Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bau Cat Masih Menyengat, Furniturnya Ganti Baru

Ngintip Kantor Baru Wapres Boediono

Senin, 23 Juli 2012, 09:31 WIB
Bau Cat Masih Menyengat, Furniturnya Ganti Baru
Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan

rmol news logo Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan mulai direnovasi. Wapres Boediono untuk sementara ngantor di gedung bekas Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

“Istana Wapres harus direno­vasi dulu. Atapnya sudah wak­tunya diperbaiki. Ini bangunan bersejarah yang harus kita jaga dan pelihara,” kata Juru Bicara Wapres, Yopie Hidayat.

Renovasi kantor Wapres juga meliputi penggantian alat pen­dingin ruangan yang boros listrik dan pembangunan penghubung ge­dung utama dengan gedung lainnya. “Moga-moga awal tahun depan selesai,” harap Yopie.

Mulai hari ini, Boediono sudah berkantor di gedung bekas DPA yang terletak di sebelah Istana Mer­deka. Jumat lalu, bekas gu­bernur Bank Indonesia itu me­ninjau ge­dung yang akan ditempatinya.

Rakyat Merdeka ikut me­ngi­ringi Boediono melihat-lihat kan­tor barunya. Gedung eks DPA itu menghadap ke Jalan Medan Mer­deka Utara. Di area ini terdapat dua gedung. Yakni gedung eks DPA dan gedung kantor Dewan Pertimba­ngan Presiden (Wantimpres).

Dulu dari gerbang yang terle­tak di Jalan Veteran III bisa meng­akses kedua gedung ini. Kini di­pasang pemisah berupa pagar hitam setinggi tiga meter.

Gerbangnya pun sudah terpi­sah. Gerbang ke eks gedung DPA ter­letak di Jalan Medan Merdeka Utara. Sedang gerbang masuk gedung Wantimpres ada di Jalan Veteran III.

Puluhan anggota Pasukan Pe­nga­manan Presiden (Paspam­pres) terlihat berjaga-jaga di ling­kungan eks gedung DPA. Mereka mengenakan pakaian safari hi­tam-hitam. Beberapa tentara ber­seragam loreng lengkap dengan se­napan laras panjang yang disi­langkan di dada berjaga di dekat gerbang. Mereka tak henti me­ngamati situasi di Jalan Medan Merdeka Utara.  

Anggota Paspampres yang berjaga di dalam tak  kalah sibuk. Mereka mondar-mandir di peka­rangan. Anggota Paspampres dibagi menjadi beberapa tim kecil terdiri dari 2-3 orang.

Seorang anggota Paspampres terlihat menyusuri pintu belakang gedung eks DPA dan mengecek pagar tinggi yang memisahkan dengan gedung Wantimpres. “Ini harus diatur dengan baik, biar par­kir tamu dan orang tidak saling meng­halangi,” perintahnya kepa­da dua anggota Paspampres lainnya.

Walaupun penjagaan Paspam­pres cukup ketat, ternyata pro­to­koler untuk masuk ke kantor baru Wapres  cukup longgar. Tak terli­hat ada metal detector di pintu masuk gedung.

Sekitar pukul 3 sore, mobil sedan hitam berno­mor RI 2 yang membawa Wapres memasuki gerbang. Mobil Jeep dan Alphard ikut dalam iring-iringan mobil Wapres.

Seorang petugas yang ber­se­ragam Brimob membuka pintu mobil bagian belakang. Boediono pun keluar dari  mobil. Ia menge­nakan batik cokelat lengan pen­dek dan celana hitam.

Sambil tersenyum simpul, Boediono memperhatikan kon­disi muka gedung yang memiliki corak klasik . Di dampingi peja­bat internal Istana Wapres, Boe­diono melangkah menuju pintu masuk yang berada di bagian tengah gedung.

Bagian muka gedung ini dila­pisi kaca tebal yang menutupi hing­ga lantai dua. Lantai tiga gedung ini juga dilapisi kaca di dindingnya.

Melewati pintu kaca terdapat lobby sekaligus ruang tamu yang memanjang. Di sini tergantung lampu kristal dengan latar belakang Garuda Pancasila. Di kanan dan kiri lambang negara itu terdapat tangga naik.  

