Venna Melinda berjalan ke arah pintu keluar di Terminal 2F, Bandara Soekarno Hatta. Bersama rekan-rekannya di Komisi X DPR, politisi Partai Demokrat itu baru saja melakukan kunjungan kerja di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Setelah berpamitan dengan koleganya, bekas Putri Indonesia ini pun menghampiri sebuah mobil yang berhenti tepat di deÂpannya. Dari kaca jendela mobil yang terÂbuka, Venna masih semÂpat melamÂbaikan tangan tanda berpisah.
“Saya sudah ada janji dengan produser musik di studionya yang terletak di kawasan, Bulungan, Jakarta Selatan,†katanya
Sejam kemudian Venna tiba di studio musik yang dituju. BerÂbinÂcang-bincang sejenak di ruang tamu, pengemar tari Salsa ini pun memasuki salah satu ruang studio.
Ibu dua anak itu hendak meÂrekam suaranya saat berdendang. Lagu yang dinyanyikannya adaÂlah lagu lama yang didaur ulang deÂngan gaya musik Latin. MiÂsalnya lagu Kemesraan, SepanÂjang Jalan Kenangan dan Kopi Dangdut.
“Saya memang mau buat alÂbum lagu berupa kaset dan CD. TargetÂnya habis lebaran akan di-launcing untuk dipasarkan,†jelasnya.
Kendati punya job baru di luar aktifitasnya sebagai politisi, Venna membantah kalau ini unÂtuk menambah pundi-pundinya. Kata dia, album ini untuk misi sosial.
“Hasil penjualan album, akan saya sumbangkan untuk anak-anak asuh saya di berbagai daeÂrah,†ungkapnya.
Selama ini dia mengaku jadi donatur anak-anak jalanan yang butuh peralatan sekolah. Anak-anak jalanan itu tinggal di enam kolong jembatan di Jakarta.
Menurut Venna, anak-anak jalanan itu perlu dibantu dalam menempuh pendidikan. “Mereka butuh buku-buku tulis dan pelaÂjaran, tenaga pengajar yang lebih baik bahkan fasilitas internet. Ini yang rencananya akan saya beriÂkan lewat hasil penjualan album nanti,†jelasnya.
Karena target pemasaran alÂbum sudah mepet, Venna pun meÂmanfaatkan reses kali ini untuk menyelesaikan rekaman.
“Saya tetap melaksanakan tuÂgas komisi dan tugas dewan seÂcara individu. Habis kunker koÂmisi, saya tetap akan berkunjung ke dapil untuk menemui konsÂtituen,†ujarnya.
Kamis lalu dia pergi ke Blitar, Tulungagung dan Kediri, dapil yang telah menghantarkan jadi anggota DPR. Di daerah ini ada beberapa sekolah dan pesantren yang akan dikunjungi.
Komedian yang kini jadi angÂgota DPR, Eko Patrio juga meÂmanfaatkan masa reses untuk cari job sampingan. Kader PAN ini meÂngaku memiliki beberapa beÂkerja selama Ramadhan.
Apa saja? “Saya mendapat tawaran mengisi acara di sebuah stasiun televisi swasta. Karena tidak mau ganggu tugas DPR, saya menerima tawaran itu hanya sebagai bintang tamu saja,†kata politisi bernama lengkap Eko Hendro Purnomo ini.
Tak hanya di bidang entertain, Eko juga sibuk membuka resÂtoran yang sengaja dibuka saat Ramadhan. Namanya Warung Komando.
“Ada beberapa menu yang kami sediakan untuk berbuka dan sahur. Intinya, harga warung rasa restoÂran,†kata Eko sambil tertawa.
Hampir setiap sore hingga maÂlam dia nongkrong di warung bila sedang tidak ada kegiatan. NaÂmun satu pekan ini Eko bakal abÂsen. “Saya bersama rekan-rekan di KoÂmisi X kunjungan kerja ke DenÂpaÂsar. Besok paginya, saya langÂsung terbang ke Semarang untuk reses di dapil,†kata Wakil Sekjen PAN ini.
Eko mengaku hanya tiga hari menyambangi dapilnya. Awal Ramadhan dia harus kembali ke Jakarta untuk persiapan perayaan ulang tahun partai.
“Nanti pertengahan RaÂmaÂdhan, baru saya akan terjun lagi ke dapil. Ada banyak agenda buka puasa bersama yang sudah saya susun pada kunjungan kedua nanti,†terangnya.
Anggota Komisi IX DPR dari PPP Oky Asokawati mengaku tiÂdak punya kerja sampingan seÂlama rese maupun Ramadhan. Bekas moÂdel ini hanya akan turun ke dapil.
“Kegiatan reses saya sama saja. Bersilaturahmi dengan konsÂtiÂtuen, penyuluhan kesehaÂtan repÂroduksi. Saya juga melakukan pengawasan terhadap mitra-mitra di eksekutif,†kata Okky. Mitra kerja Komisi IX adalah KeÂmenÂterian Kesehatan dan KeÂmenÂterian Tenaga Kerja dan TransÂmigrasi.
