sedangkan gelombang kedua akan berangkat tanggal 18 AgusÂtus. Hingga kemarin, pendaftaran masih dibuka. “Pendaftaran akan ditutup bila kuota sudah terÂpenuhi,†katanya.
Menurut Acep, mereka yang menÂdaftar bukan dari Jakarta saja. Namun juga dari Bekasi, TaÂngerang dan Bogor. KRI Banda Aceh akan menempuh perjalanan dari Jakarta ke Semarang selama 20 hingga 23 jam. “Selama perÂjalanan, seluruh pemudik akan mendapat jatah dua kali makan dan minum. Saat berbuka dan saat sahur,†katanya. Selama di atas kapal seluruh penumpang dilarang merokok.
Di kapal ini sudah disediakan tenaga medis yang siap memÂbantu pemudik yang mengalami gangguan kesehatan. Walaupun mudik gratis, seluruh penumpang mendapat perlindungan asuransi kecelakaan dari Jasa Raharja.
KRI Banda Aceh bisa menamÂpung 1.500 penumpang dewasa dan 1.000 unit motor. Pemerintah membatasi setiap sepeda motor haÂnya boleh ditumpangi dua orang.
Agar bisa diangkut ke atas kaÂpal, tangki bensin sepeda motor hanya boleh diisi setengah liter. Tak boleh lebih dari itu. Barang bawaan pemudik pun tak boleh lebih dari 10 kilogram.
Sebelum naik kedalam kapal, semua kendaraan roda dua memÂbentuk antrean panjang untuk meÂlakukan registrasi ulang. PeÂmuÂdik harus menunjukkan fotoÂkopi STNK dan KTP. Setelah reÂgistrasi, petugas akan memÂberikan kupon makan yang bisa dipakai dua kali.
Pemudik lalu dipersilakan membawa sepeda motornya maÂsuk ke lambung kapal. Sebelum masuk kapal, mesin sepeda motor dimatikan. Motor lalu diparkir di dek kapal yang memiliki luas sekitar tiga kali lapangan futsal. Motor diparkir berjejer dengan arahan petugas TNI AL. Setelah itu pemudik dipersilakan naik ke atas dek.
KRI Banda Aceh merupakan kaÂpal jenis Landing Platform Dock (LPD). Kapal ini bisa meÂngangkut 2.000 pasukan. PanÂtauan Rakyat Merdeka, seluruh lorong kapal dan kamar penuh diÂpenuhi pemudik. Bahkan helipad juga digunakan untuk tempat istirahat para pemudik. Mereka menggelar karpet di sini untuk duduk-duduk.
Selama perjalanan, anak buah kapal akan menyajikan hiburan musik di atas helipad. Ini untuk mengusir rasa jenuh pemudik yang menempuh perjalanan hamÂpir sehari semalam menuju SeÂmaÂrang. Tepat pukul 11 siang, KRI Banda Aceh ditarik dua kaÂpal tug boat keluar dari PeÂlabÂuÂhan Tanjung Priok.
Mudik Gratis, TNI AL Kerahkan 6 Kapal Perang
Kepala Pusat Penerangan TNI Iskandar Sitompul mengatakan, TNI Angkatan Laut menyiapkan enam kapal untuk mengangkut para pemudik. Pemudik tak diÂpungut biaya.
“Di wilayah Barat kita siapkan tiga kapal. Timur juga tiga kapal,†katanya. Untuk wilayah Barat, kapal akan berangkat dari PelaÂbuhan Tanjung Priok. Tujuannya Lampung, Cirebon dan Semarang.
Sementara wilayah timur, kaÂpal TNI AL akan diberangkat dari Surabaya dengan tujuan MataÂram. Kapal-kapal TNI AL itu muÂlai diberangkatkan untk meÂngangkut pemudik pada Kamis (16/8). Keberangkatan berikutÂnya pada Sabtu 18 Agustus 2012.
Iskandar menjelaskan, kapal TNI AL disediakan khusus untuk mengangkut pemudik sepeda motor. Motor-motor akan dinaikÂkan ke dalam kapal yang mampu menampung sekitar 1.000-1.500 penumpang.
Untuk dapat mudik gratis deÂngan kapal ini, penumpang wajib mendaftar terlebih dulu ke pelaÂbuÂhan. Atau, mendaftar ke KoÂmanÂdo Lintas Laut Militer (KoÂlinlamil). “Mendaftarnya langÂsung ke Kolinlamil di sana ada posko sudah disiapkan, silakan daftar,†katanya.
Menurut Iskandar, mudik deÂngan kapal laut lebih aman ketimÂbang menggunakan sepeda moÂtor. Selama ini kecelakaan selama arus mudik maupun balik LebaÂran didominasi kendaraan roda dua.
