RMOL. Peristiwa sekolah roboh tak hanya terjadi di daerah terpencil. Di Jakarta yang notabene ibu kota negara juga masih terdapat sekolah ambruk.
Sorot mata Andri tertuju keÂpada ruang kelas yang beranÂtaÂkan. Atapnya jebol. Rangka atap yang terbuat dari logam putih meÂlintang ke sana ke mari. Genteng-genteng berserakan.
“Kelasnya rusak,†kata bocah berusia tahun ini meratap. LanÂtaran tak bisa belajar, siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) 20 Pagi Cipinang Besar Selatan ini kembali ke rumah.
Atap Sekolah yang terletak di Jalan Panca Warga 4, Cipinang BeÂsar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur ini ambruk pada Selasa diÂnihari (5/6). Kegiatan belajar meÂngajar pun diliburkan.
Sumiyati (42) warga Jalan Panca Warga 4, Gang 12, RT 07 RW 03, Cipinang Besar Selatan menuturkan, peristiwa itu berÂlangsung cepat. “Tiba-tiba terÂdeÂngar suara menggelegar seperti suara pesawat jatuh selama bebeÂrapa detik,†katanya ketika diÂteÂmui Rabu (6/6).
Mendengar suara itu, suamiÂnya keluar rumah dan mencari asal suara itu. Ternyata berasal dari seÂkolah yang letaknya berÂdamÂpiÂngan dengan rumahnya. Ia menÂdaÂpati atap sekolah sudah ambruk.
“Suami saya kemudian berteÂriak memanggil ke areal rerunÂtuÂhan dan ternyata tidak ada resÂpons. Alhamdulillah berarti tidak ada orang yang tertimpa,†kata Sumiyati.
“Untung ambruknya nggak pagi pas anak-anak sekolah, AlÂhamdulillah tidak menimbulkan korban jiwa,†kata wanita bertuÂbuh subur ini. Menurut dia, saat kejadian, cuaca cerah. Tidak ada hujan maupun angin kencang.
Sumiyati mengungkapkan seÂbelum kejadian belasan tukang baÂngunan baru saja menyeÂleÂsaiÂkan renovasi sekolah. Renovasi dimulai sejak dua bulan lalu. SaÂlah satu bagian yang diperbaiki adalah atap. Rangka atap yang sebelumnya dari kayu diganti dengan baja ringan.
Ia heran atap sekolah itu bisa ambruk padahal rangkanya baru diganti. Peristiwa itu terjadi seÂhari sebelum bangunan diserahÂterimakan dari kontraktor kepada pihaknya.
Sumiyati menduga rangka atap yang terbuat dari baja ringan tak kuat menahan beban genteng yang terbuat dari tanah liat. Berat satu genteng bisa mencapai satu kilogram.
Tak mau proses belajar terhenti lama, pihak sekolah memutuskan siswa belajar di kelas yang masih utuh. Kelas digunakan secara berÂgantian. Proses belajar mengajar dimulai Kamis.
SDN 20 Pagi Cipinang Besar Selatan terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk. Semua gerÂbang selebar tiga meter menÂjadi akses masuk ke dalam sekoÂlah. Gerbang ini terbuka.
Ada dua sekolah yang berada di dalam satu lahan ini. Yakni SDN 19 Pagi dan SDN 20 Pagi. BaÂnguÂnan kedua sekolah mengeÂlilingi sebuah lapangan yang luas. Lapangan ini biasa digunakan untuk upacara, kegiatan olahraga maupun ekstra kurikuler siswa.
Bangunan SDN 20 Pagi memÂbentuk huruf L. Letaknya di sisi kiri gerbang. Dari gerbang bisa terÂlihat jelas atap sekolah yang ambruk. Puing-puing bekas dinÂding maupun genteng terlihat berÂserakan di dalam kelas.
Ada delapan ruangan yang atapÂnya ambruk. Garis polisi diÂpasang di sepanjang ruang kelas 3B, 4A, 4B, 5A, 5B, 6, ruang keÂpaÂla sekolah dan ruang Unit KeÂsehatan Sekolah (UKS). Garis poÂlisi ini mencegah orang menÂdekat ruang kelas yang ambruk agar tak tertimpa reruntuhan.
Siswa tampak berkeliaran di lapangan karena ruang kelasnya tak bisa digunakan. Beberapa anak memilih bermain bola.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan DKI Jakarta Didi Sugandi menduga, atap SDN 20 Pagi Cipinang Besar Selatan karena kelebihan beban.
Ia menjelaskan, renovasi atap sekolah ditangani sebuah panitia yang beranggotakan pihak sekolah, komite orangtua murid, dan warga sekitar.
“Menurut juknis dan juklak kementerian dengan membentuk panitia, panitia ini yang menunÂjuk konsultan dan pengawas, tiÂdak menggunakan tender. Ini siÂfatnya swa-kelola,†katanya. ReÂnoÂvasi atap sekolah itu berlanÂgÂsung dua setengah bulan.
Walaupun memonitor renovasi itu, Dinas Pendidikan DKI tak mengawasi sampai detail. TerÂmaÂsuk mengenai pemilihan bahan material bangunan. “Itu kan sudah ada panitia, harusnya dinas mengawasi sampai sejauh itu,†kata Didi.
Didi mengatakan akan menÂjatuhkan sanksi bila nanti meÂneÂmukan pelanggaran dalam renÂoÂvasi itu. Tapi, kata dia, “Kita beÂlum bicara ke sana, kemungkinan menyebabkan ini terjadi. Ada meÂkanisme sanksi yang mengaÂtur. Ada penyalahgunaan anggaran, ada sanksi.â€
Ambruknya Sebagian, Tak Ada Korban Jiwa
Pelaksana Tugas (Plt) DiÂrekÂtÂur Jenderal Pendidikan DaÂsar KeÂmenterian Pendidikan dan KeÂbudayaan, Suyanto, meÂngaÂtakan pemerintah akan memÂperÂbaiki atap Sekolah Dasar Negeri (SDN) 20 Cipinang Besar SelaÂtan JatineÂgara, Jakarta Timur yang ambruk.
Ia mengatakan atap yang amÂbruk hanya sebagian saja. Namun pemerintah sudah menyiapkan dana jika harus dilakukan renoÂvasi total.
“Faktanya sudah amÂbruk perÂbaiki saja. Kalau meÂmang rusak total harus dirubuhÂkan. Kalau hanya atapnya amÂbruk, itu meÂmang yang harus diperbaiki. TiÂdak masalah. Yang penting tidak ada korban jiwa,†katanya.
Suyanto mengatakan pihaknya belum mendapatkan data kerusaÂkan sehingga tidak bisa menÂjusÂtiÂfikasi dimana letak kesalahannya.
Mengenai ada kemungkinan penyimpangan dana renovasi, dia mengatakan pemerintah terus meÂlakukan pengawasan ke sekoÂlah. Pengawasan dilakukan deÂngan bantuan pihak independen yaitu perguruan tinggi (PT).
Selain itu, sekolah juga wajib mengirim rincian data termasuk foto sekolah saat sebelum dan seÂsudah diperbaiki. “Ada yang meÂngecek itu, tim. Kami menggunaÂkan orang-orang PT,†katanya.
Dia memastikan jika memang kerusakan parah maka proses perbaikan dilakukan dengan membangun kembali bangunan sekolah baru. Alokasi dana reÂnoÂvasi sekolah rusak berat untuk SD Rp 85 juta dan SMP Rp 90 juta.
“Kalau memang sudah tidak bisa diperbaiki, dibikin unit seÂkolah baru. Dirubuhkan dulu baru dibikin baru. Itu sudah ada skeÂmanya,†katanya.
Dirjen Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Bafadal IbraÂhim mengatakan, pihaknya sudah mengirim tim konsultan untuk menyelidiki kasus ambruknya atap gedung SDN 20 Pagi CipiÂnang Besar Selatan.
Ia menilai pihak sekolah dan tim pelaksana rehabilitasi gedung harus bertanggung jawab. Sebab pembentukan panitia, pelakÂsaÂnaÂan maupun pengawasan rehÂaÂbiÂlitasi dilakukan pihak sekolah.
“Sekolah sebenarnya sudah mengikuti prosedur dalam peÂngaÂjuan dan pelaksanaan rehaÂbiÂlitasi ini. Hanya saja, yang perlu diÂcari tahu adalah sudah tepatÂkah pihak-pihak yang dilibatkan dalam peÂnanganan rehabilitasi ini? Kami masih menunggu hasil investigasi untuk mengetahui faktor dan peÂnyebab ambruknya atap baÂnguÂnan ini,†katanya.
Foke Bilang Pihak Sekolah Urus Renovasi
Anggaran Dari Kemendikbud
Gubernur DKI Jakarta, FauÂzi Bowo mengaku prihatin maÂsih ada kejadian sekolah amÂbruk di ibu kota seperti yang terÂjadi di SDN 20 Cipinang BeÂsar SeÂlatan, Jatinegara, Jakarta TiÂmur. “Saya bersyukur kejaÂdianÂnya malam hari, jadi tidak ada korban. Alhamdulillah,†katanya.
Pria berkumis yang biasa disebut Foke ini meminta Dinas Pendidikan, kepolisian serta Wali Kota Jakarta Timur memÂbentuk tim investigasi untuk mencari penyebab ambruknya sekolah ini.
Tim tersebut perlu melaÂkuÂkan evaluasi menyeluruh meÂngeÂnai prosedur renovasi baÂngunan. “Dalam satu dua hari atau seminggu ini harus sudah ada hasilnya,†kata Foke.
Tim investigasi akan meÂneÂluÂsuri mengenai penggunaan aluÂminium sebagai bahan rangka penyangga genteng. Padahal, biaÂsanya menggunakan baja riÂngan. Penggunaan material yang tidak sesuai itu diduga menjadi penyebab atap yang enam ruang kelas, ruang kepala seÂkolah, dan ruang Unit KeÂseÂhatan Sekolah (UKS) ambruk.
Foke menjelaskan, renovasi baÂngunan SDN 20 Pagi menÂgÂgunakan dana block grand (banÂtuan langsung) dari KeÂmenÂteÂrian Pendidikan dan KebuÂdayaÂan (Kemendikbud) Rp 362 juta.
Pihak sekolah memiliki weÂwenang untuk menunjuk panitia renovasi atau yang disebut swaÂkelola, tidak perlu pakai tender. Panitia yang terdiri dari internal sekolah, komite orangtua dan warga bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi proses renovasi tersebut.
“Mereka membentuk panitia sendiri. Mengenai perencanaan dan melaksanakan, harus dilihat petunjuk pelaksana dan petunÂjuk teknisnya,†kata Foke.
Ia meminta agar seluruh muÂrid SDN 20 Cipinang Besar SeÂlatan harus bisa mengikuti proÂses belajar secepatnya. “Jangan ada murid yang tidak memiliki ruangan,†katanya.
Bila perlu siswa ditampung di sekolah lain. Kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan hingga sore karena kelas digunakan secara bergantian.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi MulÂyanto mengatakan, aparat keÂpolisian tengah melakukan peÂnyelidik peristiwa Sekolah DaÂsar Negeri (SDN) 20 Pagi yang ambruk. “Lokasi kejadian telah diÂpasangi police line,†katanya. Diharapkan hasil penyelidikan bisa diketahui dalam waktu cepat.
Dinas Pendidikan DKI, kata dia, akan mendampingi setiap orang yang dimintai keterangan dalam proses penyelidikan poliÂsi. Pihaknya juga memasÂtikan sanksi hukum akan diberikan jika hasil penyidikan membÂuktiÂkan robohnya atap bangunan sekolah disebabkan kesalahan perorangan atau pihak tertentu.
Atap ruangan yang roboh terÂdiri dari lima ruangan kelas, satu ruangan guru, satu ruang kepala sekolah, dan satu mushalla. Atap delapan ruang sekolah itu diÂsÂebutkan baru selesai direnoÂvasi menggunakan dana block grand. Yaitu dana yang diberiÂkan peÂmeÂrinÂtah pusat melalui APBN.
Selain SDN 20 Pagi Cipinang BeÂsar, sambung Taufik, ada 71 seÂkolah lain di Jakarta Timur yang juga kebagian dana block grand. Bantuan dana tersebut senilai Rp 318 juta untuk tiap sekolah.
Taufik menambahkan, Disdik DKI Jakarta hanya mengawasi dan mengarahkan penggunaan banÂtuan dana itu. Dinas tidak meÂÂngetahui secara langsung deÂsain dan material yang dipasang.
Renovasi Asal-asalan, Siswa Jadi Korbannya
Robohnya atap gedung SDN 20 Pagi Cipinang Besar SeÂlatan, Jatinegara, Jakarta TiÂmur meÂnambah panjang daftar sekolah yang ambruk di JaÂkarta.
Sebelumnya, atap Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Pagi Utan Kayu, Matraman juga amÂbruk dan menimpa sejumlah sisÂwa 25 Oktober tahun lalu. SisÂwa yang terluka dilarikan ke rumah sakit. Atap yang ambruk belum lama diperbaiki.
Selain di Jakarta, sekolah amÂbruk juga terjadi di beberapa wiÂlaÂyah. Pada Februari 2012, geÂÂdung SDN 1 Curah Lele, JemÂber, Jawa Timur, juga ambruk dan nyaris menimpa siswa yang tengah mengikuti kegiatan beÂlajar mengajar.
Pada 18 Maret 2012, SDN ArÂgaÂpuri Kampung Pasireurih, Desa Leuwisadeng, Bogor amÂbruk diterjang angin. KemuÂdiÂan, pada 3 Mei, atap SDN Kota Batu 9, Kota Batu, Ciomas, KaÂbupaten Bogor, juga roboh akiÂbat diterjang angin. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.