Siapkan Duit Ratusan Juta Untuk THR
Ratusan juta rupiah perlu disiapkan anggota DPR untuk Ramadhan dan Idul Fitri. Duit itu bakal dikucurkan ke daerah. Anggota DPR Eko Hendro PurÂnomo mengaku sudah meÂnyiapÂkan sekitar Rp 200 juta untuk kegiatan Ramadhan. Dana terÂsebut, di luar dari biaya untuk acara buka puasa bersama.
“Umumnya itu untuk THR para konstituen di dapil. Tapi ada juga yang disumbangkan unÂtuk keperluan mesjid dan panÂti asuhan,†kata politisi yang akrab disapa Eko Patrio ini.
Eko tak memberikan THR dalam bentuk uang. Bentuknya barang-barang yang dibutuhkan saat hari raya. “Bisa dalam benÂtuk sembako, kue-kue lebaran, baju-baju hingga perlengkapan shalat bagi lelaki dan peremÂpuan,†kata anggota Komisi X DPR ini.
Anggota Komisi III dari FrakÂsi Golkar Bambang Soesatyo mengaku menyiapkan dana lebih besar. Yakni Rp 650 juta. “Politik itu tidak murah. Untuk itu, ketika seseorang terjun ke politik, seharusnya sudah tidak lagi memikirkan kebutuhan material,†kata dia.
Duit akan digelontorkan ke dapil Jawa Tengah VII yang meÂliputi Purbalingga, BanÂjarÂneÂgaÂra, Kebumen. Tiap daerah diÂjatah Rp 150 juta. Uang itu unÂtuk membantu masjid, pesanÂtren, dan kegiatan lain.
“Sisanya yang Rp 200 juta unÂtuk THR dan paket bagi peÂngurus Partai Golkar dan ormas di bawahnya, serta tim relawan di dapilnya,†kata Bambang.
Tahun lalu, dia menyiapkan 600 paket THR. Paket itu terdiri dari perlengkapan shalat, buÂsana muslim dan kue Lebaran. “Setiap paket nilainya Rp 150 ribu,†ujar Bambang.
Anggota DPR dari Fraksi Hanura Saleh Husin juga meÂnyiapkan anggaran khusus unÂtuk selama Ramadhan dan LeÂbaran. Namun dia tak bersedia menyebutkan jumlahnya.
“Tradisi bagi-bagi THR pasti dilakukan semua orang yang berkecukupan, termasuk poliÂtisi. Itu wujud syukur dan menÂjalin silaturahmi,†kata dia.
Bingkisan THR, lanjut dia, tak diberikan menjelang LebaÂran saja. Tapi juga ketika mengÂgelar buka puasa bersama. “Kalau tunggu jelang Lebaran, tidak cukup waktunya. Dapil saya kan luas dan jaraknya berÂjauhan. Ada kesempatan datang, di situ akan saya bagikan,†tegas Sekretaris Fraksi Partai Hanura DPR ini.
Anggaran Habis, Jamkesda Distop
Hasil Kunker Ke Daerah
Sejumlah anggota DPR melakukan kunjungan kerja untuk mengisi masa reses. Apa saja temuan mereka? Anggota Komisi IX DPR Okky AsoÂkawati mengatakan, melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur. Anggota Komisi IX memÂperÂoleh temuan.
“Di Kabupaten Sidoarjo, proÂgram jaminan kesehatan bagi masyarakat tak mampu ini suÂdah berhenti di tengah jalan. ManÂdekÂnya program ini lanÂtaran terÂlalu banyak penduduk yang meÂngajukan Surat KeÂteÂrangan TiÂdak Mampu (SKTM) sehingga anggarannya habis sebelum maÂsanya,†kata bekas model yang kini bergabung di PPP ini.
Okky berpendapat, kejadian ini karena buruknya sistem penÂdataan penduduk miskin. “DiÂtengarai terdapat banyak oknum aparat setempat yang memÂbeÂriÂkan SKTM tidak sesuai kriteria. Akibatnya, warga yang sehaÂrusnya butuh Jamkesda (JamiÂnan Kesehatan Daerah) akÂhirÂnya terabaikan karena habisnya kuota yang diberikan,†ujarnya.
Menurut Okky, temuan ini tiÂdak terlalu mengagetkan diriÂnya. Sebab kondisi serupa juga diteÂmukan di tingkat pusat. AmÂbuÂradulnya data orang misÂkin meÂnyebabkan program jaÂmiÂnan keÂsehatan bagi masyaÂrakat tak mamÂpu meleset dari sasaran.
“Indikasi ini semakin jelas ketika Komisi IX melakukan RDP dengan BPS, Kemenkes dan TNP2K serta BKKBN. KuÂrang adanya koordinasi lintas sektoral untuk pendataan ini. TiÂdak heran bila di tataran kabuÂpaten atau kota, pendataannya juga amburadul,†ujarnya.
Anggota Komisi X DPR Venna Melinda juga meneÂmuÂkan sejumÂlah masalah saat kunÂjungan kerja. “Banyak orang tua yang masih diberatkan dengan banyaknya pungli yang dilakuÂkan sekolah, khususnya pada tahun ajaran baru. Padahal, KeÂmendikbud suÂdah mengÂhaÂramÂkan pungli ini,†beber kader Demokrat itu.
Kata dia, masih banyaknya puÂngutan liar dan masalah penÂdidÂikan yang terjadi di sejumlah daerah, merupakan kritik keras atas kinerja Kemendikbud seÂlama ini. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.