“Ini adalah yang sangat aman. Kita tahu Pantura ini kan sangat rawan kecelakaan. Untuk meÂnguÂrangi (kecelakaan) itu kita imbau menggunakan (kapal) ini. Ini seÂmua gratis. Bahkan di kapal nanti dikasih snack sampai Semarang,†katanya.
Kapalnya Baru, Buatan PT PAL
KRI Banda Aceh
KRI Banda Aceh adalah kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) buatan PT PAL SuraÂbaya. Kapal ini mulai memÂperÂkuat armada TNI AL pada Maret 2011.
Kapal ini dirancang mampu mengangkut 22 tank, 560 paÂsukan dan 126 awak. Juga dapat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank.
Selain berfungsi untuk meÂmoÂbilisasi pasukan, kapal seÂpanjang 125 meter dan lebar 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi operasi militer selain perang (OMSP). Seperti mengangkut logistik ke daerah bencana.
Kapal tersebut dapat berÂfungÂsi sebagai pengangkut kapal penÂdarat pasukan, operasi amÂfibi, pengangkut tank, peÂngangÂkut personel, juga untuk operasi keÂmanusiaan dan penangÂguÂlaÂngan bencana serta pengangkut helikopter.
Kapal seberat 7.300 ton itu bisa melaju hingga 15,4 knot. DeÂngan kecepatan tersebut, perjalanan Jakarta-Semarang bisa ditempuh dalam kurun 20-23 jam.
Selain itu, kapal dengan noÂmor lambung 593 ini mampu mengangkut 300 personel, 13 unit tank, dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal peÂrang, KRI Banda Aceh diÂpersenjatai dengan satu unit kaÂliber 57 mm dan dua unit kaliber 40 mm.
71 Persen Dialami Pengendara Motor
Kecelakaan Mudik Lebaran
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengataÂkan hari Kamis (16/8) KRI Banda Aceh diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Semarang.
Kapal ini mengangkut 1.718 orang pemudik dan 930 motor. Rencananya, kapal ini kembali mengangkut pemudik pada Sabtu, 18 Agustus 2012.
Jumlah pemudik yang telah mendaftar untuk keberangkatan gelombang kedua berjumlah 406 orang dengan 203 unit sÂeÂpeÂda motor. Jumlah pemudik yang bakal diangkut kapal ini diperkirakan bakal terus berÂtambah. Sebab, pendaftarannya masih dibuka.
Mudik bersama KRI Banda Aceh, kata Bambang, sudah yang kedua kali. Pada tahun 2011, kapal ini mengangkut 700 pemudik dan 300 sepeda motor.
Tahun ini, jumlah pemudik yang memanfaatkan angkutan ini lebih banyak. “Ini memÂperÂliÂhÂatkan animo masyarakat tingÂgi karena tahun ini mengalami peningkatan,†kata Bambang.
Kapal itu memiliki sekitar 1.000 kamar dan kapasitas peÂnumpang maksimal 2.000 orang. Perjalanan ke Semarang akan makan waktu 20 jam.
Setiba di Semarang, KRI Banda Aceh akan mengangkut pemudik yang hendak menuju Jakarta. Pada tanggal 18 AgusÂtus kapal diberangkatkan lagi menuju ibu kota Jawa Tengah itu.
Bambang mengatakan, proÂgram mudik gratis dengan kapal TNI AL ini untuk menekan angÂka kecelakaan kendaraan roda dua. Selama ini angka keceÂlaÂkaan sepeda motor saat arus mudik maupun balik Lebaran mencapai 71 persen dari total kejadian. Sebagian besar terjadi di jalur Pantura.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PerhuÂbuÂngan, Bambang S Ervan meÂngatakan, mudik menggunakan KRI Banda Aceh digagas pihakÂnya bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut. Awalnya, proÂgram ini dijadÂwalkan hanya seÂkali pelayaran dari Tanjung Priok di Jakarta meÂnuju pelaÂbuÂhan Tanjung Emas di Semarang pada 16 Agustus 2012.
“Tapi melihat respons maÂsyarakat yang cukup tinggi, keÂgiatan ini ditambah satu kali pelayaran yaitu pada 18 Agustus 2012 sehingga menjadi dua kali pelayaran,†ujarnya.
Sementara untuk pelayaran balik hanya ada satu pelayaran dari Semarang menuju Jakarta pada 23 Agustus 2012. Tujuan mudik menggunakan kapal laut ialah untuk mengurangi keceÂlakaan sepeda motor selama arus mudik maupun balik Lebaran.
Melalui mudik gratis dihaÂrapÂkan bisa mengurangi keleÂlaÂhan pengemudi, mengurangi bahaya lalu lintas di jalan serta meÂnguÂrangi gangguan kerusakan seÂpeÂda motor di jalan. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.