RMOL. Bambang Soesatyo asyik mengutak-atik BlackBerry Porsche di lobby Gedung Nusantara II DPR Senayan. Ia lalu memasukkan gadget keluaran teranyar Research In Motion (RIM) itu ke saku celanannya.
Walaupun memiliki sejumÂlah komputer tablet, anggota KoÂmisi III DPR ini lebih memilih menggunakan BlackBerry seharÂga Rp 18,8 juta itu untuk berÂkoÂmunikasi dan mengakses interÂnet. “Kalau dibawa semuanya repot. Dengan BlackBerry saya bisa mengakses semua,†katanya.
Pria dengan panggilan akrab Bamsoet ini membeli perangkat mahal itu untuk mendukungnya kinerjanya sebagai anggota DeÂwan. Bukan untuk pamer maupun menaikkan gengsi. “Semua tekÂnologi sama saja. Yang penting kegunaannya,†katanya.
Ia mencontohkan BlackBerry Porsche yang jadi andalannya seÂcara fungsi, kegunaan dan keÂcangÂgihan sama dengan BlackÂBerry Dakota. Hanya berbeda caÂsingnya saja. “BlackBerry PorsÂche hanya lebih enak dilihat,†katanya.
Pria yang mengenakan kemeja warna kuning ini menjelaskan, kecanggihan teknologi sangat penting menunjang aktifitasnya sebagai anggota dewan agar bisa memantau informasi yang sedang berkembang, baik di daerah maupun di luar negeri.
“Dengan perangkat teknologi yang kita miliki, bisa untuk berÂbagi informasi melalui Twitter, Facebook dan situs jejaring sosial lainnya,†katanya.
Bamsoet mengakui, setiap ada gadget baru ia selalu memÂbeliÂnya. Tapi hanya digunakan di ruÂmah dan di ruang kerjanya. DeÂngan memilikinya, ia bisa tahu perÂkembangan teknologi terkini.
Ada alasan lain: tak mau kalah dari anaknya. “Anak saya yang baru SMP sudah tahu semua perÂkembangan teknologi. Saya nggak boleh kalah dengannya,†kata Bamsoet sambil tertawa.
Bukan politisi di DPR saja yang gemar mengoleksi gadget teranyar. Gonta-ganti gadget merupakan pemandangan biasa di kalangan the have di negeri ini. Setiap kali ada peluncuran proÂduk baru, laris bak kacang goÂreng. Walaupun harganya masih selangit.
Peluang ini ditangkap para proÂdusen gadget. Simak saja pengaÂkuan Direktur Marketing ReÂsearch In Motion (RIM) IndoÂnesia Eka Anwar.
“Kalau kita baca berita di meÂdia, kita sering menemukan dafÂtar orang kaya di dunia itu terÂkadang ada orang Indonesia. MeÂmang cuma satu atau dua orang, tapi itu peluang buat kita untuk menghadirkan BlackBerry PorÂsÂche ini,†katanya.
Ahmad Rubaei, anggota KoÂmisi VIII DPR juga terlihat meÂnenteng BlackBerry Dakota dan iPad 2. Kata dia, gadget itu untuk meÂnunjang kegiatannya sebagai anggota DPR. “Saya membeli seÂsuai dengan kebutuhan saja.â€
Dengan perangkat itu politisi PAN Ini bisa memperoleh inforÂmasi terbaru kegiatan DPR, men-download draft legislasi terbaru atau memantau isu-isu penting yang terkait dengan bidang kerÂjanya di Komisi VIII. Komisi ini berhubungan dengan masalah agama, sosial, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, penanggulangan bencana dan masalah zakat.
Walaupun memegang gadget keluaran teranyar, Rubai meÂngaÂku gaptek alias gagap teknologi. “Saya hanya gunakan untuk melihat berita dan mendownload bahan-bahan raker. Selain itu tidak,†katanya.
Ia juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memÂpelajari semua fitur canggih di gadget yang dimilikinya. “AdapÂtasi agak lama dan harus berÂdiskusi terlebih dahulu dengan anggota DPR lainnya yang paÂham dengan teknologi terbaru,†katanya.
Teknologi diciptakan untuk memudahkan kehidupan manuÂsia. Sejumlaha politisi DPR meÂngaku melengkapi diri dengan gaÂdget canggih untuk menunjang tugas mereka di parlemen. DeÂngan gadÂget itu, penyebaran inforÂmasi jadi lebih mudah cepat dan mudah. DisÂkusi maupun lobi pun bisa diÂlakukan tanpa perlu bertemu.
Ada juga yang mengÂgÂuÂnaÂkanÂnya untuk menggolkan proyek. Seperti dalam kasus proyek pemÂbangunan Wisma Atlet. Anggota Komisi X DPR Angelina SonÂdakh diduga intens berÂkoÂmuÂniÂkasi dengan Mindo Rosalina MaÂnulang lewat BlackBerry MesÂsenger (BBM).
Komisi Pemberantasan KorupÂsi (KPK) menyimpan bukti transkrip percakapan kedua orang itu. Namun Angelina tak meÂngaÂkuinya. Bekas putri Indonesia itu mengaku baru memiliki BlackÂBerry. Untuk membuktikannya bahwa Angie sudah memiliki BlackÂBerry sejak lama, KPK memanggil dua fotografer media cetak. Keduanya pernah meÂngamÂbil gambar Angie sedang meÂmegang gadget produksi ReÂsearch In Motion pada 2009 lalu.
Berbeda dengan Angie, AriÂfinto tak mengelak ketika kepÂerÂgok fotografer menonton video porÂno di komputer tablet saat sidang paripurna. Politisi PKS itu mengaku menerima kiriman e-mail. Ketika surat elektronik itu dibuka ternyata terhubung deÂngan situs porno. Setelah keÂjaÂdian itu, Arifinto memutuskan mundur dari DPR.
12 Tahun Nggak Ganti Handphone
Ahmad Kurdi Moekri tak mau mengeluarkan handphone moÂdel jadul dari saku jasnya. DeÂngan ponsel itu anggota Komisi III DPR ini menghubungi koleganya.
Kurdi mengaku telah mengÂgunakan handphone berbentuk candy bar produksi Nokia itu sejak tahun 2000. “Saya tidak terlalu tertarik dengan handÂphone keluaran terbaru karena secara fungsi dan kegunaan sama dengan handphone lama,†katanya.
Baginya, yang penting handÂphone itu bisa mengirim pesan dan menelepon. “Sebetulnya inti dari sebuah handphone adalah itu,†katanya.
Dengan handphone jadul KurÂdi masih bisa berkoÂmuÂniÂkasi dengan teman sejawatnya di DPR, partai, bahkan dengan konstituennya di daerah pemiÂliÂhan Jawa Barat XI yang meÂliputi Kabupaten Garut, KaÂbuÂpaten dan kota Tasikmalaya.
Menurut dia, anggota DPR adalah jabatan politik. Mereka tak dituntut untuk menguasai tekÂnologi terbaru. Apalagi seÂmua anggota DPR dilengkapi staf dan tenaga ahli. Merekalah harus menguasai teknologi terbaru.
“Bila saya membutuhkan informasi atau bahan terbaru tinggal menghubungi mereka saja dan semua pasti disiapkan,†katanya.
Pria kelahiran 4 Juni 1951 meÂnegaskan, keberhasilan angÂgota DPR bukan diukur dari seÂberapa pintar ia menguasai tekÂnologi baru. Tapi yang terÂpenÂting ia bisa menguasai persoalan negara. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.