Di lantai dasar ini terdapat be­be­rapa ruangan. Salah satunya ruang kerja untuk Wapres. Boe­diono sempat menengok ruang kerjanya. Posisinya di sudut kanan setelah melewati lorong panjang.

Setelah melihat-lihat satu per satu ruangan di lantai dasar, Boe­d­iono beranjak ke lantai dua dan tiga. Rencananya, lantai ini akan ditempati pejabat eselon I. Ruang untuk wartawan juga di lantai ini.  

Hampir satu jam Budiono me­lihat-lihat kondisi gedung yang akan menjadi kantornya selama beberapa bulan ke depan. Setelah itu, dia bergegas meninggalkan ge­dung eks DPA ini.

Rakyat Merdeka sempat me­ngintip ruang kerja untuk Wapres. Lantainya dilapisi marmer yang mengkilat seperti habis dipoles. Beberapa lukisan bertema pe­man­dangan alam menjadi peng­hias dinding ruang kerja ini. Lam­pu-lampu kristal juga mem­per­cantik sudut-sudut ruangan.

Meja kayu berwarna hitam ditempati sudut ruangan sebelah kiri. Meja ini bersih dari berkas maupun perlengkapan kerja.  

“Itu memang meja kerja untuk Wapres. Sekarang ini baru survei saja, belum akan menempati. Jadi belum ada berkas-berkas,” bisik seorang anggota Paspampres.

Lemari kayu dengan warna sama ditempatkan persis di bela­kang meja kerja. Sama seperti meja, lemari kayu yang bagian de­pannya dilapisi kaca bening transparan juga masih kosong. Se­lain meja kerja, di ruangan ini terdapat sofa warna merah kecok­latan. Sofa untuk tamu itu di­le­tak­kan di sebelah kiri ruangan. Tak jauh dari pintu masuk.

Sama seperti Boediono, peja­bat di Istana Wapres juga tak akan boyongan ke kantor baru. Sebab, semua perlengkapan kerja yang diperlukan akan disiapkan di sini.  “Para pejabat eselon yang juga akan pindah ke sini kabarnya juga tidak akan membawa barang-barang. Paling hanya berkas-berkas saja,” ujarnya.

Bangun Pagar Beton Setebal Dua Meter

Waspadai Bom Mobil

Wapres Boediono akhirnya berkantor di lingkungan di Me­dan Merdeka Utara. Wacana penggabungan kantor Wapres dengan Presiden sudah tercetus sejak lama.

Wacana ini muncul sejak era Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2005. Tujuan penggabungan untuk mempermudah koordi­nasi dengan dua elite negara ini.

Gedung eks DPA yang terle­tak di samping Istan Merdeka sudah disiapkan untuk menjadi kantor Wapres. Namun pengga­bungan terus tertunda.

Penyebabnya, gedung itu di­ni­lai kurang safety lantaran dekat  jalan. Terutama dekat de­ngan Jalan Veteran III sehingga rawan terhadap ancaman bom mobil.

Sejak 2009, gedung eks DPA direnovasi lantaran bakal di­tempati Boediono. Penga­ma­nan­nya pun diperketat untuk menjamin keselamatan Wapres. Misalnya dengan membangun pagar beton setinggi meter de­ngan ketebalan dua meter. Se­lain itu, dibangun jalur peng­hubung khusus kantor Wapres de­ngan kantor Presiden. Jalur ini hanya bisa dilewati Boediono.

Yopie Hidayat, Juru Bicara Wap­res memastikan Jalan Vete­ran III tidak akan ditutup setelah Wapres berkantor di sini. Para pengguna jalan tetap bisa me­lewat. Hanya saja disarankan un­tuk memperlambat laju ken­daraannya. “Pengamanan sudah diatur sepenuhnya oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Pas­pampres),” katanya.

Menurut seorang anggota Pas­pampres yang ditemui Rak­yat Merdeka, sebagian personel tetap berjaga di Istana Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Akan ada penambahan pe­nam­bahan personel untuk ber­jaga di kantor baru Wapres. “Ada tambahan pasukan dari divisi lain. Belum lagi petugas se­belumnya yang berjaga di sini. Jumlahnya nanti akan jauh lebih banyak,” kata dia. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA