Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tebus Perhiasan Emas untuk Dipakai Lebaran

Habis Idul Fitri Digadaikan lagi

Senin, 29 Agustus 2011, 04:11 WIB
Tebus Perhiasan Emas untuk Dipakai Lebaran
ilustrasi, pegadaian
RMOL.Siang itu kondisi cuaca kurang bersahabat. Mendung menggelayut di atas langit Jakarta. Mundari berjalan santai memasuki Kantor Pegadaian Cabang Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Setelah masuk ke dalam kantor, pria tua ini menuju meja petugas keamanan untuk me­ngambil nomor urut antrean. Pria yang memakai jaket warna hitam ini mendapat nomor urut 40. Ia lalu beranjak ke kursi tunggu.

 â€œSaya akan menggadaikan cincin istri saya untuk bekal mu­dik ke Yogya,” katanya.

Mundari hendak meng­ga­dai­kan cincin emas seberat lima gram seharga Rp 2 juta. Ini di­la­kukan karena sudah tidak mem­punyai uang lagi untuk Lebaran.

“Pekerjaan saya hanya tukang ojek. Penghasilan saya pas untuk kebutuhan sehari-hari,” tuturnya. Rencananya, uang hasil meng­gadaikan cincin akan dibelikan tiket mudik. Ia hendak pulang kam­pung naik kereta.

Sekembali dari kampung ha­laman, Mundari berencana me­ne­bus cincin yang telah digadaikan tersebut. “Itu kan cincin perni­ka­han saya, sayang kalau diga­dai­kan lama-lama. Takut terjadi se­suatu,” katanya.

Demi menebus cincin tersebut, Mundari akan berusaha sekuat tenaga untuk mengumpukan uang hasil dari mengojek. “Mu­dah-mudahan dalam waktu em­pat bulan bisa terkumpul uang un­tuk menebus cincin yang di­gadaikan,” harapnya.

Kantor Pegadaian Cabang Pasar Senen berada di Jalan At­rium Nomor 50, Jakarta Pusat. Dari Senin hingga Kamis, buka mulai pukul 08.00-15.00 WIB tanpa i­s­ti­rahat. Sementara pada hari Ju­mat buka pukul 08.00-11.30 WIB. Istirahat pukul 11.30-13.00 WIB untuk memberikan pegawai menunaikan shalat Jumat. Ke­mu­dian buka lagi pukul 13.00 sam­pai15.00 WIB. Hari Sabtu buka pukul 08.00-12.30.

Masuk ke dalam ruangan, di belakang pintu sebelah kanan ter­sedia meja penjagaan. Nomor urut antrean diambil di meja ini.

Setelah mengambil nomor urut, di depan meja penjagaan ter­sedia meja bundar setinggi dada orang dewasa. Di meja itu, di­se­di­a­kan formulir yang harus diisi na­sa­bah yang ingin menggadai­kan ataupun menebus barangnya.

Usai menulis formulir, pengun­jung menunggu di kursi. Disedia­kan tiga baris kursi panjang di sebelah kanan dan kiri ruangan untuk me­nunggu panggilan. Kursi tersebut mampu menam­pung 30 orang. Kursi ini dipenuhi nasabah yang ingin menggadai­kan maupun me­nebus barangnya.

Bagian depan ruangan terdapat meja panjang setinggi dada orang dewasa untuk tempat transaksi. Di depan meja ditempel layar yang menunjukkan nomor an­trean yang sedang bertransaksi. Di belakang meja ditempati lima pe­tugas pegadaian yang sedang si­buk melayani nasabah.

Di sebelah kanan meja ini ter­se­dia pintu selebar satu meter yang selalu dikunci. Pintu ini se­bagai pembatas antara nasabah de­ngan petugas pegadaian.

Setelah mendapat izin baru di­perbolehkan masuk. Memasuki pintu ini terdapat ruang ber­uku­ran 2x10 meter yang digunakan untuk proses rekapitulasi tran­saksi di pegadaian. Tiga pegawai pegadaian nampak sibuk di depan komputernya menyelesaikan pekerjaannya.

Di pojok kiri ditempatkan rua­ngan khusus untuk menyimpan barang-barang yang digadaikan. Di bagian depan ruangan terse­but terdapat pintu selebar satu meter yang terbuat dari besi sete­bal 10 centimeter ini dalam ke­adaan terbuka.

Di belakang pintu besi ini ma­sih dilapisi dengan pintu teralis besi dalam keadaan tertutup. Dari kejauhan nampak filling cabinet terbuat dari bahan alu­minium. Na­mun tidak diketahui apa saja isi lemari tersebut ka­re­na hanya pe­ga­wai tertentu yang boleh masuk.

Di bagian belakang tersedia tiga ruangan yang masing-masing berukuran 3x2 meter yang di­peruntukkan untuk ruang kepala cabang, ruang tamu dan ruang administrasi.

Kepala Cabang Pegadaian Pa­sar Senen Heri Kisriyanto me­ngatakan, menjelang akhir Ra­madhan tahun 2011 ada kenaikan permintaan dana murah yang ditawarkan Pegadaian.

“Tiap hari ada 200 orang yang datang ke sini. Mayoritas akan menebus barang yang sudah di­gadaikan,” katanya.

Barang yang diambil, kata Heri, mayoritas dalam bentuk perhia­san emas. Mereka menebus ba­rang yang disudah digadaikan karena akan dipakai saat Lebaran.

 Heri menuturkan, sudah men­jadi tren tiap tahun banyak orang yang menebus yang digadaikan. Setelah hari raya banyak orang yang menggadaikan barang.

Heri menjelaskan, transaksi pada bulan Agustus meningkat 23 persen dibanding Juli. Hingga per­tengahan Agustus, nilai tran­saksi sudah mencapai Rp 8,5 mi­liar. “Padahal pada hari biasa om­setnya setiap bulan paling besar Rp 6,5 miliar,” ungkapnya.

Heri menuturkan, yang diga­dai­kan sangat bervariasi, mu­lai dari perhiasan emas, barang elek­­tronik, motor hingga mobil me­wah seperti BMW dan Mer­cedez Benz.

 Namun pada Ramadhan ini, belum ada nasabah yang meng­gadaikan mobil. Hal ini bisa terlihat dari kondisi gudang yang masih kosong. Gudang itu mampu menam­pung 100 motor dan 15 mobil. “Ada beberapa motor yang di­sim­pan,” katanya.

Prosedur untuk menggadaikan barang sangat mudah. Untuk perhiasan emas cukup fotokopi KTP. Sedangkan kendaraan bermotor perlu fotokopi KTP, STNK dan BPKB.

Heri menjelaskan, untuk ba­rang elektronik dan kendaraan ber­mo­tor, pihaknya hanya berani mem­bayar 60 persen dari nilai barang. Sedangkan emas 24 karat dihargai Rp 425 ribu per gram.

“Tapi har­ga emas tidak pasti karena hampir tiap bulan beru­bah. Yang me­nentukan pi­hak Pegadaian Pu­sat,” katanya.

Un­tuk mobil me­wah, pihak- ­nya mem­ba­tasi nilai gadai sam­pai Rp 250 juta. Sedangkan un­tuk emas, pi­hak­nya tak mem­batasi jumlah­nya. Berapa pun yang hendak diga­dai­kan siap diterima.

Jangka waktu pengambilan barang yang digadaikan minimal 15 hari dan paling lama empat bu­lan. Tingkat bunga yang di­terap­kan adalah satu persen dari nilai gadai untuk tenor 15 hari.

Bila sampai empat bulan tak juga bisa ditebus, bisa di­per­panjang hingga batas waktu yang tak ditentukan. “Yang penting nasabah masih membayar bu­nganya setiap bulan. Kalau sudah tidak membayar, barang akan dilelang,” jelasnya.

Pegadaian, lanjut Heri, akan memberitahukan kepada nasa­bah mengenai barang gadai yang ja­tuh tempo. “Biasanya ka­mi lang­sung mengirim surat ke alamat yang bersangkutan untuk mem­beritahukan bahwa jangka waktu pinjaman sudah habis,” terang Heri.

Bila sudah diberi peringatan dan barang tidak kunjung diam­bil, pihak Pegadaian akan mele­lang secepatnya.

Selama Lebaran Siapkan Rp 5 Triliun

Kepala Hubungan Masya­rakat (Humas) Perum Pega­daian Pusat Lucia Retna Wi­darti mengatakan, Perum Pe­gadaian akan menaikkan dana kredit sebesar 30 persen pada Lebaran. Sebab, terjadi pelo­n­jakan per­mintaan dana murah di Pega­daian.

Menurut Lucia, dana tersebut berasal dari kas internal yang telah dipersiapkan. Selain dari kas internal, dana juga di­per­oleh dari pinjaman berbagai bank seperti Bank BNI, dan Bank BRI.

 Lucia mengatakan, omset kredit Pegadaian hingga Juni 2011 mencapai Rp 36 triliun karena besarnya permintaan na­sabah. “Omset kredit itu me­ning­kat sekitar 27 persen di­bandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 28 triliun,” katanya.

Dia menambahkan, Pe­ga­daian pada 2011 menargetkan omset kredit sebesar Rp 84 triliun. “Menjelang hari raya dan tahun ajaran baru anak se­kolah, jumlah nasabah Pega­dai­an meningkat sekitar 30 persen dari biasanya,” ujarnya.

Sekretaris Perusahaan Pe­rum Pegadaian Lusyaretna me­nambahkan, pihaknya me­nyiap­kan dana sekitar Rp 5 tri­liun untuk mendukung pem­­bia­yaan atau kredit selama periode Le­baran 2011.

Untuk mempercepat dan mem­perlancar penyaluran kre­dit ke masyarakat, kata dia, Perum Pegadaian terus menam­bah jumlah gerai hingga men­capai 5.000 unit. “Kami opti­mis­tis bisa mencapai omset kre­dit tahun 2011,” katanya.

Optimisme ini, kata Lus­y­retna, didukung sejumlah kon­disi. Antara lain tahun ajaran baru dan Lebaran. Khusus meng­hadapi Lebaran, Pega­daian su­dah menyiapkan skema pem­biayaan murah.

Berdasarkan data Perum Pe­gadaian, selama Januari hing­ga Juni 2011, perusahaan pem­biayaan tersebut sudah me­nya­lurkan kredit sebesar Rp 30 tri­liun. “Jika dirata-rata, se­tiap bu­lan Pegadaian me­nya­lur­kan kredit Rp 5 triliun,” katanya.

Dari sisi kinerja, target kredit untuk tahun tersebut naik cu­kup tajam dibandingkan ta­hun 2010 yang mencapai Rp 75 tri­liun. Sedangkan laba bersih di tahun 2011 ditargetkan men­capai Rp 1,8 triliun atau naik dari tahun sebe­lumnya se­besar Rp 1,01 triliun. [rm]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA