Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kerja Di Perusahaan Jepang Nyambi Jadi Guru Musik

Halida Hatta Setelah Keluar Dari Gerindra

Senin, 16 Juli 2012, 09:31 WIB
Kerja Di Perusahaan Jepang Nyambi Jadi Guru Musik
Halida Hatta

RMOL. Halida Hatta berjalan terburu-buru ke arah pintu keluar Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta Pusat. Lengan kirinya mengepit map. Langkahnya terhenti ketika tas kecil biru yang dibawanya ber­ge­tar keras. Ia merogoh dan me­ngeluarkan handphone hitam dari dalam tas.

Sekitar lima menit, putri prok­lamator Muhammad Hatta ini ber­bincang dengan seseorang melalui telepon. Pembicaraannya terdengar serius. Diselipi tawa kecil wanita berambut hitam sebahu itu.

“Saya mau ke Gedung Sate Ban­­dung untuk penutupan se­minar. Kami harus sampai sebe­lum acara penutupan. Karena Gu­bernur Jawa Barat Ahmad Herya­wan yang nanti akan menutup seminar,” kata Halida saat ditemui Rakyat Mer­deka, Jumat lalu (13/7).

Selama tiga hari Halida ikut se­minar internasional soal pem­bangunan bangsa dan martabat pe­rempuan. Seminar inter­na­sio­nal itu juga diisi diskusi. Halida menjadi moderatornya.

“Melalui seminar ini kami berusaha membangun masya­ra­kat yang mandiri, giat berkarya untuk memperbaiki ekonomi yang berwawasan. Kesetaraan gender juga menjadi isu penting yang diangkat dalam seminar ini,” terangnya.

Seminar itu diselenggarakan Indonesia Petroleum Association Convention Exhibition (INPEX). “Ini bentuk kontribusi saya dan perusahaan dalam hal pem­ba­ngunan bangsa. Sekarang dan ke depan saya sibuk dalam hal-hal seperti ini,” kata Halida.

Itulah sekelumit kegiatan Ha­lida Hatta setelah mundur dari du­nia politik. Beberapa waktu lalu dia memutuskan berhenti jadi wa­kil ketua umum Partai Ge­ra­kan In­donesia Raya (Gerindra).

Jebolan FISIP Universitas In­donesia (UI) itu lalu kembali ke du­nia kerja. Ia meniti karier se­ba­gai Senior Staff Commu­ni­ca­tion & Social Investment di INPEX. Perusahaan ini berkantor di Indo­nesia Stock Exchange Building Tower II Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta Selatan. Kata Halida, INPEX bergerak di bidang minyak dan gas bumi.

“Ini merupakan perusahaan internasional milik Jepang. Dan saya belum lama juga bergabung de­ngan perusahaan ini. Ketika me­mutuskan untuk bekerja di sini, tentu saya harus mengambil risiko untuk keluar dari politik biar bisa profesional,” kata Halida.

Perusahaan tempatnya bekerja melarang pegawai terlibat dalam kepengurusan partai politik. “Saya keluar dari Gerindra kare­na memang tuntutan pro­fe­sio­na­litas. Saya ini kan bekerja di in­dustri yang menuntut saya harus be­kerja profesional,” katanya lagi.

Sibuk meniti karier di perusa­ha­an skala internasional itu, Ha­lida kerap tidak hadir saat rapat dan kegiatan partai. “Se­hingga saya tidak bisa memenuhi tang­gung jawab di partai. Moral saya tak menerima itu,” katanya.

Keluarganya lalu meminta mundur dari dunia politik. “Me­lihat kesibukan saya beberapa bulan ini, mungkin yang mem­buat keluarga meminta saya un­tuk tidak lagi di dunia politik. Teruta­ma kakak saya (Meutia Hatta) yang menyarankan agar saya fo­kus saja di dunia kerja,” tambahnya.

Halida lalu memutuskan keluar dari Gerindra. Juga keluar dari Pe­rempuan Indonesia Raya (PIRA), organisasi underbouw Gerindra. Pada 13 April dia me­nulis surat mengundurkan diri. Surat ditujukan ke Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto. Ditembuskan ke Ketua Umum, Wakil Ketua Umum Bidang Politik. “Saya keluar dari segala aktivitas politik,” tandasnya.

Kenapa pilihannya jatuh ke perusahaan asing? Ia merasa bisa memiliki peran besar di INPEX. “Perusahaan itu memiliki tang­gung jawab sosial dalam pem­ba­ngunan masyarakat. Nah, peran itulah yang kini saya emban di perusahaan tempat saya bekerja,” kata Halida.

Seminar internasional yang di­gelar perusahaannya merupakan salah satu kontribusi dalam pem­bangunan masyarakat di In­do­nesia. “Pembicaranya pun tidak hanya dari lokal Indonesia saja, tapi juga dari negara lain seperti Jepang, India, Cina dan beberapa negara lagi. Sehingga menambah referensi pengetahuan bagi se­lu­ruh peserta,” ujar Halida.

Selain menggelar seminar, Halida melakukan penelitian dan perluasan jaringan di seluruh In­donesia untuk menjalankan pro­gram pemberdayaan dan pem­ba­ngunan masyarakat.

 Kerja di perusahaan asing gaji­nya besar dong? Halida spontan tertawa. Ia enggan membeberkan besarnya gaji yang diterima dari INPEX. Menurut dia, kesibukan saat ini bukan semata-mata untuk mencari uang tapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada ma­syarakat. “Saya merasa enjoy dan bangga bisa bergabung di pe­rusahaan ini.”

Selain dari bekerja di sini, Ha­lida juga memperoleh peng­ha­si­lan dari mengajar. “Pada dasar­nya, kami ini keluarga pendidik. Saya sudah aktif jadi guru sejak lama,” terangnya sambil ter­se­nyum. Halida jadi guru musik di beberapa sekolah di Jakarta.

Didekati Nasdem Tapi Belum Dipinang Resmi

Sejumlah partai mengincar Halida Hatta setelah mundur dari Gerindra. Tawaran berga­bung pun disampaikan. Akan­kah putri proklamator Muham­mad Hatta ini tertarik balik ke du­nia politik?  Kepada Rakyat Merdeka, Halida Hatta tak me­nutup kemungkinan akan kem­bali ke panggung poli­tik. Na­mun dia akan melihat dulu si­tuasi di masyarakat.

“Kalau memang garis hidup saya menentukan bahwa saya harus kembali di politik, tentu­nya itu tidak bisa dihindari. Ha­nya sekarang, saya ingin fokus dulu dalam bidang baru yang sedang saya geluti ini,” ujarnya.

Kata Halida, sebagai orang yang cukup lama berkecimpung di dunia politik tentu tidak bisa lang­­sung begitu saja menutup diri dari pergaulan antar sesama politisi. Komunikasi tetap dija­ga meskipun sudah tak lagi ter­catat aktif sebagai pengurus partai.

“Saya banyak kenalan politisi dari partai yang berbeda-beda. Ada yang dari Golkar, PDIP, De­mokrat dan partai lainnya. Sampai saat ini pun, saya juga masih menjaga hubungan baik dengan mereka,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nas­dem) Patrice Rio Capella me­nilai, Halida sosok yang me­m­pu­nyai integritas dan kapa­bilitas. Karena itu, ia mengaku sudah meminang putri Bung Hatta itu untuk bergabung ber­sama partainya.

“Kami sudah membuka ko­munikasi. Tentunya, kami membuka diri dan tangan sele­bar-lebarnya jika Halida mau bergabung,” ujar Rio.

Menurut Rio, Halida memi­liki prinsip seperti ayahnya yang tak sungkan memilih mun­dur jika ada hal yang sesuai de­ngan prinsip yang diyakini. “Prinsip itu sesuai dengan visi yang di­perjuangkan Nasdem, melaku­kan gerakan perubahan untuk negeri ini. Bukan sekadar mem­pertahankan jabatan,” ujarnya.

Menyikapi tawaran Nasdem, Halida mengatakan ia memang memiliki banyak teman di partai yang dibidani Surya Paloh itu. Banyak alumni Universitas In­do­nesia yang bergabung di Nas­dem. Ia tetap menjalin ko­mu­ni­kasi dengan mereka.  

Namun komunikasi yang di­ja­lin ini, kata Halida, jangan dilihat sebagai langkah untuk “loncat pagar” ke Nasdem. Ko­mu­nikasi itu sebatas silaturahmi dan hubungan pertemanan, bu­kan hubungan politik.

“Kalau dibilang saya dilamar oleh Nasdem, saya merasa tersanjung. Tapi jujur belum ada pembicaraan ke arah sana. Sampai saat ini belum ada yang secara resmi meminta saya un­tuk bergabung bersama Nas­dem,” pungkasnya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA