Suryani berjalan terburu-buru masuk kantor Pegadaian Cabang Senen di Jalan Atrium Nomor 50, Jakarta Pusat, Jumat siang (13/7). Sambil membawa dompet kecil di tangan kanannya, perempuan berkerudung ini mengambil nomor urut. Ia dapat nomor 60. Setelah itu mencari tempat duduk menunggu dipanggil.
“Mau menggadaikan gelang buat pendaftaran sekolah anak,†kata ibu tiga anak ini. Tahun ajaran baru ini, anak bungsunya masuk SMP swasta di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Biaya pendaftaran dan masuk sekolah bisa menghabiskan uang Rp 2 juta,†kata Suryani. Ia meÂngaku tak memiliki dana sebesar itu. Suaminya hanya buruh baÂngunan yang penghasilannya tak menentu.
Perempuan paruh baya ini suÂdah ke sana kemari mencari piÂnÂjaman. Tapi tak dapat. Pegadaian pun menjadi pilihan terakhir bila kepepet butuh duit.
Warga Kramat, Jakarta Pusat ini mengaku kerap datang ke PÂeÂgaÂdaian bila butuh dana cepat. BeÂberapa barang berharga milikÂnya pernah “diinapkan†di sini. Kali ini giliran gelang emas yang dilepas sementara.
Suryani berharap bisa memÂperÂoleh dana Rp 4 juta dari mengÂgadaikan perhiasan ini. Uangnya untuk bayar masuk sekolah anak. Sisanya untuk biaya hidup.
Sebenarnya Suryani berat hati menggadaikan gelangnya. Ia berÂtekad menebusnya bila sudah puÂnya uang. “Paling cepat enam buÂlan lah. Bila masih nggak ada uang ya diperpanjang lagi sampai punya uang. Yang penting bayar bunga pinjamannya tetap jalan,†katanya.
Bunga yang harus ia bayarkan Rp 50 ribu per bulan. “Tapi akan saya bayar setiap empat bulan, seÂkalian memperpanjang masa peminjamannya,†katanya.
Dimas, staf Costumer Service PeÂgadaian Cabang Senen mengaÂtakan selama bulan Juli 2012 nÂaÂsaÂbah yang datang ke sini meÂningÂkat 30 persen dibanding buÂlan sebelumnya. “Biasanya 75 orang. Sekarang bisa sampai 100 orang setiap harinya,†katanya.
Menurut Dimas, orang yang datang ke Pegadaian lebih banyak karena bulan Juli merupakan awal tahun ajaran baru. “Waktu-waktu ini biasanya orang butuh uang cash,†katanya.
Pria yang mengenakan kacaÂmata ini menjelaskan, barang yang digadaikan bisa perhiasan emas, barang elektronik hingga kendaraan bermotor. “Yang penÂting barang bergerak,†katanya.
Minimal barang yang digadaiÂkan bernilai Rp 50 ribu dan paÂling mahal tidak terbatas. “Kalau yang menggadaikan barang seÂnilai Rp 500 juta pun kami laÂyaÂni,†katanya.
Pegadaian mengenakan biaya bunga pinjaman setiap 15 hari. Berkisar 0,75 persen hingga paÂling besar 9,2 persen tergantung besarnya pinjaman. “Semakin beÂsar pinjaman semakin besarnya juga bunganya,†katanya.
Dimas menambahkan, masa pinjaman harus diperpanjang setiap empat bulan. Bila melewati batas waktu tersebut, pihaknya akan menghubungi nasabah yang bersangkutan via telepon untuk memperpanjang. Atau memberiÂtaÂhukannya lewat surat.
“Bila sudah dikirimi surat naÂsabah belum juga memÂperÂpanÂjang, maka dalam waktu sebulan barang tersebut akan dilelang,†katanya. Namun bila sudah diÂperpanjang, barang yang digadai teÂtap disimpan di Pegadaian. AsalÂkan nasabah tetap melaÂkuÂkan perÂpanjangan dan membayar bunga pinjaman. “Bunga pinÂjaÂman bisa dibayar setiap bulan atau empat bulan sekaligus,†kata Dimas.
Persyaratan dalam mengÂgaÂdaiÂkan barang tidak terlalu sulit. Nasabah cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli dan Surat Ijin Mengemudi (SIM). “ProÂses mendapatkan dananya cepat. Hari ini bawa barang, 15 menit dana bisa langsung diteÂrima,†kata Dimas.
Kantor Pegadaian Cabang PaÂsar Senen menempati gedung seÂtinggi dua lantai warna hijau. MaÂsuk ke lobby berhadapan dengan meja customer service di sebelah kiri. Meja ini dijaga staf laki-laki. Nasabah bisa bertanya di sini ingin tahu proses menggadaikan barang dan informasi lainnya.
Di depannya terdapat meja seÂtinggi satu meter . Di atasnya diÂletakkan mesin nomor antrean. SeÂtiap nasabah harus menekan tombol untuk mendapatkan noÂmor urut antrean.
Setelah mengambil nomor urut, di depan meja penjagaan terÂsedia meja bundar setinggi dada orang dewasa. Di meja itu, diseÂdiaÂkan formulir yang harus diisi naÂsabah yang ingin mengÂgaÂdaiÂkan ataupun menebus barangnya.
Usai menulis formulir, peÂngunÂjung menunggu di kursi yang disediakan. Ada tiga baris kursi panjang di sebelah kanan dan kiri ruangan. Kursi-kursi ini mampu menampung 30 orang. Namun hanya ada beberapa nasabah yang terlihat duduk sambil menunggu giliran dipanggil karena menjeÂlang tutup kantor.
Di muka ruangan terdapat meja panjang setinggi dada orang deÂwaÂsa untuk tempat transaksi. Di depan meja ditempel layar yang menunjukkan nomor antrean yang sedang bertransaksi. Di beÂlakang meja ditempati tiga peÂtuÂgas pegadaian yang terlihat sibuk melayani nasabah.
Di Banyumas Ada Musim Gadai Traktor
Beberapa petani di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memilih menggadaikan traktor agar bisa membiayai anaknya masuk seÂkolah. Suradi, seorang petani asal Mandiraja, Banjarnegara meÂngaÂtakan menggadaikan traktor miliknya untuk dapat uang.
“Saya menggadaikan traktor saya supaya bisa mendapat pinÂjaman dari Pegadaian. Uangnya untuk biaya sekolah anak saya yang mau masuk SMP,†kata dia. Menurut dia, menggadaikan trakÂtor cara paling mudah dan cepat untuk mendapatkan uang guna menutup biaya sekolah anak.
Bagi petani, traktor merupakan harta yang sangat berharga. Alat ini sangat dibutuhkan untuk memÂbÂajak sawah. “Kebetulan suÂdah habis waktu garap sawah, kemarin baru saja musim tanam, jadi traktornya juga nganggur. Nanti kalau musim garap saya lunasi pinjamannya, traktornya bisa diambil,†katanya.
Sama halnya dengan Wahyono, warga Sokaraja, Banyumas. Ia juga menggadaikan traktorÂnya untuk biaya sekolah anak. “Saya menggadaikan traktor untuk biaya sekolah anak saya. Tadi trakÂtor saya dihargai 3 juta rupiah. JumÂlah itu cukup untuk membayar biaya sekolah anak saya,†kata Wahyono.
Staf Adminitrasi dan PemÂbaÂyaran Pegadaian unit Bukateja, Purbalingga, Eko Yulianto meÂngatakan banyaknya petani yang menggadaikan traktor di musim masuk anak sekolah merupakan hal biasa. “Bahkan sudah menjadi seperti musim gadai traktor,†tutur Eko.
Eko mengatakan, jumlah trakÂtor yang digadaikan bisa menÂcapai 40 unit. Pegadaian unit BuÂkateja hanya mampu menampung 50 traktor.
Jenis traktornya pun bermaÂcam. Dari model lama hingga yang terbaru. Model traktor terÂseÂbut menentukan jumlah pinjaÂman maksimal. Nilai traktor moÂdel baru tentulebih mahal dari traktor model lama.
“Traktor model baru biasanya bisa meminjam maksimal sepuÂluh juta rupiah, untuk traktor moÂdel lama maksimal sampai tiga juta rupiah,†tambah Eko.
Pihak pegadaian unit Bukateja sendiri mengaku kesulitan dana karena banyak petani yang mengÂgadaikan traktor. Menurut Eko, selama selama ini tidak pernah ada masalah pengembalian dana yang dipinjam.
Butuh Duit Buat Persiapan Ramadhan
Lain lagi cerita Hayati (34). Ia meÂngaku terpaksa mengÂgaÂdaiÂkan kalung emasnya untuk keÂbuÂtuhan makan sehari-hari. SeÂbab, harga kebutuhan pokok suÂdah merangkak naik menjelang Ramadhan.
“Saya dapat pinjaman Rp 3 juta. Uang tersebut akan saya gunakan untuk menutupi biaya hidup, karena sekarang harga-harga sudah mulai mahal,†kataÂnya ketika ditemui di Pegadaian Cabang Senen, Jakarta Pusat.
Wanita yang rambutnya dÂiÂbiarÂkan terurai ini mengaku bila saat ini sudah tidak mempunyai uang lagi sehingga terpaksa mengÂgadaikan barang berharganya.
Ia mengaku kerap menggaÂdaiÂkan barang berharga yang ada di rumah bila tak mempuÂnyai uang. “Kadang mengÂgaÂdaiÂkan cincin, gelang, atau teÂlevisi,†kata wanita asal Senen.
Hayati mengatakan, akan menebus barang berharganya tersebut hingga mempunyai uang. “Paling lama empat bulan barang tersebut sudah saya amÂbil,†katanya.
Direktur Utama Pegadaian SuwÂhono mengatakan jumlah nasabah Pegadaian meningkat sekitar 20 persen menyusul adanya libur sekolah, menjelang puasa Ramadhan, serta Hari Raya Idul Fitri tahun 2012. “Ini siklus seperti biasanya. KebetuÂlan liburan sekolah hampir berÂsamaan dengan puasa dan leÂbaÂran,†katanya.
Suwhono mengatakan, mayoÂritas nasabah menggadaikan perÂhiasan emas seberat 10 gram. Biasanya perhiasan itu ditebus usai Lebaran. Peningkatan naÂsabah terbesar, kata dia, terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Melonjaknya sampai 30 persen.
Ia menjelaskan masyarakat di sana sudah akrab dengan PeÂgaÂdaian. Bila butuh uang cepat, meÂreka ke sini. “Kan Makassar dan Manado itu Pegadaian minÂded. Tapi saya akan mengamati detail kenaikannya,†ujarnya.
Mengenai omzet enam bulan perÂtama 2012, Suwhono meÂngaÂtakan sudah mencapai 50 persen dari target. Pihaknya meÂnargetkan akan memperoleh omzet Rp 110 triliun pada aÂkÂhirnya tahun. Hingga Mei sudah sekitar Rp 40 triliun. “Ramainya karena ada liburan sekolah di mana biasanya masyarakat memÂbutuhkan dana untuk keÂperluan tersebut,†katanya.
General Manager Bisnis PeÂgaÂdaian, Suhardjo mengatakan terjadi lonjakan nasabah yang sigÂnifikan pada bulan Juli diÂbandingkan bulan-bulan seÂbeÂlumÂnya. Ini karena memasuki tahun ajaran pendidikan baru. Anak-anak mulai masuk ke seÂkoÂlah, sehingga membutuhkan dana tambahan.
Selain itu, bulan ini juga berÂlangsung ibadah puasa. DiÂperÂkiÂrakan, banyak masyarakat mengÂgaÂdaikan perhiasan untuk memÂbeli kebutuhan saat puasa. “Di layÂanan gadai konvenÂsioÂnal, keÂnaikan sekitar 10 persen masih bisa meningkat lagi hingÂga anak-anak masuk sekoÂlah,†katanya
Namun, Suhardjo belum bisa menghitung omzet gadai seÂpanÂÂjang Juli. Juni lalu omzet menÂÂcapai Rp 7,6 triliun. Naik diÂÂbanÂdingkan bulan sebeÂlumÂnya seÂbeÂsar Rp 7,4 triliun. “BuÂlan Juli beÂlum habis, tetapi kami memÂproÂyekÂsikan ada peÂningÂkaÂtan,†katanya.
Ia memperkirakan, layanan gadai konvensional bisa mengÂhaÂsilkan omzet Rp 8,2 triliun buÂlan ini. Jadi, total penyaluran pembiayaan gadai selama JaÂnuari-Juli 2012 mencapai Rp 52 triliun. Naik 25 persen dibanÂdingÂkan periode sama tahun lalu.
Tahun ini, manajemen meÂnargetkan pembiayaan gadai mencapai Rp 98 triliun, lebih beÂsar dibanding tahun 2011 Rp 70 triliun. Pihaknya optiÂmisÂtis, target bisa tercapai kaÂrena jaringan Pegadaian seÂmaÂkin banyak. Tahun ini PeÂgaÂdaian akan menambah 310 kanÂtor cabang baru. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.