"Urusan pertahanan keamanan (hankam) dan hubungan internasional, pada akhirnya akan berkaitan dengan urusan ekonomi, hingga urusan perut rakyat kita," ujar AHY dikutip melalui siaran langsung yang ditayangkan beberapa stasiun televisi.
AHY menjelaskan bahwa permasalahan pertahanan yang mempengaruhi kebutuhan logistik dapat dilihat dari peperangan Rusia dengan Ukraina. Di mana hal tersebut dirasakan pula oleh rakyat Indonesia.
"Contoh sederhana, mie instan yang kita konsumsi sehari-hari, produksinya sangat bergantung pada pasokan produksi gandum yang kita beli, kita dapatkan dari luar negeri. Salah satu pemasok utamanya adalah Ukraina. Saat terjadi perang di Ukraina seperti saat ini, maka pasokan produksi gandum menjadi sangat terbatas," kata AHY.
"Akibatnya, gandum menjadi langka. Kelangkaan gandum, mengakibatkan harganya meroket. Karena harga yang semakin mahal, maka daya beli
rakyat menurun," sambungnya.
Oleh karena itu, putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengaku tidak sepakat, apabila ada persepsi yang mengatakan persoalan pertahanan dan hubungan internasional tidak penting, karena tidak berdampak bagi dalam negeri.
"Ada yang mengatakan, kita tidak perlu ikut campur dan bereaksi berlebihan. Ada juga yang bersuara, kita fokus pada urusan dalam negeri saja.Menurut kami, pandangan seperti ini kurang tepat. Kita hidup dalam tatanan dunia yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi," demikian AHY.
BERITA TERKAIT: