Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mesin Pendingin Udara Diperbanyak Di Istana

HUT RI Ke-67 Digelar Saat Puasa

Kamis, 16 Agustus 2012, 10:32 WIB
Mesin Pendingin Udara Diperbanyak Di Istana
HUT ke-67 RI di Istana Merdeka

rmol news logo Lagu Tanah Airku, Nyanyian Pulau Kelapa, dan Berkibarlah Benderaku mendayu-dayu dinyanyikan seorang siswa perempuan. Alunan nada dari alat musik piano semakin menambah kemerduan lagu nasional yang dinyanyikan secara berulang-ulang itu.

Kencangnya nyanyian itu membuat para pengemudi ken­daraan bermotor yang melintasi di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pu­sat ini penasaran untuk melihat ke arah sumber suara. Namun me­reka tak bisa langsung melihat ke sumber suara. Ada panggung be­sar setinggi sekitar 5 meter yang menghalangi pandangan.

Latihan nyanyi ini merupakan bagian dari persiapan peringatan HUT ke-67 RI di Istana Merdeka. Per­siapan sudah dimulai sejak be­berapa minggu lalu.

Berada 20 meter dari Istana, semarak perayaan HUT RI sudah sa­ngat terasa. Terlihat dari ba­nyak­nya ornamen warna merah putih menghiasi setiap sudut yang di dalam maupun luar pagar Istana.

Melihat dari dekat, di halaman Istana Merdeka tampak dipenuhi puluhan orang yang sedang ber­latih tari yang diiringi lagu. Di ba­gian lain, barisan anggota Pas­kibraka juga sedang berlatih baris berbaris di pinggir lapangan.

Kesibukan bukan hanya di da­lam pagar Istana. Di luar pagar se­jumlah pengisi acara juga menggelar gladi bersih. Di trotoar badan Jalan Medan Merdeka Utara berdiri panggung besar lengkap dengan tenda bercorak merah putih.

Lahan pedestrian sepanjang 100 meter tanah pedestrian di­pakai untuk membuat panggung yang menghadap persis ke arah Istana. Panggung besar ini dibagi dalam lima tribun dengan konsep tempat duduk bertingkat. Sema­kin ke belakang semakin tinggi.   

Puluhan peralatan audio sudah terpasang rapi di tig tribun di se­belah kiri pangggun. Di sebelah ka­nan digunakan untuk tempat du­duk. Kursi-kursi sudah ditata berderet dan rapi. Panggung ini akan menjadi tempat paduan suara yang diiringi dengan pe­main orkestra.

Nurmin terlihat sibuk me­naik­turunkan tombol di perangkat mixing berwarna hitam. Sambil me­ngenakan headset yang me­ling­kar di atas kepala, tangannya terus berpindah dari tombol yang satu ke tombol yang lain.

“Kami sedang check sound (cek suara). Kalau di dalam itu, me­reka sedang gladi bersih, ka­rena waktu memang sudah me­pet. Jadi sekalian saja check sound ini kami gelar,” terangnya.

Pria berambut ikal ini kemu­dian berdiri dan berteriak ke arah te­mannya yang berada di atas pang­gung. “Sound itu belum ke­luar suaranya. Coba di cek kabel­nya, mungkin kurang terpasang,” kata Nurmin dengan suara kencang.

Dengan sergap temannya yang berperawakan kecil menjalankan perintah Nurmin. Pria yang me­makai seragam berwarna biru ge­lap langsung mengecek kabel-kabel yang tersambung ke bagian belakang speaker. Tak berapa lama, ia mengacungkap jari jem­pol ke arah Nurmin sebagai tanda kalau peralatan sudah oke.

“Kita harus teliti untuk me­me­riksa setiap sound system yang se­ngaja disediakan untuk acara be­sok. Apalagi, bos kami dari PT Ha­rifis sudah berpesan jangan sam­pai mengecewakan,” ungkapnya.

Nurmin bilang, selama bebe­rapa tahun terakhir perusahaan tem­patnya bekerja dipercaya pi­hak Istana untuk mengurusi ma­salah audio perayaan HUT RI. Pu­luhan sound system pun di­pasang di setiap sudut Istana.

“Tahun ini semua sound sys­tem yang perusahaan kami se­dia­kan merupakan barang baru yang belum sama sekali dipakai. Ini jelas berbeda dengan tahun se­be­lum­nya yang hanya sound be­kas,” ujarnya.

Dedi Permana, salah satu kru yang menyiapkan panggung me­ngatakan persiapan untuk peri­ngatan HUT RI tahun ini lebih panjang.  “(Tahun) kemarin kami membuat panggung yang dijadi­kan tempat bagi Presiden dan tamu kehormatan hanya dalam waktu dua minggu. Kalau seka­rang, penyelesaiannya lebih dari 3 minggu,” tambahnya.

Selain waktu yang lebih lama, ukuran panggung yang dibangun juga lebih besar dari tahun se­be­lumnya. Meskipun hanya lebih besar setengah sampai 1 meter, kata Dedi, berpengaruh pada waktu pengerjaannya.

Abuy, 21 tahun, kru yang me­nangani pendingin ruangan ter­lihat mengutak-atik air con­di­tioner (AC) berbentuk kotak panjang di salah satu panggung.

“Kami mau isi freon untuk AC ini agar bisa lebih dingin lagi. Mak­­lum ini kan acaranya pada siang hari dan di tempat terbuka, jadi kon­disi freon harus bagus,” ujarnya.

Menurut Abuy, agar peserta peringatan HUT RI tak kegerahan pihaknya memasang mesin-mesin pendingin di setiap sudut. Ada 22 mesin pendingin udara yang dipasang.

Maklum, peringatan digelar di saat bulan Ramadhan di mana banyak peserta yang tengah men­jalankan puasa. Bila cuacanya panas bisa membuat peserta jadi le­mas dan mempengaruhi puasanya.

“Selain dari perusahaan saya, masih banyak pendingin ruangan yang juga disediakan. Hanya mo­del dan jenisnya berbeda. Mulai dari AC multi split sampai pada blower yang bisa mengeluarkan uda­ra dingin sejuk,” tuturnya.

“Yang saya dengar, jumlah AC dan blower yang digunakan da­lam perayaan HUT RI tahun ini jauh lebih banyak dari tahun ke­marin,” ujar Abuy.  Di setiap tri­bun dipasang 6 mesin AC yang ter­letak di kanan dan kiri.

Dihadiri 8 Ribu Undangan, Habiskan 7,8 Miliar Rupiah

Forum Indonesia untuk Trans­paransi Anggaran (Fitra) me­nyebutkan dana untuk menggelar HUT RI di Istana Merdeka tahun mencapai Rp 7,83 miliar.

Koordinator Fitra Uchok Sky Khadafi membeberkan dana itu dibagi-bagi untuk pengadaan suvenir di lingkungan Istana Rp 1,7 miliar. Lalu sewa peng­gu­na­an AC standing floor, misting fan, cooling fan, CCTV, dan ca­mera shooting Rp 1,1 miliar.

Ia menyesalkan besarnya ang­garan yang dihabiskan un­tuk hajatan ini. “Masih banyak orang miskin lantaran sumber daya alam masih dikuasai oleh elite politik di pusat dan pihak asing daripada oleh negara sen­diri untuk sebesar-besarnya ke­makmuran rakyat,” katanya.

Menurut Ketua Panitia Pera­yaan Hari-hari Besar Nasional, Lambock VN Nahattands, ang­garan yang dikeluarkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan. “Jadi jangan dibandingkan de­ngan acara di kelurahan. Besar atau tidaknya anggaran yang dikeluarkan disesuaikan dengan keadaan,” tegansya.

Kata Lambock, rencana pe­ngeluaran anggaran untuk un­tuk perayaan HUT RI sudah di­perhitungkan secara matang. Sebab itu, menurut dia, semua pi­hak melihat perlu atau tidak­nya dan pantas atau tidak untuk HUT Proklamasi.

“Kita lakukan itu melalui pro­ses yang benar dan waktu pe­ngajuan anggaran tahun 2012 sudah dihitung semuanya. Uku­rannya adalah sebuah kegiatan, bobot kegiatan. Besar atau tidak itu adalah harus kita sesuaikan dengan keadaan­nya,” terangnya.

Lambock menegaskan, perhi­tu­ngan anggaran untuk pe­ri­nga­tan HUT RI di Istana sudah me­lalui proses yang benar. Begitu juga pengadaannya. “Pe­lak­sanaan pekerjaan itu dilakukan secara transparan. Itu melalui le­lang semua,” katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Pa­nitia HUT Ke-67 RI Istana Pre­si­den Nanang Priadi menga­ta­kan per­siapan perayaan akbar ini sudah dilakukan sejak bulan lalu. Ter­ma­suk pelatihan untuk Pasukan Pe­ngi­bar Bendera Pu­saka (Paskibraka).

Panitia, kata dia, telah me­nyebar 8.000 undangan untuk ha­­dir dalam peringatan ini. Me­reka diundang adalah pejabat lembaga negara, anggota Ka­binet Indonesia Bersatu II, duta besar, anggota DPR dan DPD, keluarga eks presiden dan wa­p­res, pejabat eselon 1 dan 2, ke­luar­­ga pahlawan nasional, ang­katan 1945, perwakilan or­gani­sasi masyarakat, politik, pelajar, pramuka dan juga media. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA